22 pembangunan terhadap ekosistem dapat menggunakan berbagai metode. Metode
yang digunakan dalam menghitung nilai ekonomi suatu ekosistem tergantung dari sifat penggunaannya, apakah bersifat ekstraktif atau tidak.
Pemanfaatan sumber daya alam dikategorikan bersifat ekstraktif apabila pemanfaatan itu dapat mengurangi jumlah persediaan sumber daya yang ada.
Kegiatan ekstraktif adalah kegiatan pengambilan sumber daya alam tanpa disertai pemulihan. Penggunaan bersifat ekstraktif, perhitungan dilakukan dengan
pendekatan harga pasar, yaitu menggunakan harga jual yang memang ada untuk komoditi yang dihitung.
2.6 Penelitian terdahulu
Dyahwanti 2007 meneliti tentang kajian dampak lingkungan kegiatan penambangan pasir pada daerah sabuk hijau gunung sumbing di Kabupaten
Temanggung. Dampak negatif dari kegiatan penambangan pasir yang tidak memperhatikan konservasi tanah dan air menyebabkan kerusakan lingkungan
diantaranya, lahan yang rawan longsor, adanya sedimentasi pasir di sungai, potensi terjadinya banjir, hilangnya bahan organik tanah, rusaknya jalan desa, dan
lahan menjadi kritis. Dampak positif diantaranya adanya peningkatan pendapatan dari buruh tani menjadi tenaga kerja di penambangan pasir, peningkatan
kesejahteraan bagi pemilik tanah, pengurangan angka pengangguran, peningkatan pemasukan bagi desa, dan keuntungan bagi masyarakat pada umumnya berupa
pembangunan beberapa fasilitas umum seperti masjid, gapuro, penerangan jalan dan sebagainya. Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan penambangan pasir
sebesar Rp 7.705.580.000,- jauh lebih kecil dibandingkan nilai kerugian lingkungan sebesar Rp.11.562.200.000. Pada penelitian ini terdapat kesamaan
23 yakni sama-sama menganalisis dan menilai dampak positif dan dampak negatif
penambangan pasir. Perbedaannya adalah penambangan ini dilakukan secara legal sedangkan penambangan pasir di Kelurahan Semampir Kota Kediri dilakukan
secara illegal. Yudhistira. 2008 meneliti tentang kajian dampak kerusakan lingkungan
akibat kegiatan penambang pasir di daerah kawasan gunung merapi di desa keningar, Kecamatan Dukun, Kebupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.
Dampak fisik lingkungan yaitu adanya tebing-tebing bukit yang rawan longsor, kurangnya debit air permukaan mataair, rusaknya jalan dan polusi udara.
Sementara dampak sosial ekonominya yakni, penyerapan tenaga kerja dikarena sebagian masyarakat bekerja di penambangan pasir. Persamaan dengan penelitian
ini yakni sama-sama merasakan dampak negatif yakni rusaknya tebing sungai dan jalan. Perbedaannya yakni pada penelitian ini penulis mnghitung besarnya total
dugaan nilai erosi. Besarnya total nilai dugaan erosi yakni = 7830401,90 + 935674,09 = 8766076 ton tahun.
Harlan 2011, meneliti tentang nilai guna ekonomi dan dampak penambangan pasir di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor. Total nilai guna
dari kegiatan penambangan pasir adalah sebesar Rp 4.368.750.000. Terdiri dari nilai guna langsung pendapatan pengusaha pasir dan penambangan pasir dan
nilai guna tidak langsung pendapatan sopir dan buruh pengangkut pasir. Nilai kerusakan lingkungan akibat kegiatan penambangan pasir diperoleh dari nilai
kerugian ekologi dan nilai kerugian ekonomi, termasuk hilangnya produksi padi yaitu sebesar Rp 15.604.438.978,6. Persamaan dari penelitian Harlan yakni sama-
sama menghitung nilai manfaat dan kerugian akibat penambangan. Perbedaannya
24 yakni pada penelitian Harlan menyertakan kerugian nilai ekologi, sementara
penelitian ini hanya menghitung nilai kerugian ekonomi saja.
III. KERANGKA PEMIKIRAN
Sumber daya pasir merupakan jenis bahan galian C yang memiliki peran penting bagi masyarakat. Oleh karena itu, pasir sangat menguntungkan untuk
diusahakan. Hal tersebut dikarenakan pasir memiliki peran penting guna pembangunan. Pembangunan yang semakin meningkat menyebbkan kebutuhan
akan sumber daya pasir semakin meningkat. Kebutuhan akan sumber daya pasir yang meningkat menyebabkan kegiatan usaha tambang semaik meningkat.
Kegiatan penambangan pasir dapat dilakukan di darat dan di sungai. Salah satu bentuk usaha penambangan pasir yang berada di sungaiyakni
penambangan pasir di Kelurahan Semampir. Usaha penambangan pasir memberikan manfaat bagi pengusaha tambang pasir. Manfaat lain yang diperoleh
yakni pendapatan yang diperoleh oleh pihak-pihak yang terlibat dalam aktivitas penambangan. Manfaat tersebut diantaranya pendapatan yang diterima buruh
tambang pasir, sopir truk, kuli angkut pasir. Usaha penambangan pasir yang menguntungkan menyebabkan para
penambang pasir tetap melakukan aktivitas penambangan di Sungai Brantas meskipun sejak tahun 2009 aktivitas penambangan pasir di sepanjang DAS
Brantas telah dilarang oleh pemerintah Kota Kediri. Aktivitas penambangan tersebut terus terjadi dan semakin tak terkendali. Apabila pasir terus dieksploitasi
maka akan berdampak besar bagi ekosistem sekitar sungai yang merugikan masyarakat. Dampak tersbut diantaranya 1. Hilangnya lapisan pasir dasar sungai,
2. Rusaknya jalan sekitar area tambang karena sering dilalui truk pengangkut pasir, 3. Hilangnya pendapatan pemerintah, yakni dari retribusi pasir yang
menjadi pendapatan pemerintah, 4. Rusaknya fasilitas – fasilitas umum seperti