54
5.3.3 Teknologi dan konstruksi hijau
Terdapat 12 kriteria tolak ukur penilaian dalam parameter teknologi hijau dan penghubung, yaitu Reduced Water Use, Building Reuse and Adaptive Reuse,
Reuse of Historic Building, Minimize Site Disturbance through Site Design, Contaminant Reduction, Heat Island Reduction, On-Site Renewable Energy
Sources, Infrastructure Energy Efficiency, Wastewater Management, Recycled Content in Infrastructure, Construction Waste Management, dan Comprehensive
Waste Management Tabel 3. Penilaian berdasarkan parameter desain dan pola permukiman disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9 Penilaian berdasarkan parameter teknologi dan konstruksi hijau Kriteria
Persyaratan Penilaian Kondisi Fisik Desa
Nilai 3. Green Construction and Technology
Reduced Water Use
Menggunakan air tangkapan hujan atau olahan air buangan
untuk irigasi, atau Pekarangan tidak membutuhkan
sistem irigasi permanen 1 poin. Pekarangan dalam tiap kavling
rumah tinggal tidak memiliki sistem irigasi yang permanen
dan mengamdalkan air hujan untuk menyiram pekarangan.
1
Building Reuse and Adaptive
Reuse Menggunakan kembali bangunan
yang tidak terpakai untuk peruntukan lainnya 1 poin.
Bangunan rumah tinggal selalu digunakan untuk setiap
keturunan keluarga mereka. 1
Reuse of Historic Building
Melakukan rehabilitasi bangunan cagar budaya 1 poin.
Bangunan-bangunan tradisional dijaga dan dilestarikan oleh
masyarakat desa. 1
Minimize Site Disturbance
through Site Design
Pengembangan permukiman tidak merusak lingkungan alami yang
ada 1 poin. Pengembangan permukiman
pada luar area inti desa menggunakan lahan alami yang
dimiliki oleh desa.
Contaminant Reduction
Melakukan pemeliharaan berkelanjutan pada tapak yang
terkontaminasi 1 poin. Desa melakukan memelihara
lingkungan sekitar tapak yang diatur dalam peraturan adat.
1 Heat Island
Reduction Pada area terbuka pedestrian,
parkir menggunakan material dengan nilai SRI maksimal 29
atau menempatkan fasilitas parkir pada area ternaungi pohon,
bawah tanah dan
50 bangunan permukiman menggunakan atap hijau 1 poin.
Atap rumah tinggal tradisional desa menggunakan bahan
bambu, namun infrastruktur belum memiliki material dengan
nilai SRI seperti yang ditentukan, penempatan plaza
parkir tidak pada tempat ternaungi, dan tidak adanya atap
hijau.
On-Site Renewable
Energy Sources Terdapat sumber energi alternatif
ramah lingkungan 1 poin. Tidak terdapat sumber energi
alternatif ramah lingkungan. Infrastructure
Energy Efficiency
Terdapat lampu taman, lampu jalan, pompa air, dan infrastruktur
hemat energi lain 1 poin. Tidak terdapat lampu taman,
lampu jalan, dan infrastruktur lainnya yang hemat energi.
Wastewater Management
Terdapat pengelolaan air buangan untuk digunakan kembali sebesar
50 dari jumlah total air buangan 1 poin.
Tidak Terdapat pengelolaan air buangan.
55
5.3.4 Tingkat Hijau Lanskap Desa Adat Penglipuran Penilaian tingkat hijau berdasarkan LEED for Neighborhood Development
Rating System memberikan 4 tingkat sertifikasi certification levels, yaitu certified 37.74, silver 47.17, gold 56.60,dan platinum 75.47.
LEED Neighborhood Development Rating System terdiri dari 4 parameter dan 49 kriteria tolak ukur memiliki total nilai sebesar 106 poin 100. Penilaian tingkat
hijau Desa Adat Penglipuran menggunakan 3 parameter dan 36 kriteria tolak ukur yang ada dalam LEED for Neighborhood Development Rating System sehingga
memiliki total nilai 68 poin. Berikut nilai dan tingkat hijau yang diperoleh oleh Desa Adat Penglipuran.
Desa Adat Penglipuran mendapa tingkat Silver 34 poin dalam penilaian LEED for Neighborhood Development Rating System. Berdasarkan hasil penilaian
tersebut, terlihat masing-masing parameter memiliki nilai presentase yang berbeda satu sama lain. Penilaian berdasarkan parameter pemilihan tapak dan penghubung
Desa Adat Penglipuran memperoleh nilai 8 poin dari total nilai keseluruhan sebesar 22 poin atau sebesar 36.36. Nilai yang didapat Desa Adat Penglipuran
Tabel 10 Tingkat hijau Desa Adat Penglipuran Tingkat Hijau
LEED Penelitian
Desa Adat Penglipuran Certified
40-49 poin 37.74
26-31 poin 37.74
Silver
50-59 poin 47.17
32-37 poin 47.17
34 poin
Gold
60-79 poin 56.60
38-51 poin 56.60
Platinum
80-106 poin 75.47
52-68 poin 75.47
Tabel 9 Penilaian berdasarkan parameter teknologi dan konstruksi hijau lanjutan Kriteria
Persyaratan Penilaian Kondisi Fisik Desa
Nilai 3. Green Construction and Technology
Recycled Content in
Infrastructure Menggunakan material yang dapat
didaur ulang pada jalan, area parkir, pedestrian, dan elemen
keras lainnya 1 poin. Jalan, area parkir, pedestrian,
papan penanda, bangunan rumah tinggal, dan bangunan adat
menggunakan material yang dapat digunakan kembali melalu proses
yang relatif sederhana. 1
Construction Waste
Management Menggunakan kembali mendaur
ulang kurang lebih 50 puing atau sisa konstruksi yang tidak
beracun 1 poin. Penggunaan kembali puing atau
sisa bahan bangunan sebagai material kandang ternak.
1 Comprehensive
Waste Management
Terdapat tempat pembuangan khusus untuk sampah berbahaya
atau beracun, dan Terdapat tempat pemisahan dan
pembuangan sampah yang dapat didaur ulang kembali 1 poin.
Tidak terdapat perlakuan khusus seperti pemilahan sampah beracun
atau yang dapat didaur ulang pada desa.
Subtotal 6
56 dalam penilaian berdasarkan parameter desain dan pola permukiman sebesar 20
poin dari total nilai keseluruhan 34 poin atau sebesar 58.82 sedangkan berdasarkan parameter teknologi dan konstruksi hijau memperoleh nilai 6 poin
dari total nilai sejumlah 12 poin atau sebesar 50.00.
Pada parameter atau aspek pemilihan tapak dan penghubung terdapat kriteria penilaian LEED for Neighborhood Development Rating System yang
tidak dapat dipenuhi oleh Desa Adat Penglipuran. Kriteria brownfield redevelopment dan preffered locations memiliki persyaratan dimana tapak awal
suatu pemukiman harus menempati area terkontaminasi dan sebelumnya telah terdapat lahan terbangun. Desa Adat Penglipuran tidak memenuhi syarat tersebut,
namun desa telah memiliki prinsip hijau dalam pemilihan tapak awal pemukiman. Pemilihan letak awal pemukiman berada pada lanskap alami hutan bambu yang
dekat dengan sumber air sungai dan pusat pemerintahan Kerajaan Bangli saat itu. Hutan bambu dan sungai menjadi sumber daya alam utama yang
dimanfaatkan oleh masyarakat desa saat itu. Kriteria reduced automobile dependence dan bicycle network yang memiliki persyaratan pemukiman berjarak
dekat dengan halte dan memiliki fasilitas sepeda jalur dan parkir juga tidak dipenuhi oleh Desa Adat Penglipuran. Masyarakat Desa Adat Penglipuran
melakukan mobilisasi di dalam area desa dengan berjalan kaki. Masyarakat desa dominan memiliki tempat bekerja di dalam area desa sehingga tidak diperlukan
fasilitas sepeda dan angkutan umum dalam mencapai lokasi pekerjaan. Hal tersebut juga memiliki prinsip yang ramah akan lingkungan.
Pada parameter desain dan pola permukiman juga terdapat kriteria penilaian yang tidak dapat dipenuhi oleh desa. Kriteria compact development yang menilai
kepadatan pemukiman dalam DUacre dimana semakin tinggi nilai kepadatan semakin baik, tidak dipenuhi oleh Desa Adat Penglipuran. Karakteristik suatu
lanskap pedesaan ialah memiliki banyak ruang terbuka dan jarak pandang yang luas. Hal ini terdapat pada penataan lanskap Desa Adat Penglipuran. Memiliki
banyak ruang terbuka dan jarak pandang luas berarti meminimalkan lahan terbangun yang berguna untuk konservasi lahan dan mengurangi dampak
kerusakan lingkungan. Kriteria acces to surrounding vicinity memiliki persyaratan dimana terdapat suatu fasilitas penyebrangan pada jalan yang dilalui kendaraan
bermotor. Desa Adat Penglipuran tidak memenuhi syarat tersebut, namun desa memiliki jalan lingkar yang dilalui kendaraan bermotor, berukuran kecil, dan
hanya dilalui oleh warga desa saja sehingga pejalan kaki tidak terganggu oleh kendaraan bermotor. Kriteria universal accessibility memiliki persyaratan jalan
pedestrian desa memiliki fasilitas khusus bagi balita, lanjut usia, penderita cacat. Hal tersebut tidak dapat dipenuhi oleh desa, tetapi pola penataan pemukiman Desa
Adat Penglipuran memiliki akses penghubung antar rumah tinggal berupa tangga rendah dengan bahan alami rumput.
Pada parameter teknologi dan konstruksi hijau terdapat 2 kriteria yang tidak dipenuhi namun desa memiliki kearifan lokal yang masih berkaitan. Kriteria
pertama ialah minimize site disturbance through site design yang memiliki persyaratan pengembangan pemukiman dilakukan pada area yang sudah
ditetapkan dan tidak merusak lingkungan alami yang ada. Pertambahan jumlah penduduk pada Desa Adat Penglipuran menyebabkan pengembangan pemukiman
di luar area inti desa sehingga mengambil lingkungan alami desa. Setiap kavling rumah tinggal warga memiliki pola sama yang diatur dalam peraturan adat awig-