Ruang Lingkup Penelitian PENDAHULUAN 1.1. Latar

16 goreng tersebut diperkirakan akan tetap tinggi seiring dengan peningkatan jumlah penduduk 2 . Berdasarkan tabulasi data dapat diinformasikan bahwa pabrik minyak goreng di Indonesia telah berkembang di 13 provinsi. Wilayah terluas terdapat di Sumatera, kemudian Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan. Lima propinsi terluas berturut-turut adalah Sumatera utara 30.46 persen, Riau 24.83 persen, DKI Jakarta 13.01 persen, Jawa timur 9.62 persen, dan Sumatera selatan 7.18 persen. Data 10 pelaku usaha terbesar beserta kapasitas produksi dan market share masing-masing perusahaan minyak goreng di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 5 Prasetowo et al. 2008 : Tabel 5. Data 10 Pelaku Usaha Terbesar Beserta Kapasitas Produksi dan Market Share masing-masing Perusahaan Minyak Goreng di Indonesia No Pelaku Usaha Kapasitas Produksi Tontahun Market Share 1 Wilmar Group 5 perusahaan 2 819 400 18.27 2 Musim Mas 6 perusahaan 2 109 000 13.67 3 Permata HIjau Group 3 perusahaan 932 000 6.04 4 PT Smart 713 027 4.62 5 Salim Group 654 900 4.24 6 PT Bina Karya Prima 370 000 2.40 7 PT Tunas Baru Lampung Sungai Budi Group 355 940 2.31 8 BEST Group 341 500 2.04 9 PT Pacifik Palmindo Industri 310 800 2.01 10 PT Asian Agro Agung Jaya RGM Group 307 396 1.99 11 Lainnya 6.542.637 42.40 Total 15.430.000 100.00 Sumber : Bank Indonesia, 2008 Dilihat dari bahan bakunya, minyak goreng yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah minyak goreng sawit. Konsumsi minyak goreng Indonesia pada tahun 2005 meningkat hingga sekitar 1 juta ton. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 6. 2 http:www.scribd.comdoc7789866711Produksi ‐dan‐Konsumsi‐Minyak‐Goreng‐Sawit‐ Nasional . Produksi dan Konsumsi Minyak Goreng Nasional. Di akses tanggal 16 juli 2012. 17 Tabel 6. Peningkatan Konsumsi Minyak Goreng Tahun 1999-2005 Tahun Konsumsi Per Kapita Ton 1999 141.50 2000 347.00 2001 658.20 2002 962.03 2003 976.62 2004 991.22 2005 1005.82 Sumber : BPS, 2012 Menurut data Kementerian Perindustrian 2005, produksi minyak goreng Indonesia pada tahun 2005 meningkat hingga 11.6 persen atau sekitar 6.43 juta ton, sedangkan konsumsi per kapita minyak goreng Indonesia mencapai 16.5 Kg per tahun dengan konsumsi per kapita khusus untuk minyak goreng sawit sebesar 12.7 kg per tahun. Perkembangan produksi minyak goreng Indonesia hingga tahun 2005 dan peningkatan konsumsi nasional minyak goreng disajikan pada tabel 7. Tabel 7. Perkembangan Produksi Minyak Goreng Kelapa dan Minyak Sawit di Indonesia Tahun 2001-2005 Tahun Minyak Goreng Kelapa Minyak Goreng Sawit Total Pertumbuhan 2001 0.22 3.89 4.11 - 2002 0.23 4.20 4.43 7.8 2003 0.95 4.22 5.17 16.7 2004 0.99 4.77 5.76 11.4 2005 1.04 5.39 6.43 11.6 Sumber : Data Consult,2006 dalam Erliza,et al. 2008 Dengan porsi hanya sekitar 30 persen dari produksi CPO, pengadaan bahan baku untuk minyak goreng sawit dalam negeri sebenarnya tidak mengalami kendala. Namun, kecenderungan naiknya permintaan CPO di pasar dunia yang merupakan bahan baku minyak goreng dan sebagai bioeful yang berperan untuk mensubstitusikan minyak bumi membuat pengusaha ingin mendapat keuntungan sebanyak-banyaknya dari penjualan CPO ke luar negeri, dengan kata lain daya tarik pasar ekspor menjadi prioritas pengusaha, Akibatnya pasokan minyak 18 goreng domestik terancam langka, sebab kelangkaan minyak goreng bisa terjadi karena kekurangan salah satu komponen minyak goreng yaitu CPO.

2.4.2. Perkembangan Produksi dan Konsumsi Margarin di Indonesia

Diantara subsektor industri yang perkembangannya sangat pesat adalah subsektor industri pangan. Salah satu jenis industri pangan yang dibutuhkan dan pemakaiannya terus meningkat akibat permintaan semakin banyak adalah industri margarin. Selama ini Indonesia masih mengimpor margarin dari berbagai Negara, karena produksi dalam negeri belum mencukupi. Pada tahun 2001-2006 impor margarin Indonesia terus meningkat dan pada tahun 2007-2010 mengalami penurunan. Kuantitas impor margarin selama tahun 2001-2010 dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Kuantitas Impor Margarin Indonesia Tahun 2001-2010 Tahun Volume Impor kg Nilai US 2001 2 202 490 2 045 949 2002 2 302 700 1 929 918 2003 2 863 986 2 866 048 2004 3 226 603 2 930 147 2005 3 500 842 4 432 450 2006 5 781 229 7 095 733 2007 4 315 142 7 433 683 2008 4 932 611 11 758 302 2009 3 968 565 14 542 000 2010 4 224 185 185 34 526 Sumber : Kementerian Perindustrian, 2012 Industri margarin merupakan salah satu industri yang sudah cukup lama berkembang di Indonesia dan hingga saat ini tercatat sekitar 17 perusahaan yang bergerak dalam industri ini. Kendati sudah berkembang cukup lama, ternyata untuk meningkatkan kemampuan produksi dan mendongkrak pangsa pasar tetap saja perusahaan mengalami kesulitan. Kapasitas 17 perusahaan margarin di Indonesia memiliki total kapasitas produksi 357 900 ton per tahun. Industri margarin tersebar pada enam provinsi yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa