Kepadatan penduduk Limited supermatrix supermatriks batas

70 Kesesuaian Lahan Budidaya Laut Luas lahan untuk kesesuaian budidaya laut dapat di lihat pada Tabel 26. Dan untuk jelasnya, peta hasil analisis kesesuaian lahan kawasan budidaya laut dalam pemanfaatan ruang wilayah pesisir Kabupaten Pandeglang dapat dilihat pada Gambar 29 sedangkan kriteria kesesuaian lahan budidaya laut terdapat pada Lampiran 9. Tabel 26. Luas kesesuaian lahan perikanan budidaya laut Kelas Kesesuaian Lahan Wilayah Darat Wilayah Laut Selang bobot Luas lahan ha Presentasi Selang bobot Luas lahan ha Presentasi Sesuai 158-196 12401.35 37.93 66-74 7463.07 11.76 Kurang sesuai 119-157 13560.82 41.48 57-65 23222.21 36.59 Tidak sesuai 80-118 6733.65 20.59 48-56 32774.16 51.65 Jumlah 32695.81 100.00 63459.44 100.00 Gambar 29. Kesesuaian lahan budidaya laut Lahan wilayah darat pada kelas sesuai mempunyai luas sebesar 12401.35 ha atau sebesar 37.93 dari total luas wilayah darat. Daerah yang mempunyai total bobot di atas nilai tengah selang yaitu desa Cigorondong dengan bobot 195, dan Panimbang jaya dengan bobot 192. Wilayah laut lahan sesuai mempunyai luas sebesar 7463.07 atau 11.76 dari total luas wilayah laut. Berdasarkan hasil analisa kesesuaian wilayah laut yang sesuai terdapat pada perairan desa Caringin sampai desa Tanjung jaya. Faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi kesesuaian di wilayah laut ini adalah kondisi substrat perairan merupakan pasir dan pasir berlumpur 71 dengan kedalaman perairan sekitar 8-10 meter merupakan kondisi yang layak untuk dijadikan sebagai lahan budidaya kekerangan dan keramba jaring apung. Pada kelas kurang sesuai, wilayah darat mempunyai luas lahan sebesar 13560.82 ha atau sebesar 41.48 dari total seluruh luas lahan. Daerah yang kurang sesuai paling tinggi adalah desa Cigondang, Citeureup, Margasana, Pejamben, Sidamukti dan Mekarsari. Hal ini disebabkan karena dalam rancana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi, daerah ini dijadikan sebagai kawasan pariwisata dan industri perikanan. Walaupun secara sarana dan prasarana serta infrastruktur menunjang untuk dijadikan kawasan budidaya, tetapi secara kebijakan tidak mendukung hal tersebut. Kelas kurang sesuai di wilayah laut mempunyai luas lahan sebesar 23222.21 ha atau 36.59 dari luas total keseluruhan. Pada wilayah laut di perairan Pandeglang berdasarkan data yang diperoleh mempunyai tinggi gelombang kurang dari 1 meter dan kecepatan arus antara 0.1-0.3 ms sehingga yang berperan dalam kategori kelas ini adalah kedalaman perairan 4-7 meter atau 11-15 meter dengan substrat pasir berlumpur atau pasir berkarang. Wilayah darat dalam kelas tidak sesuai ini disebabkan karena kriteria kebijakan peruntukan ruangnya untuk daerah konservasi atau pariwisata dengan pembangunan sarana parasana dan infrastruktur yang tidak menunjang untuk dijadikan lahan budidaya. Kritera ini terdapat pada desa Ujung jaya, Taman jaya, Banyuasih, Tangkil sari dan sebagian besar desa di kecamatan Carita. Kriteria kelas tidak sesuai dengan luas lahan 6733.65 ha atau 20.59 dari luas keseluruhan. Wilayah laut tidak sesuai mempunyai luas lahan 32774.16 ha atau 51.65 dari total keseluruhan luas lahan. Desa yang memiliki kriteria tidak sesuai terdapat pada sepanjang perairan panimbang yang berbatasan dengan garis pantai. Hal ini disebabkan karena perairannya kurang dari 5 meter sehingga tidak cocok untuk budidaya laut. Sedangkan perairan bagian selatan lebih disebabkan kedalaman perairannya di atas 10 meter dan faktor kecepatan arus di wilayah ini sering sekali menjadi faktor yang merusak untuk budidaya laut. Kondisi yang terjadi pada saat ini perairan desa Sidamukti sampai dengan desa Tanjung jaya sekitar pulau Liwungan banyak digunakan untuk budidaya kerang hijau dan kerang darah. Sedangkan desa Cigorondong kondisi yang terjadi saat ini dimanfaatkan oleh para pembudidaya untuk budidaya rumput laut dan kerapu. Namun untuk di desa Cigorondong berdasarkan wawancara seringkali mengalami kegagalan jika tiba musim barat, angin bisa merusak semua lahan budidaya karena begitu kencangnya angin bertiup. Pengembangan usaha budidaya laut dilaksanakan di wilayah pesisir kabupaten Pandeglang, hendaknya memperhatikan berbagai faktor-faktor kesesuaian lahan sebagaimana yang disebutkan dalam analisis kesesuaian lahan di atas. Pada Gambar 29 terlihat ada beberapa kawasan yang dilingkari sebagai wilayah yang sesuai untuk dijadikan kawasan budidaya laut. Pertimbangan penetapan kawasan tersebut adalah kriteria fisik perairan sesuai sebagai habitat biota laut untuk tumbuh dan berkembang biak walaupun ada beberapa wilayah dalam kategori kurang sesuai namun dengan bantuan peralatan dan teknologi yang tepat juga akan memberikan pengaruh yang besar terhadap tingkat keberhasilan usaha dan jumlah produksi yang dihasilkan dari kegiatan perikanan budidaya ini. Sedangkan di beberapa wilayah darat walaupun dalam kesesuaiannya termasuk kurang sesuai, namun hal ini tidak menjadi penghalang dalam 72 meningkatkan produksi perikanan budidaya. Melalui pembangunan infrastruktur dan peningkatan sarana dan prasarana wilayah akan menjadi faktor pendukung yang penting bagi pembangunan perikanan di masa akan datang. Hal ini cukup beralasan mengingat produksi perikanan di kabupaten Pandeglang masih di dominasi oleh kegiatan perikanan tangkap, sementara produksi perikanan dari bidang budidaya, terutama budidaya laut masih sangat rendah. Kesesuaian Lahan Konservasi Hasil analisa kesesuaian luas lahan dapat di lihat pada Tabel 27. Dan untuk jelasnya, peta hasil analisis kesesuaian lahan kawasan konservasi dalam pemanfaatan ruang wilayah pesisir kabupaten Pandeglang dapat dilihat pada Gambar 30 dan kriteria kesesuaian lahan konservasi sekaligus perhitungan pembobotannya dapat dilihat di Lampiran 10. Tabel 27. Luas kesesuaian lahan konservasi Kelas Kesesuaian Lahan Wilayah Darat Wilayah Laut Selang bobot Luas lahan ha Presentasi Selang bobot Luas lahan ha Presentasi Sesuai 167-211 4361.30 13.34 48-59 8455.16 13.32 Kurang sesuai 122-166 21024.55 64.30 36-47 25054.65 39.48 Tidak sesuai 77-121 7309.97 22.36 24-35 29949.64 47.19 Jumlah 32695.81 100.00 63459.44 100.00 Gambar 30. Kesesuaian lahan konservasi Berdasarkan Tabel 27 luas lahan darat untuk kategori sesuai sebesar 4361.30 ha atau 13.34 dari luas total keseluruhan wilayah darat. Hasil analisa menunjukkan bahwa wilayah yang mempunyai bobot paling tinggi untuk sesuai 73 menjadi kawasan konservasi yaitu desa Taman Jaya dan Ujung Jaya. Hal ini disebabkan dan aksess masih sulit sehingga tekanan penduduk di wilayah ini tidak serius. Dalam kebijakan ruang di kabupaten dan provinsi, daerah ini merupakan termasuk dalam kategori kawasan konservasi karena berbatasan langsung dengan Taman Nasional Ujung Kulon. Dengan mempertimbangkan hal tersebut wilayah ini memang layak dijadikan kawasan konservasi untuk mempertahankan fungsi ekologis ekosistem di perairan Pandeglang. Sedangkan untuk lahan di darat yang menjadi kawasan lindung hutan yang dikonservasi terdapat di kecamatan Sumur dari desa Kertamukti sampai desa Ujung Jaya. Hal ini disebabkan berdasarkan rencana struktur ruang Kabupaten, wilayah ini termasuk dalam kawasan lindung. Kelas sesuai untuk wilayah laut mempunyai suhu berkisar 29-30°C, kedalaman perairan kurang dari 5 meter dan luas tutupan karang sebagai habitat biota laut kondisi saat ini keberadaannya masih di atas 60. Wilayah ini mempunyai luas lahan 8455.16 ha atau 13.32. Perairan yang mempunyai kategori sesuai untuk kondisi tersebut adalah sekitar perairan Taman jaya dan Pulau Badul karena berdasarkan hasil survei lapangan dari Kementrian Kelautan dan Perikanan tahun 2010 masih memiliki luas tutupan karang hidup sebesar 70.59 dengan keanekaragaman biota dalam kategori baik. Sedangkan sepanjang pesisir kecamatan Labuan sampai Panimbang lebih disebabkan oleh faktor kedalaman perairan kurang dari 10 meter dan suhu perairan 29-30°C sehingga sinar matahari yang masuk ke dalam air mengakibatkan peningkatan suhu di permukaan. Kelas kurang sesuai di wilayah darat mempunyai luas sebesar 21024.55 ha atau 64.30. Berdasarkan hasil analisa wilayah yang berada dalam kelas kurang sesuai terdapat pada kecamatan Carita yaitu desa Sukarame, Sukanegara, Banjarmasin, Panimbang jaya, Tangkil sari dan Banyuasih. Kriteria yang terdapat di kecamatan Carita lebih dikarenakan oleh kawasan ini dalam rencana struktur ruang wilayah termasuk dalam kawasan lindung tetapi aksess menuju ke wilayah tersebut mudah sehingga menimbulkan tekanan penduduk yang serius. Sedangkan pada desa Banyuasih faktor yang lebih dominan adalah sulitnya aksess menuju kesana sehingga tekanan penduduk yang ada masih tidak serius walaupun dalam rencana struktur ruang termasuk dalam kawasan pemanfaatan hutan produksi dan perkebunan. Kategori kurang sesuai pada wilayah laut disebabkan oleh faktor kedalaman perairan antara 5 sampai 10 meter dengan suhu perairan 28-29°C. Kondisi perairan seperti ini masih dapat ditolerir oleh biota tertentu, sehingga keanekaragaman biota dalam perairan ini tidak banyak ragamnya. Luas lahan darat dalam kriteria tidak sesuai sebesar 7309.97 ha atau 22.36. Desa yang termasuk dalam kategori ini adalah desa Pejamben, Kecamatan Carita sampai dengan Tanjung jaya kecamatan Panimbang. Hal ini disebabkan karena tekanan penduduk di wilayah ini sudah sangat serius ditunjang dalam struktur ruang diprioritaskan untuk kawasan industri dan pariwisata. Kriteria tidak sesuai dalam wilayah laut adalah wilayah yang mempunyai suhu kurang dari 28°C dengan kedalaman perairan di atas 10 meter. Kondisi perairan seperti ini tidak sesuai untuk habitat biota air yang hidup di dalamnya. Hal ini disebabkan produsen dalam melakukan fotosintesis sangat sulit sekali untuk menerima sinar matahari yang masuk ke perairan. Berdasarkan hasil analisa kesesuaian di atas bahwa wilayah yang sangat sesuai untuk dijadikan kawasan konservasi perairan adalah perairan sekitar pulau Badul, desa Taman jaya sampai desa Ujung jaya Kecamatan Sumur karena dalam