Daerah Aliran Sungai DAS Penilaian Ekonomi

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Daerah Aliran Sungai DAS

Menurut Peraturan Pemerintah No.37 tahun 2012 tentang pengelolaan Daerah Aliran Sungai DAS, DAS adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satukesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. Menurut Suprayogo 2011, bentuk DAS akan mempengaruhi debit pengaliran, pola banjir dan debit banjir. Beberapa bentuk DAS yang terdapat di Indonesia diantaranya: 1. Berbentuk bulu burung, disebut demikian karena jalur anak sungai di kiri kanan sungai utama langsung mengalir ke sungai utama. DAS seperti ini mempunyai debit banjir yang relatif kecil, namun banjir yang terjadi berlangsung relatif lama. Hal ini karena waktu tiba banjir dari anak-anak sungai berbeda-beda. 2. Berbentuk menyebar radial. Bentuk ini mempunyai karakteristik dimana anak-anak sungai terkonsentrasi ke suatu titik secara radial. DAS dengan karakteristik demikian, berpotensi menyebabkan banjir besar di dekat titik pertemuan anak-anak sungai, 3. Berbentuk sejajar pararel. Bentuk ini mempunyai karakteristik dimana dua jalur daerah pengaliran yang bersatu di bagian hilir. DAS dengan karakteristik 12 demikian, jika terjadi banjir maka akan terjadi di bagian hilir titik-titik pertemuan sungai.

2.2 Pertambangan Bahan Galian Golongan C

Menurut Badan Pusat Pengembangan dan Penerapan AMDAL BAPEDAL 2001, bahan galian seringkali dibedakan menjadi tiga kelompok besar, yakni bahan galian metalliferous, nonmetalliferous dan bahan galian yang digunakan untuk bahan bangunan atau batuan ornamen. Kelompok bahan galian metalliferous antara lain adalah emas, besi, tembaga, timbal, seng, timah, mangan. Bahan galian nonmetalliferous terdiri dari batubara, bauksit, trona, borak, asbes, talk, feldspar dan batuan pospat. Bahan galian untuk bahan bangunan dan batuan ornamen termasuk didalamnya slate, marmer, kapur, traprock, travertine, dan granite. Berdasarkan peraturan pemerintah No 27 Tahun 1980, mineral bahan galian diklasifikasikan menjadi 3 golongan yakni: 1. Golongan bahan galian yang strategis A adalah: minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam; bitumen padat, aspal; antrasit, batu bara, batu bara muda; uranium, radium, thorium dan bahan-bahan galian radioaktif lainnya; nikel, koblat dan timah. 2. Golongan bahan galian yang vital B adalah: besi, mangan, molobden, khrom, wolfram, vanadium, titan; bauksit, tembaga, timbal, seng; emas, platina, perak, air raksa, intan; arsenm antimony, bismut; yttrium, rhutenium, cerium, dan logam-logam langka lainnya; berillium, korundum; zircon, kristal kwarsa; kriolit, fluorspar, barit; yodium, brom, klor dan belerang. 13 3. Golongan bahan galian yang tidak termasuk golongan A atau B adalah: nitrat, pospat, garam batu halite; asbes, talk, mika, grafit, magnesit; yarosit, leusit, tawas, oker; batu permata, batu setengah permata; pasir kwarsa, kaolin, felspar, gips, bentonit; batu apung, tras, obsidian, perlit, tanah diatome, tanah serap; marmer, batu tulis; batu kapur, dolomit, kalsit; granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat dan pasir sepanjang tidak mengandung unsur-unsur golongan A maupun B dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan. Menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2005 pertambangan bahan galian golongan C di sungai dan kantong-kantong pasir yang selanjutnya disebut pertambangan adalah usaha pengambilan bahan galian golongan C di sungai. Bahan galian C di sungai adalah bahan galian yang berupa pasir, kerikil dan batu yang ditambang dari sungai.

2.2.1 Dampak positif penambangan bahan galian C

Segala bentuk kegiatan ekonomi selain menghasilkan manfaat dapat pula menghasilkan kerugian atau dampak negatif. Salah kegiatan ekonomi yang dapat menimbulkan manfaat dan dampak adalah kegiatan ekonomi bidang pertambangan. Pasir dan kerikil merupakan salah satu bahan material tambang utama dalam kegiatan konstruksi jalan, bangunan bertingkat tinggi ataupun perumahan sederhana. Bahan galian tersebut termasuk dalam bahan galian golongan C, yaitu bahan galian yang tidak termasuk bahan galian strategis A dan bahan galian vital B, namun merupakan sumberdaya alam yang memiliki peran penting dalam mendukung kegiatan pembangunan suatu wilayah. 14 Dampak positif adalah manfaat yang ditimbulkan dari penambang bahan galian golongan C, diantaranya: 1. Terserapnya tenaga kerja, yakni dengan adanya penambangan pasir pengusaha tambang dapat mempekerjakan buruh tambang pasir, sopir truk, kuli angkut pasir dan lain-lain. 2. Dapat menambah Pendapatan Asli Daerah PAD dengan kewajiban pengusaha membayar retribusi dari iuran-iuran lain 3. Terpenuhinya kebutuhan akan sumberdaya pasir, yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pembangunan. Sehingga pasir berperan penting dalam pembangunan.

2.2.2 Dampak Negatif Penambangan Bahan Galian C

Aktivitas penambangan pasir dan atau kerikil memiliki potensi untuk merusak lingkungan yang hampir sama dengan bahan galian yang lain. Hal tersebut dikarenakan penambangan pasir danatau kerikil adalah penambangan yang secara teknis mudah dilakukan karena dapat dilakukan dengan peralatan yang sederhana manual hingga menggunakan alat berat mekanik. Faktor-faktor seperti penambangan tanpa memperhatikan teknis, cara menambang yang tidak benar, penambangan tanpa izin di bantaran sungai merupakan beberapa faktor penyebab kerusakan lingkungan. Dampak negatif atau kerusakan lingkungan yang disebabkan adanya penambangan galian C, diantaranya: 1. Perubahan fungsi dan tata guna lahan, kegiatan penambangan bahan galian C akan merubah tata guna lahan serta produktivitas lahan di lingkungan sekitar kawasan penambangan. 15 2. Peningkatan erosi dan sedimentasi, kegiatan pembukaan lahan, pembangunan jalan operasional, dan tahap operasional khusus untuk penambangan pasir di darat akan mengakibatkan terjadinya erosi dan sedimentasi. Penempatan tanah penutup pada tahap pembangunan jalan operasional dan tahap operasi yang tidak dilakukan dengan baik akan mudah tererosi air hujan dan akhirnya akan terbawa aliran air hujan ke daerah yang lebih rendah sehingga akan menimbulkan sedimentasi pada daerah tersebut. 3. Penurunan kualitas air, penambangan pasir akan menimbulkan penurunan kualitas air. Terutama pada tahap operasi penambangan. 4. Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan. Mobilisasi truk pengangkut pada saat pengangkutan material sebelum konstruksi, pembuatan jalan operasional, pembangunan sarana pendukung dan pada saat pengangkutan bahan galian pada tahap operasi merupakan sumber kegiatan yang dominan mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas udara akibat debu dan emisi gas dari truk pengangkut serta terjadinya peningkatan kebisingan.

2.3 Fungsi dan Manfaat Ekosistem Sungai

Menurut kementrian lingkungan hidup 2011, ekosistem sungai memiliki beberapa fungsi dan manfaat yang sangat penting dalam menunjang kelangsungan kehidupan makhluk hidup. Fungsi sungai yang terpelihara dengan baik akan memberikan manfaat yang banyak kepada lingkungan sekitarnya. Berikut disajikan fungsi dan manfaat sungai:

2.3.1 Fungsi sebagai Saluran Eko-Drainase Drainase Ramah Lingkungan

Menurut kementrian lingkungan hidup 2011, eko-drainase diartikan sebagai suatu usaha membuang atau mengalirkan air kelebihan ke sungai dengan 16 waktu seoptimal mungkin, sehingga tidak menyebabkan terjadinya masalah kesehatan dan banjir di sungai akibat kenaikan debit puncak dan pemendekan waktu mencapai debit puncak. Sungai dalam suatu sistem sungai river basin merupakan komponen eko-drainase utama pada basin yang bersangkutan. Bentuk dan ukuran alur sungai alamiah, dalam kaitannya dengan eko- drainase, merupakan bentuk yang sesuai dengan kondisi geologi, geografi, ekologi dan hidrologi daerah tersebut. Sungai-sungai alamiah mempunyai bentuk yang tidak teratur, bermeander dengan berbagai terjunan alamiah, belokan dan lain-lain. Bentuk-bentuk ini pada hakekatnya berfungsi untuk menahan air supaya tidak dengan cepat mengalir ke hilir serta menahan sedimen. Di samping itu juga dalam rangka memecah atau menurunkan energi air tersebut.

2.3.2 Fungsi sebagai Saluran Irigasi Alamiah

Menurut kementrian lingkungan hidup 2011, dalam perencanaan bangunan irigasi teknis, sungai yang ada dapat dipakai sebagai saluran irigasi teknis, jika dari segi teknis memungkinkan. Kehilangan air di saluran dengan menggunakan sungai kecil, lebih sedikit daripada menggunakan saluran tanah buatan, karena pada umumnya porositas sungai relatif rendah mengingat adanya kandungan lumpur dan sedimen yang relatif tinggi.

2.3.3 Fungsi Ekologi

Menurut kementrian lingkungan hidup 2011, komponen ekologi sungai adalah flora dan fauna pada daerah badan, tebing dan bantaran sungai. Sehingga kondisi habitat yang sangat kaya akan flora dan fauna tersebut dapat dijadikan indikator kondisi ekologi sungai. Sungai yang masih alamiah dapat berfungsi 17 sebagai aerasi alamiah yang akan meningkatkan atau menjaga kandungan oksigen, yang sangat vital dalam menunjang ekosistem sungai. Apabila fungsi-fungsi di atas berjalan dengan baik, maka sungai akan memberikan manfaat dalam berbagai hal, antara lain sebagai penyedia air, prasarana transportasi, penyedia tenaga, penyedia material, sarana pengaliran drainase, dan sarana rekreasi, serta sarana pendidikan dan penelitian. Bila dijabarkan lebih detail sesuai dengan aktivitas keseharian manusia, maka manfaat sungai diantaranya sebagai sumber air baku air minum PDAM, sumber air bagi pengairan wilayah pertanian atau irigasi, sumber tenaga listrik untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA, sarana pendidikan dan penelitian, sumber tambang galian C pasir,kerikil dan lain-lain.

2.4 Analisis

Cost-Benefit Menurut Hafidh 2010, analisisis manfaat-biaya merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui besaran keuntungan atau kerugian serta kelayakan suatu proyek. Dalam perhitungannya, analisis ini memperhitungkan biaya serta manfaat yang akan diperoleh dari pelaksanaan suatu program atau proyek. Dalam analisis cost-benefit perhitungan manfaat serta biaya ini merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipsahkan. Analisis ini mempunyai banyak bidang penerapan. Salah satu bidang penerapan yang umum menggunakan rasio ini adalah dalam bidang investasi. Sesuai dengan makna tekstualnya yaitu cost- benefit manfaat-biaya. Menurut Reksohadiprojo 2001, Analisis manfaat dan biaya digunakan untuk mengevaluasi penggunaan sumber-sumber ekonomi agar sumber yang langka tersebut dapat digunakan secara efisien. Pemerintah mempunyai banyak 18 program atau proyek yang harus dilaksanakan sedangkan biaya yang tersedia sangat terbatas. Dengan analisis ini pemerintah menjamin penggunaan sumber- sumber ekonomi yang efisien dengan memilih program-program yang memenuhi kriteria efisiensi. Analisis manfaat dan biaya merupakan alat bantu untuk membuat keputusan publik dengan mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat.

2.4.1 Konsep Biaya Cost

Menurut Nurmalina 2010, secara umum biaya didefinisikan sebagai segala sesuatu yang mengurangi tujuan suatu proyek. Komponen biaya tersebut pada dasarnya terdiri dari: 1. Biaya Investasi Biaya investasi adalah biaya yang umumnya dikeluarkan pada awal kegiatan dan pada saat tertentu memperoleh manfaat beberapa tahun kemudian. Contoh: tanah, gedung dan sarana prasarana, mesin dan peralatan dan lain-lain.. 2. Biaya Operasional Biaya operasional termasuk semua biaya produksi, pemeliharaan, dan laninya yang menggambarkan pengeluaran untuk menghasilkan produksi yang digunakan bagi setiap proses produksi dalam satu periode kegiatan produksi. Biaya operasional terdiri dari dua komponen utama yakni:  Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya selaras dengan perkembangan produksi atau penjualan tiap tahun. Contoh: bahan mentah atau setengah jadi untuk diproses menjad barang jadi, solar dan lain-lain. 19  Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak berpengaruh oleh perkembangan jumlah produksi atau penjualan tiap tahunnya. contoh: upah tenaga kerja, listrik, pajak, retribusi dan lain-lain. Biaya adalah korbanan yang dicurahkan dalam proses produksi yang semula fisik, kemudian diberi nilai rupiah Hernanto, 1996. Menurut Suratiyah 2008, biaya tunai adalah biaya tetap dan biaya variabel yang dibayar tunai. Biaya tetap, misalnya pajak tanah dan bunga pinjaman, sedangkan biaya variabel, misalnya pengeluaran untuk bibit dan tenaga kerja untuk keluarga. Biaya tunai ini berguna untuk melihat pengalokasian modal yang dimiliki oleh petani. Biaya tidak tunai adalah biaya penyusutan alat-alat pertanian, sewa lahan milik sendiri.

2.4.2 Konsep Manfaat Benefit

Menurut Nurmalina 2010, manfaat terdiri dari dua macam yaitu: 1. Tangible benefit adalah manfaat yang dapat diukur pada umunya. Contoh: keuntungan dari penjualan produk, peningkatan keuntungan akibat peningkatan kualitas. 2. Tangible benefit manfaat yang riil ada tapi sulit diukur. Contoh: keindahan, kesegaran, kenyamanan.

2.4.3 Penerimaan

Menurut Soekartawi 1986, penerimaan adalah total nilai produk yang dijalankan yang merupakan hasil perkalian antara jumlah fisik output dengan harga atau nilai uang yang diterima dari penjualan pokok usahatani tersebut P x Q. Istilah lain adalah pendapatan kotor yang diterima oleh pengusaha belum termasuk pengurangan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha. 20

2.4.4 Pendapatan

Menurut, Soekartawi 1986 pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan, untuk mengukur imbalan yang diperoleh petani akibat penggunaan faktor-faktor produksi. Pendapatan merupakan nilai bersih atau manfaat bersih yang diterima oleh pengusaha. Manfaat tersebut merupakan pengurangan dari penerimaan yang diterima dan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha.

2.4.5 Efisiensi

Menurut Suratiyah 2008, efisiensi usaha dapat dilihat melalui nilai RC. RC dapat diketahui dari hasil perbandingan antara penerimaan total dengan biaya total dalam satu kali periode produksi suatu usaha. Indikator keberhasilan suatu usaha dapat dilihat dari nilai RC atau analisis imbangan penerimaan dan biaya. RC melihat seberapa besar pengeluaran memberikan manfaat penerimaan semakin tinggi nilai RC menunjukkan semakin menguntungkan atau tidak suatu usaha dijalankan. Nilai RC 1 maka kegiatan usaha yang dilakukan dapat dikatakan efisien, karena kegiatan usaha yang dilakukan dapat memberikan penerimaan yang lebih besar dari pada pengeluarannya. Nilai RC 1 maka kegiatan usaha yang dilakukan dapat dikatakan tidak efisien, karena kegiatan usaha yang dilakukan tidak dapat memberikan penerimaan yang lebih besar dari pada pengeluarannya. Nilai RC = 1 maka kegiatan usaha yang dilakukan dapat dikatakan tidak memberikan keuntungan maupun kerugian impas karena penerimaan yang diterima oleh pengusaha akan sama dengan pengeluaran yang dikeluarkan oleh pengusaha. 21

2.4.6 Perbedaan Analisis Ekonomi dan Analisis Finansial

Menurut Nurmalina 2010, analisis kelayakan investasi ada dua macam yakni analisis finansial dan analisis ekonomi. Analisis finansial adalah analisis yang menilai suatu proyek dari sudut pandang secara individual atau orang yang berkaitan langsung dengan proyek tersebut investor, yang menanamkan modal maupun manajer yang terlibat dalam proyek. Analisis ini bertujuan untuk memperhitungkan besarnya insentif bagi orang yang turut serta dalam pelaksanaan proyek. Analisis ekonomi merupakan suatu kegiatan investasi dilihat dari sudut pandang masyarakat atau perekonomian secara keseluruhan. Analisis ekonomi adalah hasil total atau produktivitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang dipakai dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian sebagian keseluruhan, tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber-sumber tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil dari proyek tersebut.

2.5 Penilaian Ekonomi

Menurut kementrian lingkungan hidup 2011, penilaian ekonomi diperlukan sebagai bagian dari perencanaan pemanfaatan ekosistem sungai, guna mengetahui keuntungan dan kerugian yang akan terjadi dalam aktivitas pemanfaatan tersebut. Keuntungan dan kerugian di sini dimaksudkan sebagai keuntungan atau kerugian yang dapat dialami oleh masyarakat maupun dalam konteks mempertahankan fungsi suatu ekosistem. Setiap pemanfaatan sumber daya yang mampu mengubah peruntukannya, dapat memberikan manfaat nyata yang lebih besar daripada biaya yang harus dikeluarkan. Identifikasi fungsi dan manfaat kualitatif potensi dampak 22 pembangunan terhadap ekosistem dapat menggunakan berbagai metode. Metode yang digunakan dalam menghitung nilai ekonomi suatu ekosistem tergantung dari sifat penggunaannya, apakah bersifat ekstraktif atau tidak. Pemanfaatan sumber daya alam dikategorikan bersifat ekstraktif apabila pemanfaatan itu dapat mengurangi jumlah persediaan sumber daya yang ada. Kegiatan ekstraktif adalah kegiatan pengambilan sumber daya alam tanpa disertai pemulihan. Penggunaan bersifat ekstraktif, perhitungan dilakukan dengan pendekatan harga pasar, yaitu menggunakan harga jual yang memang ada untuk komoditi yang dihitung.

2.6 Penelitian terdahulu