19 Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak berpengaruh oleh
perkembangan jumlah produksi atau penjualan tiap tahunnya. contoh: upah tenaga kerja, listrik, pajak, retribusi dan lain-lain.
Biaya adalah korbanan yang dicurahkan dalam proses produksi yang semula fisik, kemudian diberi nilai rupiah Hernanto, 1996. Menurut Suratiyah
2008, biaya tunai adalah biaya tetap dan biaya variabel yang dibayar tunai. Biaya tetap, misalnya pajak tanah dan bunga pinjaman, sedangkan biaya variabel,
misalnya pengeluaran untuk bibit dan tenaga kerja untuk keluarga. Biaya tunai ini berguna untuk melihat pengalokasian modal yang dimiliki oleh petani. Biaya
tidak tunai adalah biaya penyusutan alat-alat pertanian, sewa lahan milik sendiri.
2.4.2 Konsep Manfaat Benefit
Menurut Nurmalina 2010, manfaat terdiri dari dua macam yaitu: 1.
Tangible benefit adalah manfaat yang dapat diukur pada umunya. Contoh: keuntungan dari penjualan produk, peningkatan keuntungan akibat
peningkatan kualitas. 2.
Tangible benefit manfaat yang riil ada tapi sulit diukur. Contoh: keindahan, kesegaran, kenyamanan.
2.4.3 Penerimaan
Menurut Soekartawi 1986, penerimaan adalah total nilai produk yang dijalankan yang merupakan hasil perkalian antara jumlah fisik output dengan
harga atau nilai uang yang diterima dari penjualan pokok usahatani tersebut P x Q. Istilah lain adalah pendapatan kotor yang diterima oleh pengusaha belum
termasuk pengurangan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha.
20
2.4.4 Pendapatan
Menurut, Soekartawi 1986 pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan, untuk mengukur imbalan yang diperoleh petani
akibat penggunaan faktor-faktor produksi. Pendapatan merupakan nilai bersih atau manfaat bersih yang diterima oleh pengusaha. Manfaat tersebut merupakan
pengurangan dari penerimaan yang diterima dan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha.
2.4.5 Efisiensi
Menurut Suratiyah 2008, efisiensi usaha dapat dilihat melalui nilai RC. RC dapat diketahui dari hasil perbandingan antara penerimaan total dengan biaya
total dalam satu kali periode produksi suatu usaha. Indikator keberhasilan suatu usaha dapat dilihat dari nilai RC atau analisis imbangan penerimaan dan biaya.
RC melihat seberapa besar pengeluaran memberikan manfaat penerimaan semakin tinggi nilai RC menunjukkan semakin menguntungkan atau tidak suatu
usaha dijalankan. Nilai RC 1 maka kegiatan usaha yang dilakukan dapat dikatakan
efisien, karena kegiatan usaha yang dilakukan dapat memberikan penerimaan yang lebih besar dari pada pengeluarannya. Nilai RC 1 maka kegiatan usaha
yang dilakukan dapat dikatakan tidak efisien, karena kegiatan usaha yang dilakukan tidak dapat memberikan penerimaan yang lebih besar dari pada
pengeluarannya. Nilai RC = 1 maka kegiatan usaha yang dilakukan dapat dikatakan tidak memberikan keuntungan maupun kerugian impas karena
penerimaan yang diterima oleh pengusaha akan sama dengan pengeluaran yang dikeluarkan oleh pengusaha.
21
2.4.6 Perbedaan Analisis Ekonomi dan Analisis Finansial