Kebijakan Tingkat Suku Bunga di Indonesia

31 Novindra 2011, yaitu dampak kebijakan domestik dan perubahan faktor eksternal terhadap kesejahteraan produsen dan konsumen minyak sawit di Indonesia. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan model ekonometrika persamaan simultan diduga dengan Two Stages Laeast Square 2SLS. Perbedaan penelitian Novindra 2011 dengan penelitian ini adalah pada tujuan dari penelitian ini. Penelitian Novindra 2011 memiliki tujuan untuk melihat dampak kebijakan domestik dan perubahan faktor eksternal terhadap kesejahteraan produsen dan konsumen minyak sawit di Indonesia, sedangkan penelitian ini untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi produksi produk turunan minyak sawit di Indonesia dan hanya melihat dampak kebijakan suku bunga terhadap produksi produk turunan kelapa sawit. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Suharyono 1996 adalah pada perumusan model berupa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi produk turunan kelapa sawit untuk komoditas minyak goreng sawit, margarin, dan sabun. Perbedaannya dengan penelitian Suharyono 2008 adalah pada model ekonometrika yang digunakan, pada penelitian Suharyono 2008, menggunakan model ekonometrika persamaan simultan yang diduga dengan metode pangkat dua terkecil tiga tahap Linier Three Stages Least Square LTSLS. Penelitian ini menggunakan model ekonometrika persamaan simultan diduga dengan Two Stages Laeast Square 2SLS. Selain itu ruang lingkup dan komoditas yang diteliti dalam penelitian ini juga berbeda, pada penelitian Suharyono 1996, ikut melihat dampak kebijakan ekonomi terhadap kelapa sawit dan produk turunannya, kemudian komoditas yang diteliti adalah minyak sawit, 32 minyak goreng sawit, margarin, dan sabun sedangkan pada penelitian ini lebih kepada industri hilir kelapa sawit yaitu minyak goreng sawit, margarin, dan sabun untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi produksi produk turunan kelapa sawit tersebut. Dampak kebijakan yang dilihat hanya terhadap suku bunga uang. Penelitian Bone 2008, yaitu menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor CPO dan harga minyak goreng sawit Indonesia, menganalisis keterkaitan ekspor CPO dengan pasar minyak goreng sawit dan mengkaji pengaruh kebijakan pajak ekspor yang dilakukan pemerintah. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan model ekonometrika. Perbedaan penelitian Bone 2008 dengan penelitian ini adalah Komoditas yang digunakan berbeda, Bone hanya fokus pada minyak goreng sawit dan CPO sedangkan penelitian ini terhadap minyak goreng sawit, margarin, dan sabun.