Material pada hardscape Teknologi dan Konstruksi Hijau

49 Pemilihan material pada fasilitas umum seperti jalan, pedestrian, area parkir, papan penanda, bangku taman, dan bale banjar memiliki kesamaan seperti pada rumah tinggal mereka. Jalan umum untuk kendaraan memakai material aspal dan pedestrian dalam area permukiman desa menggunakan beton dengan kombinasi pasir dan batu kali. Penggunaan paving blok terdapat pada area masuk desa yang difungsikan sebagai lahan parkir. Pada desa ini belum terlihat adanya penggunaan material jalan, atap, dan lainnya yang khusus untuk mengurangi efek radiasi dari sinar matahari. Papan penanda menggunakan material bambu dan kayu yang dicat agar lebih tahan lama Gambar 43. Hal serupa juga digunakan pada konstruksi dan rangka atap dari bale banjar sedangkan bangku taman menggunakan campuran semen dan pasir yang dibentuk. Material bambu, kayu, dan alang-alang tergolong bahan bangunan yang dapat dibudidayakan. Bahan ini dapat diperoleh langsung dari tapak, begitu pula dengan pengolahannya dilakukan masih dalam area desa sehingga dibutuhkan energi transportasi yang relatif kecil. Material ini dipergunakan dengan proses pengolahan yang sederhana dan menghasilkan emisi dalam jumlah kecil. Hampir 75 bangunan dan elemen keras yang ada pada desa menggunakan bahan ini Gambar 41 a. Bale saka enem pada sampel rumah nomor 4 b. Dapur tradisional Gambar 42 Bangunan rumah tinggal dengan ornamen khas Bali a b 50 sehingga penggunaannya tergolong efisien dan optimal. Sisa sebagai bahan mentah dari material bangunan digunakan kembali untuk kebutuhan upacara adat warga. Hal ini meminimalkan sampah pada lingkungan sehingga bahan dan material ini tergolong ramah lingkungan. Material berupa pasir dan batu alam seperti batu padas, batu kali, dan lainnya termasuk bahan bangunan yang dapat digunakan kembali. Material ini dapat digunakan langsung untuk bangunan dan fasilitas lainnya dengan proses sangat sederhana yang membutuhkan energi relatif rendah dan emisi yang kecil. Walaupun bahan ini bersumber dari materi yang tidak dapat terbarukan tetapi dapat digunakan terus menerus dengan pengolahan tertentu sehingga bahan ini tergolong bahan bangunan ramah lingkungan. Material yang mengalami transformasi sederhana juga digunakan pada bangunan dan jalan pada desa ini. Penggunaan kembali bahan beton, batu bata, dan genting membuat bahan tersebut tergolong ramah lingkungan. Warga Desa Adat Penglipuran masih memanfaatkan sisa genting dan batu bata sebagai bahan untuk membuat kandang ternak disekitar permukiman mereka sehingga sampah yang dibuang pada lingkungan dapat diminimalkan. Material aspal pada jalan lingkar desa tergolong bahan yang tidak ramah lingkungan karena membutuhkan energi yang besar dalam pengolahannya. Penggunaan bahan kimia atau fosil juga terdapat didalamnya sehingga membutuhkan energi dan menghasilkan emisi yang tinggi. Gambar 43 Material-material yang digunakan pada fasilitas umum dan elemen keras lainnya 51

5.3 Penilaian LEED for Neighborhood Development Rating System

5.3.1 Pemilihan tapak dan penghubung

Terdapat 10 kriteria tolak ukur dalam parameter pemilihan tapak dan penghubung. Kriteria yang digunakan dalam penilaian pada parameter ini adalah Brownfield Redevelopment, Preffered Locations, Reduced Automobile Dependence, Bicycle Network, Housing and Jobs Proximity, School Proximity, Steep Slope Protection, Site Design for Habitat or Wetland Conservation, Restoration of Habitat or Wetland, dan Conservation Management of Habitat or Wetlands Tabel 3. Melalui kriteria-kriteria tersebut diketahui presentase nilai paramater pemilihan tapak penghubung yang didapat oleh Desa Adat Penglipuran. Penilaian berdasarkan parameter pemilihan tapak dan penghubung disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Penilaian berdasarkan parameter pemilihan tapak dan penghubung Kriteria Persyaratan Penilaian Kondisi Fisik Desa Nilai 1. Smart Location Linkage Brownfield Redevelopment Menempatkan permukiman pada tapak terkontaminasi untuk dilakukan pemulihan pada tapak tersebut 2 poin Desa Adat Penglipuran pada awalnya berada pada tapak yang dominan berupa hutan bambu alami dan tidak terdapat pencemaran dalam tapak. Preffered Locations Menempatkan permukiman pada tapak yang telah terdapat konstruksi awal, atau paving atau rekayasa lanskap. 75 dari luas tapak 10 poin 25 dari luas tapak 5 poin Kondisi awal Desa Adat Penglipuran berupa area alami yang tidak terdapat lahan terbangun sebelumnya tidak adanya konstruksi awal, dan rekayasa lanskap. Reduced Automobile Dependence 50 rumah tinggal dan tempat bekerja berjarak 400 m dari halte angkutan umum 1 poin. Tidak terdapat halte angkutan umum dalam jarak 400 meter dari Desa Adat Penglipuran. Bicycle Network Memiliki jalur sepeda antara permukiman dan tempat bekerja dan fasilitas parkir sepeda bukan pada rumah tinggal 1 poin. Tidak terdapat jalur khusus sepeda antara permukiman dan tempat bekerja serta fasilitas parkir sepeda. Housing and Jobs Proximity 25 tempat kerja terletak pada jarak 800 m dari 50 rumah tinggal 3 poin. Seluruh petani 25 dan pengrajin 22 memiliki tempat bekerja di dalam area desa dalam jarak kurang dari 800 m dari area rumah tinggal inti desa. 3 School Proximity Pemukiman berada dalam jarak 800 meter dari sekolah terdekat 1 poin. Sekolah dasar terdapat pada bagian selatan desa dalam jarak 450 m dari area rumah tinggal inti desa. 1 Steep Slope Protection Minimum dalam melakukan pengubahan bentuk lahan 1 poin. Pengubahan bentuk lahan secara terasering atau berundag-undag dilakukan pada area terbangun dengan presentase 13.64 15.28 ha dari total luas 113 ha. 1 52

5.3.2 Desain dan pola permukiman

Parameter desain dan pola permukiman memiliki 14 kriteria tolak ukur didalamnya. Kriteria yang digunakan dalam penilaian pada parameter ini adalah Compact Development, Diversity of Uses, Diversity of Housing Types, Reducing Parking Footprint, Walkable Streets, Street Network, Transit Facilities, Transportation Demand Management, Access to Surrounding Vicinity, Access to Public Spaces, Access to Active Spaces, Universal Accessibility, Community Outreach and Involvement, dan Food Production Tabel 3. Penilaian berdasarkan parameter desain dan pola permukiman disajikan pada Tabel 8. Tabel 7 Penilaian berdasarkan parameter pemilihan tapak dan penghubung lanjutan Kriteria Persyaratan Penilaian Kondisi Fisik Desa Nilai 1. Smart Location Linkage Site Design for Habitat or Wetland Conservation Tidak mengganggu habitat spesies dilindungi atau membuat penyangga disekitarnya, atau melakukan perlindungan pada badan air 1 poin. Tidak terdapat spesies dilindungi pada tapak desa. Badan air yang terdapat pada tapak berupa sungai yang dikelilingi oleh hutan alami. Peraturan adat desa melarang untuk merusak badan air. 1 Restoration of Habitat or Wetland Menggunakan tanaman lokal, atau memulihkan habitat lokal atau badan air pada tapak minimal seluas 10 area terbangun 1 poin. Penggunaan tanaman lokal berupa spesies bambu, tanaman kopi kopyol, dan kamboja khas Bali. Tidak terdapat pemulihan habitat lokal dan badan air. 1 Conservation Management of Habitat or Wetlands Terdapat rencana pengelolaan untuk habitat lokal atau badan air 1 poin. Adanya peraturan adat beserta sangsi-sangsinya untuk menjaga badan air yang terdapat pada Desa Adat Penglipuran ini. 1 Subtotal 8 Tabel 8 Penilaian berdasarkan parameter desain dan pola permukiman Kriteria Persyaratan Penilaian Kondisi Fisik Desa Nilai 2. Neighborhood Pattern and Design Compact Development Nilai kepadatan penduduk DUAcre: 10-20 1 poin; 20-30 2 poin; 30-40 3 poin; 40-50 4 poin; 50-60 5 poin; 60-70 6 poin; 70 7 poin. Nilai kepadatan desa sebesar 3.78 DUAcre dimana tidak memenuhi rentang nilai yang telah ditentukan Diversity of Uses 50 unit rumah tinggal berada dalam jarak 800 m dari 2 1 poin, 4 2 poin, 7 3 poin, dan 10 4 poin tempat-tempat publik. Sekolah dasar, toko kebutuhan sehari-hari, fasilitas rekreasi, dan tempat ibadah warga desa terdapat di dalam area desa dengan 600 m dari rumah tinggal warga. 2 Diversity of Housing Types Simpson Diversity Index 1- ΣnN 2 sebesar: 0.5-0.6 1 poin; 0.6-0.7 2 poin; 0.7 3 poin. n: DU dengan satu KK; N: DU dengan 1 KK. Nilai Simpson Diversity Index Desa Adat Penglipuran sebesar 0.854. 3 53 Tabel 8 Penilaian berdasarkan parameter desain dan pola permukiman lanjutan Kriteria Persyaratan Penilaian Kondisi Fisik Desa Nilai 2. Neighborhood Pattern and Design Reducing Parking Footprint Fasilitas parkir pada bagian samping atau belakang bangunan 2 poin. Fasilitas parkir 4 sampel rumah berada pada bagian belakang rumah yang terhubung dengan jalan lingkar desa. 2 Walkable Streets Fasad bangunan menghadap ke fasilitas publik seperti jalan, plaza, dan taman 4 poin. Lebar pedestrian 1.2 meter 4 poin atau Jalan pada area permukiman dikhususkan untuk kecepatan maksimum 20 kmjam 4 poin. Fasad angkul-angkul menghadap jalan utamapedestrian desa. Lebar pedestrian desa sebesar 2.4 m. Jalan lingkar desa tidak dikhususkan untuk kecepatan kendaraan maksimum 20 kmjam. 8 Street Network Pedestrian yang menghubungkan setiap bagian cul-des-sacs dari pemukiman 2 poin. Pedestrianjalan utama desa telah menghubungkan setiap bagian cul-de-sac desa Gambar 26. 2 Transit Facilities Terdapat halte angkutan umum setengah tertutup dengan atap dan minimal sebuah bangku pada bagian terluar permukiman 1 poin. Tidak terdapat halte angkutantransportasi umum pada desa. Transportation Demand Management Terdapat fasilitas transportasi publik dari permukiman menuju pusat kota 1 poin Tidak terdapat fasilitas transportasi umum yang melalui desa. Access to Surrounding Vicinity Terdapat minimal satu buah fasilitas jalan penyebrangan setiap 250 m pada jalan yang dilalui kendaraan bermotor 1 poin. Tidak terdapat fasilitas penyebrangan pada jalan lingkar desa. Access to Public Spaces Terdapat ruang terbuka sebagai area publik dengan luas 600 m 2 dan berada pada jarak 300 m dari rumah tinggal 1 poin. Taman makam pahlawan 976 m 2 terdapat dalam jarak rata-rata 403 m, Bale banjar 630 m 2 memiliki jarak rata-rata 158 m dari 4 sampel rumah tinggal. 1 Access to Active Spaces Terdapat ruang terbuka untuk olahraga atau kegiatan aktif dengan jarak 800 m dari rumah tinggal 1 poin. Lapangan olahraga dengan luas 1776 m 2 dengan jarak rata-rata 266 m dari keempat sampel rumah. 1 Universal Accessibility Terdapat fasilitas khusus bagi penduduk balita, lanjut usia, dan cacat pada pedestrian permukiman 1 poin. Tidak terdapat fasilitas khusus bagi penduduk balita, lanjut usia, dan cacat pada pedestrian permukiman. Community Outreach and Involvement Melibatkan masyarakat setempat dalam melakukan pembangunan permukiman yang ada 1 poin. Musyawarah desa selalu dilakukan dalam setiap keputusan yang tidak tercapai oleh peraturan adat dan adanya gotong royong. 1 Food Production Terdapat budidaya tanaman pangan atau pasar tradisional dengan jarak 400 meter dari permukiman 1 poin. Tidak terdapat budidaya budidaya tanaman pangan atau pasar tradisional dalam desa. Subtotal 20