VI. ANALISIS PENAMBANGAN PASIR
ILLEGAL DI SUNGAI BRANTAS KELURAHAN SEMAMPIR
6.1 Kronologis Pelarangan Penambangan Pasir di Sungai Brantas
Menurut Badan Lingkungan Hidup BLH Kota Kediri, bahwa pada prinsipnya penambangan Galian C penambangan pasir di sepanjang Sungai
Brantas, tidak diperbolehkan baik secara mekanik maupun konvensional dan hal tersebut telah dituangkan dalam kesepakatan bersama pada tahun 2009 antara
KLH, Satpol PP dan Disperindagtamben. Menurut Undang-Undang No.4 tahun 2009 pasal 158 dimana setiap orang dilarang melakukan penambangan tanpa ijin
usaha penambangan, ijin usaha penambangan rakyat, ijin usaha pertambangan khusus dan akan dipidana. Tuntutan pidana bagi aktivitas yang merusak
lingkungan menurut UU No.32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Kemudian pada tahun 2009, Disperindagtamben telah
membentuk tim pengawas dan pengendalian bahan Galian C Sungai Brantas Kota Kediri yang tidak memberikan rekomendasi ijin penambangan pasir dengan
alasan dasar Sungai Brantas telah turun 4-6 meter. Tahun 2010 oleh Tim Koordinasi Pengelolaan Sumberdaya Air Wilayah
Sungai Brantas Nomor 9 tahun 2010, menetapkan penghentian seluruh aktivitas kegiatan illegal sand mining penambangan tanpa ijin di sepanjang Sungai Brantas
dan mengalihkan secepatnya ke kantong-kantong lahar pasir di Gunung Kelud sesuai lokasi yang telah ditentukan ditunjuk. Perlu dilakukan penyehatan kembali
terhadap profil melintang dan memanjang Sungai Brantas yang dilakukan pihak- pihak terkait serta memperlancar proses perizinan yang terkait dengan segala
aktifitas kegiatan normalisasi penambangan pasir di lokasi. Melihat kondisi Sungai Brantas dan lingkungannya yang mengalami kerusakan parah dan
43 membahayakan infrastruktur sungai yang ada baik jembatan, bendungan,
tanggul, dan lain sebagainya.
Tabel 6. Peraturan dan Perundang-undangan Pelarangan Penambangan Pasir di Sungai Brantas
No Tingkatan
Peraturan Perundang-undangan 1.
Makro Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumberdaya Air
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
2.
Meso Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 Tentang Pembagian
Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah propinsi, dan Pemerintah Kabupaten Kota
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2008 tentang Dewan Sumberdaya Air
3.
Mikro Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2005 tentang
pengendalian Usaha Pertambangan Bahan Galian C pada wilayah sungai di Provinsi Jawa Timur
Peraturan Mentri Pekerjaan Umum 04PRTM2008 tentang pedoman Pembentukan Wadah Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air
Tingkat Propinsi, Kabupaten Kota dan Wilayah Sungai Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 36 tahun 2005 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2005 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.248KPTS2009 tentang
Pembentukan Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Brantas
Sumber: Tim Koordinasi Pengelolaan Sumberdaya Air Wilayah Sungai Brantas Nomor 09KPTSTKPSDA.BRANTAS2010, 2010
6.2 Faktor-faktor Penyebab Kegiatan Penambang Pasir Illegal