Blok Sabun Domestik Spesifikasi Model

57

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Produk Turunan

Minyak Sawit di Indonesia Model ekonometrika produk turunan minyak sawit dalam penelitian ini merupakan model simultan dinamis yang dibangun dari 14 model yang terdiri dari 11 persamaan struktural dan 3 persamaan identitas. Model tersebut sudah melalui beberapa tahapan respesifikasi model. Data yang digunakan adalah data deret waktu time series dengan periode pengamatan tahun 1990 sampai dengan 2010.

5.1.1. Keragaan Umum Hasil Pendugaan Model

Berdasarkan hasil estimasi yang ditunjukkan Lampiran 4, dapat dijelaskan bahwa secara umum semua variabel penjelas sudah sesuai dengan tanda yang diharapkan. Kriteria-kriteria statistik yang umum digunakan dalam mengevaluasi hasil estimasi model cukup meyakinkan. Sebagian besar 75 persen persamaan perilaku memiliki koefisien determinasi R 2 di atas 0.5 dan hanya 25 persen persamaan yang memiliki nilai R 2 di bawah 0.4. Dilihat dari p-value uji F, hanya 3 persamaan yang memiliki nilai peluang uji statistik-F lebih tinggi dari taraf α 0.05. Berdasarkan hasil uji durbin-w dw didapatkan nilai dengan kisaran 0.7840 – 0.9674 dan hasil uji statistik durbin-h dh didapatkan kisaran nilai 0.0013 – 0.12335. Dari hasil tersebut diperoleh bahwa 8 persamaan tidak memiliki masalah serial korelasi dan 3 persamaan memiliki masalah serial korelasi. Terlepas dari ada tidaknya masalah korelasi yang serius, Pindyck dan Rubinfeld 1991 dalam Novindra 2011, membuktikan bahwa masalah serial korelasi hanya mengurangi efisiensi estimasi parameter dan serial korelasi tidak menimbulkan bias parameter regresi. Berdasarkan kriteria-kriteria di atas, maka 58 hasil estimasi model cukup respresentatif menangkap fenomena ekonomi dan industri produk turunan minyak sawit untuk minyak goreng sawit, margarin, dan sabun di pasar domestik. 5.1.1.1.Keragaan Blok Minyak Goreng Sawit Minyak goreng sawit merupakan salah satu produk olahan dari industri minyak sawit, yang merupakan salah satu dari sembilan kebutuhan pokok dan banyak dikonsumsi oleh hampir seluruh masyarakat di Indonesia. Permintaan ekspor minyak sawit yang terus meningkat, menyebabkan sebagian besar produksi minyak sawit digunakan untuk memenuhi kebutuhan ekspor minyak sawit CPO. Hal ini berdampak pada produksi minyak goreng sawit domestik dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri. Padahal apabila produk turunan kelapa sawit lebih ditingkatkan, minyak goreng sawit memiliki nilai guna yang lebih tinggi dibanding minyak sawit. Keberadaan blok minyak goreng sawit untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi produksi produk turunan kelapa sawit di Indonesia. Blok ini terdiri dari 4 persamaan, yaitu produksi minyak goreng sawit domestik, permintaan minyak goreng sawit domestik, penawaran minyak goreng sawit domestik, dan harga minyak goreng sawit domestik.

1. Produksi Minyak Goreng Sawit Domestik

Produksi minyak goreng sawit domestik dari model yang telah diduga, ditentukan oleh harga minyak goreng sawit domestik, laju pertumbuhan harga minyak sawit domestik, tingkat suku bunga, dan produksi minyak goreng sawit domestik t-1 pada taraf α 15. Adapun produksi minyak goreng sawit domestik t- 1 berpengaruh nyata terhadap produksi minyak goreng sawit domestik. Hal ini dapat menjadi indikasi bahwa ada tenggang waktu yang relatif lambat dari 59 produksi minyak goreng sawit domestik untuk menyesuaikan diri dalam merespon perubahan ekonomi yang terjadi. Peningkatan harga minyak goreng sawit domestik sebesar Rp 1 per kg dapat mendorong kenaikan produksi sebesar 0.69182 ton minyak goreng. Secara ekonomi respon produksi minyak goreng sawit domestik terhadap perubahan harga minyak goreng sawit domestik adalah inelastis dalam jangka pendek dan panjang. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan harga minyak goreng sawit domestik sebesar 1 persen akan meningkatkan produksi minyak goreng sawit domestik lebih rendah dari 1 persen. Tabel 14. Hasil Estimasi Persamaan Produksi Minyak Goreng Sawit Domestik Variabel Parameter Estimasi Elastisitas Prob |T| Variabel Label SR LR Intercept 4774.628 0.0452 HRMGSD 0.691 0.30932 0.47521 0.0893 Harga riil minyak goreng sawit domestik THRMSD -18.990 -0.00759 -0.01166 0.1006 Laju pertumbuhan harga riil minyak sawit domestik TB -309.518 -0.64395 -0.98929 0.0408 Tingkat suku bunga LPMGSD 0.349 0.0975 PMGSD t-1 R-squared 0.6544 Prob|F| 0.0020 Durbin-h stat 0,01113 Keterangan: Nyata pada taraf α 5 Nyata pada taraf α 10 Nyata pada taraf α 15 Sumber : Data diolah 2012 Secara ekonomi, laju pertumbuhan harga riil minyak sawit domestik berhubungan negatif dengan produksi minyak goreng sawit domestik. Kenaikan laju pertumbuhan harga riil minyak sawit domestik sebesar 1 persen akan menurunkan produksi minyak goreng sawit domestik sebesar 18.990 ton. Elastisitas produksi minyak sawit terhadap laju pertumbuhan harga riil minyak