Keanekaragaman Jenis Ikan 4 Ancaman Kerusakan Lamun

105 masih kecil. Dalam hal ini hanya Sphyraena barracuda dengan ukuran besar yang mencapai 50 cm. Keberadaan kelompok ikan tersebut pada padang lamun dapat menjelaskan tentang: 1 ikan yang dominan ada pada padang lamun adalah ikan dengan ukuran kecil, 2 nilai lingkungan padang lamun yang paling penting untuk ikan dapat survive adalah sebagai tempat pemeliharaan dan mencari makan dan 3 ikan predator seperti Sphyraena barracuda mengindikasikan bahwa padang lamun sebagai tempat ikan kecil bersembunyi atau menghindari predator. Berkaitan dengan keberadaan ikan tersebut dapat dinyatakan bahwa padang lamun memiliki peran yang cukup besar untuk ikan dapat survive dalam tahapan siklus hidupnya. Oleh karena itu struktur komunitas ikan tersebut dapat menjadi dasar dan indikator dalam melakukan konservasi lamun untuk keberlanjutan sumberdaya ikan di lokasi studi.

8.5 Keanekaragaman Jenis Ikan

Padang lamun sebagai salah satu ekosistem utama di wilayah pesisir memiliki keterkaitan dengan ekosistem lain seperti terumbu karang, mangrove dan estuarin. Keterkaitan dengan ekosistem lain tersebut salah satunya dapat dilihat dari jenis ikan yang ada pada padang lamun. Berkaitan dengan keberadaan ikan pada padang lamun beberapa peneliti melakukan penelitian tentang jenis ikan pada padang lamun seperti Marasabessy 2010 melakukan penelitian tentang jenis ikan pada padang lamun di Pulau-pulau Derawan Kalimantan Timur diperoleh 1708 individu yang terdiri dari 30 famili dan 58 spesies, Supriyadi 2009 memperoleh 30 famili dan 104 spesies pada padang lamun di Teluk Kotania dan Pelita Jaya dan Bell et al. 2007 memperoleh 81 spesies ikan pada padang lamun Taman Nasional Laut Wakatobi. Selanjutnya pada padang lamun di lokasi studi diperoleh 16049 individu teridiri dari 42 famili dan 118 spesies. Komunitas ikan pada tiap lokasi padang lamun di lokasi studi terdiri dari jumlah spesies dan jumlah individu yang berbeda. Berkaitan dengan distribusi spesies dan individu ikan yang menggambarkan struktur komunitas ikan pada tiap lokasi padang lamun, pada penelitian ini dilakukan analisis struktur komunitas ikan. Hasil analisis seperti yang ditunjukkan pada Tebel 53. Hasil analisis tersebut menunjukkan nilai keanekaragaman ikan yang paling tinggi adalah pada padang lamun Gili Maringkik dan yang paling rendah adalah pada padang lamun Gili Kere. Selanjutnya dari hasil analisis indieks dominansi 106 Simpson diperoleh lokasi padang lamun yang memiliki nilai indeks dominasi paling besar adalah padang lamun Gili Kere dan yang paling kecil adalah padang lamun Gili Maringkik. Pada lokasi dengan nilai indeks dominasi paling tinggi seperti padang lamun Gili Kere dapat menjelaskan tentang ada jenis ikan yang dominan terhadap jenis ikan yang lain. Dalam hal ini jenis ikan yang cukup dominan pada padang lamun Gili Kere adalah Archamia goni dengan jumlah individu mencapai 32, 79 dari total jumlah individu ikan pada padang lamun Gili Kere. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat menjelaskan tentang: 1 semakin banyak jenis yang memiliki jumlah individu lebih tinggi dari nilai rata-rata jumlah individu maka nilai keanekaragamannya semakin kecil dan 2 distribusi spesies dan individu dapat menggambarkan struktur komunitas ikan. Dalam hal ini Bengen 2000 menyatakan nilai indeks keanekaragaman selain ditentukan oleh jumlah spesies juga ditentukan oleh jumlah jenis dalam spesies yang menggambarkan penyebaran individu. Tabel 53 Indeks keanekaragaman dan indeks dominansi ikan pada tiap lokasi padang lamun. No Lokasi Indeks Keanekaraman H’ Indeks Dominansi D 1 Gili Kere 2,448 0,164 2 Kampung Baru 2,948 0,083 3 Lungkak 2.606 0,148 4 Poton Bakau 2,797 0,131 5 Gili Maringkik 2,942 0,077 Nilai indeks keanekaragaman ikan Tabel 53 dapat digunakan sebagai instrumen untuk menjelaskan keberadaan ikan pada padang lamun di lokasi studi. Namun demikian ikan yang berasosiasi dengan lamun tidak hanya disebabkan oleh nilai lingkungan lamun tetapi faktor lingkungan yang lain seperti faktor fisika dan kimia perairan. Oleh karena itu diperlukan informasi yang komprehensip dari kualitas habitat ikan dari semua kompenen lingkungan yaitu aspek biologi, fisika dan kimia sebagai dasar membuat keputusan dalam strategi pengelolaan yang berbasis ekosistem. Hal ini sesuai dengan yang dinyakan oleh Griffiths 2001 yang menyatakan nilai keanekaragaman masih cukup sederhana untuk menjelaskan keterkaitan ikan dengan habitat. Namun demikian Nemeth et al. 2007 menjelaskan keanekaragaman jenis ikan yang berasosiasi dengan lamun dapat menjadi alat untuk melakukan monitoring dan evaluasi dalam menentukan areal konservasi dan strategi pengelolaan. Oleh karena itu nilai indeks keanekaragaman tersebut dapat menjadi indikator dalam melakukan 107 konservasi lamun untuk keberlanjutan ikan. Nilai indeks keanekaraman tersebut berguna untuk: 1 menilai perubahan kekayaan spesies ikan yang memanfaatkan padang lamun dan 2 menilai perubahan kelimpahan individu ikan pada tiap spesies.

6.6 Jenis Makanan Ikan