112
8.7.2 Indikator desain konservasi a. Kondisi lamun
Keberadaan lamun di lokasi studi dari hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi lamun pada katagori “sedang”. Parameter yang menggambarkan kondisi
lamun tersebut adalah jumlah jenis lamun, persen penutupan lamun dan biomassa lamun. Rata-rata kontribusi dari parameter penutupan dan biomassa
lamun pada tiap lokasi padang lamun lebih kecil dari parameter jumlah jenis lamun. Keterkaiatan ikan dengan kondisi lamun tersebut seperti pada Gambar 15
sampai Gambar 20 menunjukkan bertambahnya nilai ketiga atribut lamun tersebut tidak secara langsung menyebabkan jumlah spesies dan individu ikan
meningkat. Namun demikian aspek penting dari keberadaan lamun tersebut adalah nilai lingkungan lamun yang dibutuhkan oleh ikan seperti sebagai tempat
pembesaran dan mencari makan. Oleh karena itu kondisi lamun yang digambarkan oleh tiga atribut lamun tersebut pada penelitian ini menjadi indikator
ekologi untuk menilai kelestarian lamun dari sumber ancaman kerusakan dan indikator untuk menilai perubahan struktur komunitas dan populasi ikan yang
berasosiasi dengan lamun.
b. Struktur komunitas ikan
Pada penelitian ini komunitas ikan dapat digambarkan melalui nilai indeks keanekaragaman ikan yang diperoleh pada tiap lokasi padang lamun Tabel 55.
Nilai indeks keanekaragaman tersebut dapat menjelaskan tentang distribusi dan kekayaan spesies ikan pada tiap lokasi padang lamun serta fungsi lamun
sebagai tujuan ikan dari habitat lain untuk bermigrasi. Oleh karena itu keanekaragaman ikan pada tiap lokasi padang lamun pada penelitian ini
digunakan sebagai indikator ekologi tentang peran lamun untuk ikan dapat survive dalam tahapan siklus hidupnya.
c. Spesies ikan
Keberadaan spesies ikan pada tiap lokasi padang lamun di lokasi studi dapat menjelaskan bahwa spesies ikan tersebut membutuhkan padang lamun
sebagai habitat. Hasil analisis secara spasial menunjukkan bahwa dari 118 spesies ikan 18 spesies Tabel 35 yang dapat ditemukan pada semua lokasi
padang lamun. Selanjutnya dari hasil analisis secara temporal menunjukkan bahwa dari 118 spesies 12 spesies Gambar 11 adalah jenis ikan yang memiliki
113
frekuensi di atas 50 dari total pengambilan contoh selama penelitian. Namun demikian dari total spesies yang selalu ada pada tiap lokasi padang lamun
spesies yang memiliki nilai frekuensi paling tinggi adalah Plectorhinchus flavomaculatus, Upeneus vittatus dan Archamia goni. Ke tiga spesies tersebut
berdasarkan hasil penilaian tersebut memiliki tingkat ketergantungan yang cukup tinggi terhadap lamun. Oleh karena itu ketiga spesies tersebut pada penelitian ini
sebagai indikator ekologi konservasi lamun untuk keberlanjutan sumberdaya ikan.
d. Padang lamun sebagai habitat ikan
Hasil analisis terhadap jumlah spesies dan individu ikan berdasarkan ukurannya menunjukkan bahwa jenis ikan yang paling tinggi jumlahnya adalah
kelompok ikan dengan ukuran panjang standar maksimal kurang dari 30 cm Tabel 42. Selanjutnya untuk jenis ikan dengan ukuran panjang standar 30 cm
ke atas Tabel 40 dan 41 didominasi oleh ikan dengan ukuran di bawah dari setangah dari ukuran panjang standar maksimal. Padang lamun sebagai habitat
ikan menyediakan keragaman jenis makanan ikan. Hasil analisis terhadap jenis makanan ikan yang telah teridentifikasi Tabel 56 menunjukkan bahwa jenis ikan
tersebut membutuhkan padang lamun sebagai tujuan bermigrasi untuk mencari makan. Hasil analisis dari kedua parameter tersebut menunjukkan bahwa
padang lamun memiliki peran cukup menentukan untuk ikan dapat survive. Oleh karena itu padang lamun sebagai habitat ikan adalah merupakan indikator
ekologi konservasi lamun untuk keberlanjutan sumberdaya ikan.
8.8 Pengelolaan Padang Lamun