Penutupan Lamun Biomassa Lamun

58

5.5 Penutupan Lamun

Hasil pengukuran terhadap penutupan tiap jenis lamun seperti pada Tabel 28. Jenis Enhalus acoroides memiliki prosentase penutupan paling tinggi di Lungkak dan paling rendah di Gili Kere dan jenis Cymodocea serrulata prosentae penutupan paling tinggi di Kampung Baru dan paling rendah di Gili Kere. Tabel 28 Persen penutupan lamun pada empat lokasi padang lamun n = 54 di Gili Kere, n= 21 di Lungkak, n=21 di Poton Bakau dan n= 21 di Kampung Baru. No Jenis Lamun Lokasi Gili Kere Kampung Baru Lungkak Poton Bakau 1 Halophila minor 1,35 - - - 2 Halophila ovalis 2,75 1,50 2 - 3 Halophila spinulosa - - 6 - 4 Cymodocea rotundata 12,60 13,50 13,58 11,80 5 Cymodocea serrulata 18,60 29 25,58 26,30 6 Halodulle pinifolia 12,10 - 10,50 12,80 7 Thalassia hemprichii 31,56 34,30 39,50 38 8 Syringodium isotifolium 11,80 13,50 14,50 17,50 9 Enhalus acoroides 54,70 69,80 78 74 Penutupan tiap jenis lamun Tabel 28 menunjukan jenis lamun dengan ciri morfologi besar nilai penutupannya lebih tinggi. Jenis Enhalus acoroides memiliki nilai penutupan yang lebih tinggi dari jenis Cyamodocea serrulata dengan jenis lamun lain dengan morfologi yang lebih rendah seperti dari jenis Halodule pinifolia dan Syringodium isotifolium. Penutupan jenis lamun di lokasi studi seperti jenis Cymodocea serrulata dan Enhalus acoroides lebih rendah dibandingkan dengan lokasi lain seperti di Kute Lombok Selatan. Demikian juga halnya dengan lokasi lain yaitu di pulau Sabangko, Salemo dan Sagara Sulawesi Selatan Supriadi dan Arifin 2006.

5.6 Biomassa Lamun

Hasil penilaian terhadap biomassa dari tiap jenis lamun di lokasi studi seperti pada Tabel 29. Rata-rata nilai biomassa lamun di Gili Kere sebesar 251, 845 gram, Lungkak sebesar 411,595 gram, Poton Bakau sebesar 448 gram dan Kampung Baru sebesar 482 gram. Lokasi dengan nilai rata-rata biomassa lamun yang paling rendah adalah Gili Kere dan yang paling tinggi adalah di Kampung Baru. Rendahnya nilai rata-rata biomassa lamun di Gili Kere dapat dijelaskan karena: 1 kondisi lingkungan terutama substrat lamun yang berasal dari 59 pecahan karang mati memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap ketersediaan nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan lamun 2 intensitas pemanfaatan areal lamun di Gili Kere yang lebih tinggi dari lokasi lain. Tabel 29 Rata-rata biomassa lamun pada empat lokasi padang lamun n= 6 di Gili Kere , n= 5 di Lungkak, n= 5 di Poton Bakau dan n= 5 di Kampung Baru No Jenis Lamun Lokasi Gili Kere Kampun Baru Lungkak Poton Bakau Bio-Massa gramm 2 Bio-Massa gramm 2 Bio-Massa gramm 2 Bio-Massa gramm 2 1 Cymodocea rotundata 128,982 528,207 446,176 111,370 2 Cymodocea serrulata 674,340 678,260 872.928 1140,070 3 Halodule pinifolia 88,325 120,772 161,130 4 Enhalus acoroides 733,916 987,280 974,625 877,832 5 Halophila minor 19,726 - - 6 Halophila. ovalis 26,864 48,270 67,3098 - 7 Halophila spinulosa - 101,010 - 8 Syringodium isotifollium 277,614 324,762 458,922 284,230 9 Thalassia hemprichii 64,998 326,280 251,021 114,928 Keterangan : - = Tidak ada n = Ulangan 5.7 Potensi Ancaman Kerusakan Lamun Seagrass 5.7.1 Nelayan kecil