Kelapa Sawit di Indonesia
19 Timur, Jawa Tengah, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Kapasitas terbanyak
yaitu di provinsi DKI Jakarta sebesar 230 700 ton per tahun, dengan jumlah perusahaan industri margarin sebanyak enam perusahaan. Kapasitas produksi
terkecil berada di provinsi Sumatera Barat sebesar 660 ton per tahun dengan satu perusahaan industri margarin Anita 2011. Produsen industri margarin Indonesia
dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Produsen Industri Margarin Indonesia
No Provinsi Perusahaan
Industri Margarin
Kapasitas Produksi
Tonthn 1 DKI
Jakarta 6
230 700
2 Jawa Barat
3 31
700 3
Jawa Timur 3
85 500 4 Jawa
Tengah 1
900 5
Sumatera Barat 3
8 440 6 Sumatera
Utara 1
660 Total 17
357 900
Sumber : PT.CIC , 2011 dalam Fuji, 2011
Sebagai produsen terbesar ke dua untuk kelapa sawit, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan produk margarin. Kebutuhan margarin
tidak hanya untuk rumah tangga tetapi juga oleh berbagai industri makanan. Perkembangan produksi margarin di Indonesia tahun 2003 – 2010 dapat dilihat
pada Tabel 10.
Tabel 10. Perkembangan Produksi Margarin Indonesia Tahun 2003 – 2010
Tahun Produksi Margarin 000 Kg
Harga RpKg 2003
405.40 10 124
2004 214.40
11 351 2005
23.30 10 053
2006 61.00
10 053 2007
53.00 12 073
2008 45.10
13 319 2009
275.80 13 882
2010 283.90
14 256 Sumber : BPS diolah 2012
Berdasarkan Tabel 11 terlihat bahwa produksi margarin Indonesia sangat berfluktuatif. Terjadi penurunan yang sangat drastis pada tahun 2004 ke 2005
20 yaitu dari jumlah produksi 214.40 000 Kg menjadi 23.30 000 Kg, kemudian
pada tahun 2009 terjadi peningkatan produksi lagi sebesar 275.80 000 Kg. Penurunan produksi margarin di Indonesia dari tahun 2003 hingga 2010, tidak
diikuti oleh penurunan harga jual margarin tersebut yang terbukti nilainya dari tahun ke tahun semakin besar, sehingga pengembangan margarin masih menjadi
peluang yang besar. Penggunaan margarin di Indonesia semakin meluas. Menurut hasil
penelitian INDOCOMMERCIAL, No.417-16 Mei 2010, selain industri roti, industri biskuit serta industri snack, margarin juga dikonsumsi oleh sektor industri
lainnya seperti industri cokelat, perhotelan, jasa catering, restoran, rumah tangga, industri makanan jajanan seperti martabak dan lain-lain Anita, 2011. Dari data
BPS dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan konsumsi yang cukup tinggi pada tahun 2005 dan 2006 yaitu sebesar 25 252.38 000 Kg dan 25 580.31 000 Kg.
Perkembangan konsumsi margarin di Indonesia sejak tahun 2003 – 2010 dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Perkembangan Konsumsi Margarin di Indonesia Tahun 2003-2010
Tahun Konsumsi Margarin 000 Kg
2003 10 250.42
2004 15 579.48
2005 25 252.38
2006 25 580.31
2007 19 431.78
2008 13 120.08
2009 11 070.37
2010 13 683.25
Sumber : BPS diolah 2012
Konsumsi dan produksi margarin yang cukup tinggi di Indonesia membuka peluang yang sangat besar untuk pengembangan industri hilir atau
produk turunan minyak sawit. Tingginya konsumsi margarin menambah peluang produksi margarin di Indonesia.