43
tidak ramah lingkungan. Komposisi nelayan dan masyarakat yang memanfaatkan padang lamun di analisis secara diskriptif.
4. Jenis dan kelimphan jenis ikan, jenis ikan yang di peroleh pada tiap lokasi padang lamun diidentifikasi menurut spesies dan famili. Idetifikasi jenis ikan
berpedoman dari Tsukamoto et al. 1997. Beberapa analisis terhadap jumlah jenis Ikan yang diperoleh adalah sebagai berkut:
a. Kelimpahan abudance tiap jenis ikan dianalisis berdasarkan jumlah spesies tiap famili dan jumlah individu tiap spesies.
b. Kelimpahan tiap jenis ikan berdasarkan frekuwensi. Dari hasil analisis ini dapat menjelasakan tentang jenis ikan yang meiliki kelimpahan paling
tinggi pada semua lokasi padang lamun. Selanjutnya dari hasil analsis ini dapat diperoleh katagori kelimpahan tiap jenis ikan yaitu: 1 jenis ikan
yang memiliki kelimpahan tinggi yaitu jenis ikan yang ada pada lima dan empat lokasi padang lamun, 2 jenis ikan yang memiliki kelimpahan
sedang yaitu jenis ikan yang ada pada tiga lokasi padang lamun dan 3 jenis ikan yang memiliki kelimpahan rendah yaitu jenis ikan yang ada pada
dua dan satu lokasi padang lamun. c. Distribusi jenis ikan berdasarkan ukuran panjang standar, analisis sebaran
ukuran yaitu dengan melakukan pengukuran panjang standar tiap jenis ikan cm. Bagian yang diukur adalah panjang baku standard length yaitu
panjang garis lurus yang diukur antara ujung bagian kepala terdepan sampai pelipatan pangkal sirip Ohman et al 2002. Hasil pengukuran
tersenut selanjutnya ditabulasi dan distribusi ikan dikelompokkan menjadi tiga yaitu: 1 jenis ikan dengan panjang standar maksimum di atas 50 cm,
2 jenis ikan dengan panjang standar maksimum antara 30 cm – 50 cm dan 3 jenis ikan dengan panjang satandar maksimum di bawah 30 cm.
d. Analisis kondisi lingkungan fisika dan kimia parameter yang dianalisis adalah parameter-parameter yang diduga memiliki pengaruh terhadap
lamun Tabel 13. Analisis dilakukan pada tiap-tiap stasiun pengamatan dan untuk parameter yang tidak dapat dilakukan secara langsung
dilapangan dilakukan analisis di laboratorium.
2.4.2. Analisis data tujuan penelitian 3
Analisis data tujuan penelitian 3, dari hasil wawancara dengan responden tentang pengetahuan ekologi masyarakat, kearifan lokal dan kelembagaan
44
pengelolaan selanjutnya dilakukan diskripsi secara konseptual Few 2009. Demikian juga halnya dengan komposisi responden terhadap manfaat padang
lamun secara ekologi dan ekonomi dilakukan diskripsi secara konseptual Daerden et al. 2007. Dari hasil analisis ini dapat menjelaskan tentang
pemahaman masyarakat tentang keberadaan lamun bagi lingkungan dan ekonomi masyarakat.
2.3.4 Analisis data tujuan penelitian 4
Tujuan penelitian 4 sebagai sasaran utama dari penelitian ini tahapan analisisnya adalah sebagai berikut:
1. Kondisi lamun, penilaian kondisi lamun pada tiap lokasi padang lamun dilakukan dengan menggunakan metode skoring DKP, 2008 in Supriyadi
2010. Parameter yang dijadikan dasar penilaian adalah jumlah jenis lamun, biomassa lamun dan persentase tutupan lamun. Skor dari tiap parameter
lamun seperti pada Tabel 18. Selanjutnya skor dari tiap parameter tersebut dijumlahkan untuk memperoleh katagori kondisi lamun pada katagori sangat
baik, baik, sedang dan jelek. Tabel 18 Pembobotan parameter lamun
No Parameter lamun
Kisaran jumlah spesies, persen penutupan dan biomassa lamun
Skor 1
Jumlah jenis lamun ≤ 2
1 3 - 4
3 5 - 6
5 ≥ 7
7 2
Persen tutupan lamun 5 - 25
1 26 - 50
3 51 - 75
5 76 -100
7 3
Biomssa lamun grmm
2
80-309 1
310-539 3
540-769 5
769-1000 7
Sumber: Supriyadi 2010.
Hasil pembobotan parameter lamun Tabel 18 di atas selanjutnya dijumlahkan sebagai dasar klasifikasi kondisi lamun seperti pada Tabel 19.
Tabel 19 Klasifikasi Kondisi Lamun.
No Kisaran skor
Kondisi lamun 1
≥ 16 Sangat baik
2 12 - 15
Baik 3
8 -11 Sedang
4 ≤ 7
jelek Sumber: Supriyadi 2010
45
2. Kerusakan lamun, penilaian dampak kerusakan lamun akibat keragaman cara pemanfaatan sumberdaya di padang lamun adalah sebagai berikut:
a. Penilaian kondisi pada beberapa jenis biota yang umum di peroleh dari padang lamun yaitu ikan, moluska, udang, see-urchin dan tripang.
Penilaian kondisi dari lima jenis biota tersebut dengan menggunakan kuesioner. Pada penilaian ini responden menjawab pertanyaan yang sudah
disediakan tentang kondisi dari lima jenis biota tersebut yaitu cukup, kurang dan sanagt kurang. Hasil penilaian responden pada tiap jenis biota
dirumuskan dalam bentuk prosentase. Dari prosentase jawaban responden tersebut selanjutnya dilakukan diskripsi untuk menjelaskan status dari
populasi biota tersebut pada padang lamun di lokasi penelitian. b. Kerusakan lamun, parameter yang dijadikan dasar penilaian adalah
biomassa lamun yang rusak akibat penggunaan alat seperti pisau, sabit dan gareng oleh masyarakat yang memanfaatkan areal untuk mencari
biota yang bernilai konsumsi. Pada penilaian ini formula yang digunakan adalah B= WA
Keterangan: B = Biomassa lamun jenis ke-i gram basahorang dan jenis alat
W = Jumlah total berat basah jenis ke-i gram basah A = Individu
3. Analisis keterkaitan ikan dengan lamun: a. Aanalysis of variance ANOVA satu arah yaitu analisis tentang pengaruh
lokasi terhadap jumlah spesies dan jumlah individu secara spatial Loneragan et al. 2003 dan Jones et al. 2006.
b. Analisis regresi yaitu untuk menjelaskan keterkaitan ikan yang diperoleh pada tiap lokasi padang lamun. Parameter lamun sebagai variabel x
adalah: kerapatan, penutupandan dan biomassa lamun, sebagai varibel y adalah jumlah spesies ikan dan jumlah individu ikan.
c. Analisis struktur komunitas ikan, pada analisis ini digunakan analisis keanekaragaman ikan dengan menggunakan Indek Shannon dengan
formula seperti di bawah ini.
Keterangan:
H’= Indek Shannon n
i
N = Jumlah total individu = Jumlah individu jenis ke-i
46
P
i
= Proporsi jumlah individu jenis ke-i dan jumlah total individu = n
i
S = Jumlah jenis N
c. Identifikasi jenis makanan ikan dengan cara membelah perut ikan. Organisme yang didapat diidentifikasi. Selanjutnya ikan dikelompokkan
berdasarkan jenis makanannya yaitu untuk mengetahui komposisi ikan dalam struktur trofik seperti yang dinyatakan oleh Bell et al. 2007.
Adalah: a ikan omnivora 0, b ikan herbivora H, c ikan pemakan invertebratal atau invertebrate feeder, d pemakan ikan dan
invertebrata IF atau invertebrate and fish feeder dan e pemakan planktivora P
4. Analisis pengelolaan lamun Hasil analisis yang diperoleh dari tujuan penelitian 1,2, dan 3 di atas
selanjutnya di sintesis untuk menetapkan kriteria dan indikator ekologi sebagai dasar desain konservasi lamun untuk keberlanjutan sumberdaya ikan. Kriteria
dan indikator ekologi yang dipilih dengan pertimbangan: 1 potensi ekologi lamun dalam mendukung keberlanjutan sumberdaya ikan, 2 lamun dapat
survive sebagai habitat ikan dan 3 perubahan potensi dan kondisi lamun serta struktur komunitas dan populasi ikan yang berasosiasi dengan lamun.
Pengelolaan untuk mencapai tujuan konservasi dilakukan melalui sistem pengelolaan zonasi. Dalam hal ini penetapan tiap zona pengelolaan berdasarkan
pada nilai sumberdaya pada tiap lokasi padang lamun dan keberadaan lokasi padang lamun.
Gambar 7 Struktur tujuan, metode, analisis dan hasil penelitian
Survei dan
observasi
Tujuan Penelitian
Metode Pengumpulan
Data
Variabel Penelitian
Analisis Data Penelitian
Tujuan 1: Potensi
lamun dan sumber
kerusakan lamun
Tujuan 2: Kelimpahan dan
keanekaragaman jenis ikan yang
beraosiasi dengan lamun
Tujuan 3: Pengetahuan
ekologi dan kearifan lokal
masyarakat
Tujuan 4: Desain
Konservasi Lamun dan
Strategi Pengelolaan
Survei, observasi
dan dokumen
survei
Survei, observasi
dan dokumen
i
1. Luas areal lamun 2. Jenis, kondisi lamun
serta distribusi lamun 3. Sumber kerusakan
lamun
4.
Jumlah ikan lokasi dan
bulan 5. Kondisi lingkungan
perairan fisika dan kimia
1. Pengetahuan masyarakat tentang
lamun dan manfaat lamun
2. Kearifan lokal
3. Lembaga pengelolaan
1. Kondisi lamun dan Kerusakan lamun
2. Keterkaitan Ikan dengan lamun
3. Keanekaragaman jenis ikan
4. Fungsi lamun
1. Soft were SIG ArcGis 9.3
2. Deskriptif 3. Deskriptif dan
Indeks Distribusi
4. Deskriptif 5. Insitu dan
Laboratorium
1. Deskriptif 2. Deskriptif
3. Deskriptif
1. Kondisi dan indikator kerusakan lamun
2. Model keterkaitan ikan dengan lamun 3. Struktur komunitas n dan
trofik ikan 4. Nilai lingkungan lamun untuk
keberlanjutan ikan
Hasil Penelitian
1. Luas areal lamun ha 2. Jumlah jenis, pola distribusi
kerapatan, penutupan dan biomassa lamun
3. Bentuk pemanfaatan oleh masyarakat 4. Struktur komunitas dan populasi ikan
yang berasosiasi dengan lamun 5. Nilai lingkungan perairan fisika dan
kimia
1. Jenis lamun dan batas areal lamun pada tiap lokasi padang lamun dan
manfaat lamun bagi ikan dan biota asosiasinya
2. Awiq-awiq 3. Kelembagaan pengelolaan
1. Metode skoring dan deskriptif
2. Anova satu arah, Model Regresi
dan,Korelasi Pearson,
3. Indeks Shannon, Indeks Dominansi
Simpson dan deskriptif
4.
Deskriptif
1. Kriteria dan indikator konservasi
2. Indikator pengelolaan 3. Zonasi pengelolaan
4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan perairan teluk yaitu Teluk Jukung. Pada perairan teluk tersebut terdapat suaka perikanan “Gusoh Sandak” Perda
Kabupaten Lombok Timur No 10 Tahun 2006. Secara administratif lokasi penelitian terletak pada Kecamatan Keruak Desa Tanjung Luar dan Desa Pijot
dan Kecamatan Jerowaru Desa Jerowaru. Adapun batas dari lokasi penelitian adalah:
Sebelah Timur : Selat Alas
Sebelah Selatan : Suaka Perikanan Gusuh Sandak
Sebelah Barat : Desa Selebung Ketangga kecamatan Keruak
dan Desa Jerowaru kecamatan Jerowaru Sebelah Utara
: Kecamatan Sakra Barat
4.2 Kondisi Ekonomi