Metode Penelitian Kajian Arsitektur Hijau Desa Adat Penglipuran Bali

15 Tabel 3 Kriteria LEED for Neighborhood Development Rating System yang digunakan Rating Tolok Ukur Nilai Evaluasi Nilai Nilai Maksimum 1. Smart Location Linkage 21 Brownfield Redevelopment Pemukiman berada pada tapak yang terkontaminasi oleh polusi udara, tanah, air, dan harus melakukan pemulihan atau remediasi untuk penggunaan di masa yang akan datang. 2 2 Preffered Locations Pemukiman berada pada tapak dimana 75 dari luasnya telah terbangun adanya konstruksi awal, paving, dan rekayasa lanskap 10 poin, atau Pemukiman berada pada tapak dimana 25 dari luasnya telah terbangun adanya konstruksi awal, paving, dan rekayasa lanskap 5 poin. 5-10 10 Reduced Automobile Dependence Sejumlah 50 dari rumah tinggal dan tempat bekerja berada pada jarak 400 meter dari halte angkutan umum. 1 1 Bicycle Network Memiliki jalur khusus sepeda yang menghubungkan permukiman dan tempat bekerja terdekat, dan fasilitas parkir sepeda pada bangunan yang bukan rumah tinggal. 1 1 Housing and Jobs Proximity Sejumlah 25 tempat bekerja penduduk terletak pada jarak 800 meter dari 50 rumah tinggal pada permukiman. 3 3 School Proximity Pemukiman berada dalam jarak 800 meter dari sekolah terdekat. 1 1 Steep Slope Protection Minimum dalam melakukan pengubahan bentuk lahan slope protection 15 1 1 Site Design for Habitat or Wetland Conservation Tidak mengganggu habitat spesies dilindungi jika terdapat pada tapak atau membuat penyangga disekitarnya, atau melakukan perlindungan terhadap badan air yang terdapat pada tapak jika terdapat badan air pada tapak. 1 1 Restoration of Habitat or Wetland Menggunakan tanaman lokal, atau memulihkan habitat lokal atau badan air pada tapak seluas minimal 10 area terbangun. 1 1 16 Tabel 3 Kriteria LEED for Neighborhood Development Rating System yang digunakan lanjutan Rating Tolok Ukur Nilai Evaluasi Nilai Nilai Maksimum 1. Smart Location Linkage 1 Conservation Management of Habitat or Wetlands Membuat rencana pengelolaan jangka panjang untuk konservasi habitat lokal pada tapak dengan habitat lokal dilindungi atau membuat rencana pengelolaan jangka panjang untuk konservasi badan air pada tapak dengan badan air. 1 1 2. Neighborhood Pattern Design 14 Compact Development Kepadatan pemukiman memenuhi nilai dibawah ini DUacre: a. 10-20 1 poin b. 20-30 2 poin c. 30-40 3 poin d. 40-50 4 poin e. 50-60 5 poin f. 60-70 6 poin g. 70 7 poin 1-7 7 Diversity of Uses Sejumlah 50 unit rumah tinggal berada dalam jarak 800 meter dari 2 1 poin, 4 2 poin, 7 3 poin, dan 10 4 poin tempat-tempat publik berikut list of diverse uses: a. Bank b. Toko kebutuhan sehari-hari c. Fasilitas rekreasi outdoor d. Perpustakaan e. Rumah Sakit atau Puskesmas f. Apotek g. Tempat ibadah h Kantor polisi i. Kantor pos j. Sekolah k. Pasar tradisional. 1-4 4 Diversity of Housing Types Memenuhi angka Simpson Diversity Index 1- ΣnN 2 sebesar: a. 0.5-0.6 1 poin b. 0.6-0.7 2 poin c. 0.7 3poin n: jumlah DU dengan satu kepala keluarga N: jumlah DU dengan 1 kepala keluarga 1-3 3 17 Tabel 3 Kriteria LEED for Neighborhood Development Rating System yang digunakan lanjutan Rating Tolok Ukur Nilai Evaluasi Nilai Nilai Maksimum 2. Neighborhood Pattern Design 20 Reducing Parking Footprint Menempatkan seluruh fasilitas parkir pada bagian samping atau belakang bangunan, dan membiarkan bagian depan bangunan bebas dari fasilitas tersebut. 2 2 Walkable Streets Fasad bangunan menghadap ke fasilitas publik seperti jalan, plaza, dan taman 4 poin. Lebar pedestrian minimal 1.2 meter 4 poin atau jalan yang ada pada area pemukiman dikhususkan untuk kecepatan kendaraan maksimum 20 kmjam 4 poin. 4-8 8 Street Network Terdapat pedestrian yang menghubungkan setiap bagian cul-des- sacs dari pemukiman. 2 2 Transit Facilities Terdapat halte angkutan umum setengah tertutup dengan atap dan minimal sebuah bangku pada bagian terluar pemukiman. 1 1 Transportation Demand Management Terdapat fasilitas transportasi publik dari pemukiman menuju pusat kota. 1 1 Access to Surrounding Vicinity Terdapat minimal satu buah fasilitas jalan penyebrangan setiap 250 m pada jalan yang dilalui kendaraan bermotor dalam area pemukiman. 1 1 Access to Public Spaces Terdapat ruang terbuka taman atau plaza sebagai area publik dengan luas minimal 600 m 2 dan berada pada jarak maksimal 300 meter dari rumah tinggal. 1 1 Access to Active Spaces Terdapat ruang terbuka untuk berolahraga atau kegiatan aktif dengan jarak 800 meter dari rumah tinggal. 1 1 Universal Accessibility Pedestrian pemukiman dapat dilalui oleh penduduk segala usia dan cacat. 1 1 Community Outreach and Involvement Melibatkan masyarakat setempat dalam melakukan pembangunan pemukiman yang ada. 1 1 Food Production Terdapat budidaya pertanian penduduk asli atau pasar tradisional dengan jarak 400 meter dari pemukiman. 1 1 18 Tabel 3 Kriteria LEED for Neighborhood Development Rating System yang digunakan lanjutan Rating Tolok Ukur Nilai Evaluasi Nilai Nilai Maksimum 3. Green Construction and Technology 12 Reduced Water Use Menggunakan air tangkapan hujan atau olahan air buangan untuk kebutuhan irigasi. dan pekarangan tidak membutuhkan sistem irigasi permanen. 1 1 Building Reuse and Adaptive Reuse Menggunakan kembali bangunan yang tidak terpakai untuk peruntukan lainnya dan melakukan perbaikan 50 dari struktur eksisting bangunan. 1 1 Reuse of Historic Building Melakukan rehabilitasi bangunan cagar budaya yang telah ditetapkan oleh pemerintah. 1 1 Minimize Site Disturbance through Site Design Pengembangan permukiman hanya dilakukan pada area yang sebelumnya telah terbangun dan tidak merusak lingkungan alami yang ada. 1 1 Contaminant Reduction Melakukan pemeliharaan berkelanjutan pada tapak yang terkontaminasi Brownfield Redevelopment. 1 1 Heat Island Reduction Pada area terbuka pedestrian, parkir menggunakan material dengan nilai SRI maksimal 29 atau menempatkan fasilitas parkir pada area ternaungi pohon, bawah tanah dan 50 bangunan permukiman menggunakan atap hijau vegetasi 1 1 On-Site Renewable Energy Sources Terdapat sumber energi alternatif ramah lingkungan seperti solar, angin, biomasa, panas bumi, dan lainnya. 1 1 Infrastructure Energy Efficiency Terdapat lampu taman, lampu jalan, pompa air, dan infrastruktur lainnya yang hemat energi mereduksi 15 energi. 1 1 Wastewater Management Terdapat pengelolaan air buangan untuk digunakan kembali sebesar 50 dari jumlah total air buangan. 1 1 Recycle Content in Infrastructure Menggunakan material yang dapat didaur ulang pada jalan, area parkir, pedestrian, dan elemen keras lainnya. 1 1 Construction Waste Management Menggunakan kembalimendaur ulang kurang lebih 50 puing atau sisa konstruksi yang tidak beracun. 1 1 Comprehensive Waste Management Terdapat tempat pembuangan khusus untuk sampah berbahaya atau beracun. Terdapat tempat pemisahan dan pembuangan sampah yang dapat didaur ulang kembali serta pengomposan. 1 1 19 3. Sintesis merupakan tahapan pengolahan hasil analisis dan penilaian berdasarkan LEED for Neighborhood Development Rating System. Tahap ini dilakukan penjumlahan semua nilai skoring untuk didapatkan suatu tingkat hijau dari lanskap Desa Adat Penglipuran. Kemudian dari tingkat hijau dan penilaian tersebut akan dirumuskan rekomendasi bagi Desa Adat Penglipuran guna menjaga dan meningkatkan tingkat hijau desa tersebut.

3.3 Batasan Penelitian

Penelitian Kajian Arsitektur Hijau Desa Adat Penglipuran di Bali ini hanya menggunakan 36 kriteria dalam 3 parameter dari total 49 kriteria dalam 4 parameter untuk melakukan penilaian tingkat hijau berdasarkan LEED for Neighborhood Development Rating System yang dikeluarkan oleh USGBC. Rekomendasi berupa model lanskap desa diberikan berdasarkan hasil penilaian tingkat hijau dan tata ruang Desa Adat Penglipuran. 20 4 KONDISI UMUM DESA PENGLIPURAN 4.1 Aspek Fisik 4.1.1 Geografis Desa Adat Penglipuran termasuk dalam batas administratif pemerintahan wilayah Desa Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. Desa Adat Penglipuran memiliki luas wilayah 113 Ha yang terdiri dari pekarangan, hutan bambu, hutan vegetasi lainnya, lahan pertanian, dan permukiman. Desa Adat Penglipuran terletak 5,5 km sebelah utara Kota Bangli, serta memiliki batas-batas fisik wilayah sebagai berikut: Utara : Desa Adat Kayang Timur : Desa Adat Kubu Selatan : Desa Adat Gunaksa Barat : Desa Adat Cekeng, Sungai Sangsang Sungai Sangsang yang terdapat pada sebelah barat desa memiliki tebing yang curam dan air yang bersih mengalir dari utara ke selatan. Sungai ini masih dimanfaatkan penduduk sekitarnya sebagai pemandian umum, juga sebagai sumber air ketika air PDAM sedang mati. Jarak tempuh dari Desa Adat Penglipuran menuju sungai tersebut kurang lebih 750 meter Pemkab Bangli 2010.

4.1.2 Topografi

Desa Adat Penglipuran terletak pada ketinggian 500-600 m diatas permukaan laut, sehingga termasuk wilayah dataran tinggi. Permukaan tanah pada desa mempunyai perbedaan tinggi 5-15 m. Jenis tanah berupa lempung berpasir berwarna kemerahan latosol. Terletak pada dataran tinggi yang berlereng membuat daerah sekitar desa ini banyak dikelilingi kondisi tanah yang curam dan berupa hutan. Desa ini memanjang dari utara hingga ke selatan dengan kontur yang menurun Dwijendra 2003.

4.1.3 Tata Guna Lahan

Tata guna lahan di Desa Adat Penglipuran dilandasi oleh filosofi Tri Angga, yaitu Hulu kepala, Antara badan, Teben kaki yang sekaligus menjadi tata nilai utama, madya, dan nista Tri Mandala. Penggunaan lahan pada zona Hulu secara dominan berupa tempat sucilaba pura dan hutan. Zona Antara berisikan permukiman, fasilitas umum, tegalan, dan hutan. Zona Teben secara dominan berupa pemakaman, tegalan, dan hutan Gambar 8. Berdasarkan catatan Statistik Lingkungan Penglipuran, penggunaan lahan desa sebagai berikut: Tabel 4 Penggunaan lahan Desa Penglipuran No Jenis Penggunaan Lahan Luas Ha 1 Permukiman dan fasilitas umum 5.6 2 Tegalan 56 3 Hutan 41 4 Tempat suci 0.8 5 Kuburan 7 6 Lain-lain 2.6 Total 113 Sumber: BPS Pemkab Bangli 2008 21

4.1.4 Iklim

Ditinjau dari segi iklim, Desa Adat Penglipuran memiliki suhu berkisar antara 18-32 C dan curah hujan rata-rata berkisar 2000-2500 mmtahun. Curah hujan tertinggi terjadi bulan Desember-Maret dan terendah pada bulan Agustus BPS Pemkab Bangli 2008. Pada tahun 2009 Desa Adat Penglipuran memiliki curah hujan rata-rata sebesar 2573 mmtahun, suhu rata-rata mencapai 29 C dengan kelembaban udara mencapai 85 BPS Pemkab Bangli 2010.

4.2 Aspek Sejarah

Desa Adat Penglipuran secara pasti tidak diketahui kapan pertama kali ditempati. Masyarakat mengakui bahwa desa ini terbentuk pada jaman Kerajaan Bangli yang dimana Kota Bangli sendiri saat ini sudah berusia kurang lebih 793 tahun Dwijendra 2009. Kata Penglipuran sendiri memiliki dua arti berbeda yang diakui oleh masyarakat dan pemuka adat setempat. Arti yang pertama berasal dari kata lipur yang berarti menghibur. Pondok di hutan sebagai tempat untuk menghibur hati Gambar 8 Tata guna lahan Desa Adat Penglipuran