Luas areal lamun Sumber Kerusakan lamun

92 pemanfaatan areal lamun dengan cara tidak ramah lingkungan oleh masyarakat menjadi kriteria dalam desain konservasi lamun dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan secara berkelanjutan di lokasi studi. 8.3 Keterkaitan Ikan dengan Lamun

8.3.1 Luas areal lamun

Areal lamun yang tersebar pada enam lokasi padang lamun yaitu di Gili Kere, Gili Maringkik, Gili Bembek, Kampung Baru, Lungkak dan Poton Bakau, memiliki luas sebesar 154,21 ha. Padang lamun pada tiap lokasi padang lamun dapat menunjukkan tentang kemampuan atau kapasitasnya sebagai faktor penentu untuk ikan dapat survive. Hal ini dapat dilihat dari spesies ikan dan jumlah individu tiap spesies Tabel 33. Distribusi ikan pada tiap lokasi padang lamun dari jumlah spesies dan jumlah individu menunjukkan bahwa Gili Kere dengan jumlah spesies paling tinggi dan Gili Maringkik dengan jumlah spesies paling rendah. Namun demikian dari sisi jumlah individuha yang paling tinggi adalah Kampung Baru dan yang paling rendah adalah Gili Maringkik Tabel 33. Selanjutnya apakah ada perbedaan yang signifikan antar lokasi padang lamun terhadap jumlah spesies dan individu ikan di uji dengan menggunakan uji-F pada taraf kepercayaan 5 . Hasil uji-F antar lokasi padang lamun dengan jumlah individu ikan diperoleh nilai F- hit sebesar 1,30 dan nilai F- tabel Hasil uji F antar lokasi padang lamun dengan jumlah spesies diperoleh nilai F- sebesar 2,87 atau p-value sebesar 0,302. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa antar lokasi padang lamun tidak berbeda secara signifikan terhadap jumlah individu ikan yang ada pada padang lamun. hit sebesar 8,65 dan nilai F- tabel sebasar 2,87. Hasil uji tersebut menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antar lokasi terhadap jumlah spesies ikan yang diperoleh dari tiap lokasi padang lamun. Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan antar lokasi diuji lanjut dengan menggunakan uji HSD Honestly Significant Difference. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa Gili Kere tidak berbeda nyata dengan Kampung Baru dan Poton Bakau tetapi berbeda nyata dengan Lungkak dan Gili Maringkik. Hasil analisis dengan menggunakan uji-F tersebut dapat memberikan informasi bahwa ikan yang berkumpul di padang lamun tidak tergantung pada luas areal lamun tetapi lebih ditentukan oleh faktor lain seperti waktu ikan keluar untuk mencari makan atau ketersediaan makanan serta ancaman predator sehingga memanfaatakan areal lamun untuk berlindung. 93 Keterkaitan ikan dengan padang lamun dapat dilihat dari keragaman jenis makanan ikan yang ada pada padang lamun. Hubungan ini dapat dilihat dari jenis ikan dan jenis makanannya di padang lamun Tabel 47. Oleh karena itu keragaman jenis makanan pada padang lamun dapat menjadi indikator yang menunjukkan potensi lamun dalam memelihara keanekaragaman hayati dan fungsi ekologi lamun. Tabel 47 Keterkaitan ikan dengan padang lamun. No Lokasi Famili Spesies Habitat ikan Jenis makan ikan Fungi lamun bagi ikan 1 Gili Kere Apogonidae Archamia goni Padang lamun 1 Udang, kepiting dan cephalophda Tempat hidup Lutjanidae Lutjanus boutton Terumbu karang dan dekat hutan bakau 2 Ikan kan, larva ikan dan udang Tempat mencari makan 2 Kampu ng Baru Clupeidae Sardinella gibbosa pelagis Fitoplankton dan zooplankton Tempat mencari makan Haemulidae Plectorhinchus falvomaculatus Terumbu karang 2 Ikan dan kepiting barachyura Tempat mencari makan 3 Gili Maring kik Leiognathidae Leiognathus equulus Perairan pantai 1 Fitoplankton dan zooplankton Tempat mencari makan Monacanthidae Acreichthys tomentosus Padang lamun dan daerah dengan dasar berpasir 2 Crustacea, ikan, larva see-urchin dan lamun Tempat hidup dan mencari makan Siganidae Siganus guttatus Terumbu karang dan padang lamun 2 Lamun dan algae Tempat pemelihaan, mencari makan 4 Lungkak Mullidae Upeneus vittatus Terumbu karang 1 Udang Tempat mencari makan Leiognathidae Leiognathus oblongus pelagis 2 Fitoplankton dan zooplankton Tempat mencari makan Mugilidae Moolgarda delicates Bakau dan estuarin 2 Ikan dan udang Tempat mencari makan Mullidae Upeneus vittatus Terumbu karang 2 Udang Tempat mencari makan 5 Poton Bakau Apogonidae Archamia goni Padang lamun 1 Udang, kepiting dan cephalophda Tempat hidup Apogonidae Archamia goni Padang lamun 2 Udang, kepiting dan cephalophda Tempat hidup Haemulidae Plectorhinchus falvomaculatus Terumbu karang 2 Ikan dan kepiting barachyura Tempat mencari makan Mugilidae Moolgarda delicates Bakau dan estuarin 2 Ikan dan udang Tempat mencari makan Mullidae Upeneus vittatus Terumbu karang 2 Udang Tempat mencari makan Keterangan: 1 Spesies ikan dengan jumlah individu paling tinggi 2 Keragaman jenis ikan dan jenis makanan ikan pada padang lamun Tabel 47 adalah merupakan nilai lingkungan padang lamun dalam memelihara keanekaramagan biota laut. Berdasarkan nilai lingkungan tersebut dapat Spesies ikan dengan frekuensi paling tinggi 94 dinyatakan bahwa padang cukup representatif untuk dilakukan perlindungan dalam menjamin keberlanjutan keberlanjutan keanekaragaman hayati laut. Berkaitan dengan areal padang lamun sebagai areal konservasi untuk keberlanjutan ikan di lokasi studi, minimal dapat memenuhi persyaratan dari aspek biologi dan aspek ekologi. Areal konservasi menurut Fernandes et al. 2005 in Jelbart et al. 2008 menjelaskan bahwa areal konservasi minimal dapat memenuhi beberapa kriteria yaitu: 1 komprehensip yang dapat menggambarkan kemampuan suatu areal konservasi secara penuh untuk kelestarian keanekaragaman hayati, 2 kecukupan adequacy yang dapat menggambarkan tentang potensi areal konservasi dari keseluruhan areal geografisnya untuk keberlanjutan spesies dan komunitas ekologi dan 3 representatif yang menunjukkan kemampuan luas areal konservasi untuk menjamin kecukupan dari sejumlah individu dan spesies dapat hidup dalam jangka panjang. Possingham et al 2005 menyebutkan luas areal yang representatif pada perlindungan laut berkisar antara 10 – 50 dan untuk menjaga stok ikan berkisar antara 20 – 30 . Namun demikian standar yang sering digunakan pada perlindungan laut berkisar 10 – 30 . Gladstone 2007 menyatakan luas areal perlindungan laut untuk perlindungan spesies minimal 40 atau antara 30 – 50 , dan untuk penyebaran larva ikan disarankan minimal 40 .

8.3.2 Keterkaitan ikan dengan kondisi lamun