Pasar tradisional dan hasil pertanian

45 5.2.3.3 Rehabilitasi cagar budaya Berdasarkan UU RI No 11 Tahun 2010, Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat danatau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, danatau kebudayaan melalui proses penetapan. Desa Adat Penglipuran dapat ditetapkan sebagai sebuah Kawasan Cagar Budaya yang didalamnya terdapat lebih dari satu Bangunan Cagar Budaya namun Kepala Adat dan warga desa menolak untuk menjadikan desa mereka sebagai Kawasan Cagar Budaya yang ditetapkan oleh pemerintah. Mereka beralasan bahwa desa ini merupakan milik adat dan leluhur mereka yang sudah ditetapkan dalam awig-awig desa untuk dijaga keberlanjutan dan keasliannya sehingga dapat mendatangkan manfaat positif bagi mereka sendiri. Kepemilikan oleh adat tersebut menjadikan lahan, rumah tinggal, dan bangunan-bangunan mereka tidak dapat beralih tangan dan dijual kepada orang lain. Hak pakai hanya diperoleh bagi warga asli Desa Adat Penglipuran.

5.2.3.4 Pengembangan pemukiman

Sejak awal leluhur Desa Adat Penglipuran sudah menetapkan bahwa desa ini terdiri dari 77 kavling permukiman beserta area pengembangan pada zona nista di bagian paling belakang setiap kavling rumah tinggal. Hal tersebut berarti masyarakat dahulu sudah memikirkan apabila terjadi pertambahan jumlah penduduk area tersebut dapat digunakan sebagai pengembangan permukiman. Jumlah 77 kavling rumah tinggal tersebut memang tidak berubah hingga saat ini, namun munculnya rumah tinggal-rumah tinggal baru di luar area inti desa tidak sesuai dengan konsep awal dari peraturan adat. Peraturan adat menetapkan bahwa area permukiman hanya pada area inti desa 77 kavling. Hal ini bertujuan menjaga area penyangga desa yang berupa lingkungan alami desa hutan alami, hutan bambu, dan tegalan. Berdasarkan hasil observasi lapang, rumah tinggal baru diluar area inti tersebut mengambil lokasi pada lingkungan alami desa yang berupa hutan alami dan tegalan desa Gambar 36.

5.2.3.5 Pemeliharaan tapak terkontaminasi

Berdasarkan wawancara dengan kepala adat Desa Penglipuran, desa tidak memiliki tapak atau area yang terkontaminasi dan mengalami kerusakan yang berarti saat ini sehingga tidak adanya pemeliharaan khusus bagi tapak yang terkontaminasi. Warga desa sendiri menjaga dan memelihara lingkungan desa Gambar 36 Rumah tinggal pada luar area inti desa