51
digunakan yaitu maksimum tiga mata lampu. Selain kedua hal tersebut terdapat kesepakatan tentang larangan penggunaan bom ikan, potasium sianida,
kompresor dan jaring oros untuk penangkapan ikan. Awiq-awiq selain memuat tentang areal tangkapan dan penggunaan alat
tangkap, juga memuat tentang sanksi-sanksi bagi yang melanggar. Adapun bentuk sanksinya adalah berupa denda bentuk rupiah. Besar denda tergantung
pada jumlah pelanggran dan bentuk pelanggaran dan nilainya berkisar antara Rp. 50.000,- sampai Rp.500.000,-. Dinas Perikanan dan Kalautan Lombok
Timur, 2006.
4.5 Potensi Areal Perikanan Laut dan Potensi Produksi Perikanan
Potensi sumberdaya laut di wilayah studi yaitu di wilayah Tanjung Luar dan sekitarnya potensinya adalah untuk pengembangan perikanan tangkap dan
budidaya. Adapun potensi areal perikanan dan potensi produksi perikan laut seperti pada Tabel 23 di bawah ini.
Tabel 23 Potensi areal dan potensi produksi perikanan laut di Kecamatan Keruak dan Kecamatan Jerowaru.
No Kecamatan
Potensi Areal Perikanan Ha
Potensi Produksi Perikanan Ton Budidaya
Laut Tambak
Perikanan Laut
Rumput Laut Tambak
1 Keruak
507 50
6.158,71 23.437,50
350 2
Jerowaru 2.673
1.408,50 39.004,59
198.937,50 9.859,50
Jumlah 3180
1458,50 45163,3
222375,00 10209,50
Sumber. BPS NTB, 2009.
Potensi areal perikanan budidaya laut dan potensi produksi perikanan laut di atas, menunjukkan potensi yang cukup besar. Potensi tersebut tidak
berbanding lurus dengan produksi perikanan laut di Kecamatan Keruak pada tahun 2009 yang sebesar 5.610,8 ton dan Kecamatan Jerowaru sebesar 1.025,9
ton, sedangkan untuk produksi tambak Kecamatan Jerowaru adalah sejumlah 9,8 ton BPS, NTB 2009.
Potensi yang besar dan belum optimalnya produksi perikanan laut untuk budidaya di perairan pesisir Tanjung Luar disebabkan oleh: 1 jenis ikan
budidaya yang masih sangat terbatas dan saat ini meskipun sudah ada yang melakukan budidaya hanya budidaya udang atau lobster, 2 budidaya perikanan
laut membutuhkan invesatsi yang cukup besar bagi para nelayan yaitu berkisar antara Rp. 12.000.000,- – Rp.15.000.000,-, 3 waktu panen yang relatif lama,
padahal mereka harus memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, 4 kebiasaan
52
yang memperoleh hasil cepat dari pergi melaut, masih cukup sulit untuk diubah, meskipun hasil tangkapan mereka cendrung menurun dan 5 program-program
pemerintah khususnya dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lombok Timur belum melihat budidaya perikanan laut sebagai solusi untuk pengentasan
kemiskinan dan pembukaan lapangan kerja baru.
4.6 Permasalahan Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut