Fungsi Ekologi Limited supermatrix supermatriks batas

50 Pada nilai v current, mempunyai nilai maksimum sebesar 0.1889 ms pada lintang -6.625 bujur 105.375 yang terletak pada teluk taman nasional Ujung Kulon dan nilai v minimum sebesar 0.0569 ms pada lintang -6.875 bujur 105.875 terletak pada daerah daratan. Hal ini menunjukkan bahwa angin yang bergerak menuju daratan mempunyai nilai paling tinggi sedangkan angin yang bergerak dari daratan mempunyai nilai yang paling rendah. Secara umum kondisi angin yang terjadi di perairan Selat Sunda dipengaruhi oleh sistem angin muson, yang mengalami perubahan arah dua kali dalam setahun, yaitu angin muson barat laut yang bertiup dari barat laut menuju tenggara dan angin muson tenggara yang bertiup dari tenggara menuju barat laut. Pada Gambar 11 dapat dilihat bahwa kecepatan arus permukaan di Kabupaten Pandeglang relatif seragam. Namun perairan bagian utara nilainya lebih besar sekitar 0.15-0.25 ms dibandingkan dengan perairan di selatan sekitar 0.05-0.15 ms. Hal ini didukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Oktavia 2011 bahwa variasi beda tinggi muka laut yang dipengaruhi oleh perubahan arah dan kecepatan angin di perairan Selat Sunda menimbulkan kemiringan slope permukaan laut. Menurut Oktavia 2011 di perairan selat Sunda arus geostrofik yang timbul menyebabkan massa air mengalir ke arah barat apabila bernilai negatif dan mengalir ke arah timur jika bernilai positif. Hasil penelitian Oktavia 2011 yang dilakukan pada bulan maret 2008 sampai Februari 2009 menunjukkan bahwa selama musim timur Juni-Agustus kecepatan rata-rata arus geostrofik berkisar antara 0.14-0.16 ms yang mengalir ke barat daya menuju Samudera Hindia, sedangkan pada musim barat Desember- Februari kecepatan rata-rata arus geostrofik permukaan berkisar antara 0.14-0.17 ms dan mengalir ke timur laut menuju laut Jawa. Berdasarkan asumsi tersebut, bahwa data yang diperoleh pada penelitian ini diambil pada saat musim timur dimana arah angin bernilai positif dan bergerak dari barat daya menuju Samudera Hindia dengan rata-rata kecepatan arus berkisar 0.1309 ms. c. Tinggi gelombang Data tinggi gelombang yang diperoleh pada penelitian ini adalah tinggi gelombang signifikan significant wave height yaitu rata-rata tinggi gelombang dari puncak ke lembah dari sepertiga gelombang laut tertinggi. Kuat lemahnya gelombang ini dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu kecepatan angin, lamanya angin berhembus duration, dan jarak dari tiupan angin pada perairan terbuka fetch sedangkan ketinggian dan periode gelombang tergantung kepada panjang fetch pembangkitannya. Fetch adalah jarak perjalanan tempuh gelombang dari awal pembangkitannya. Fetch ini dibatasi oleh bentuk daratan yang mengelilingi laut. Semakin panjang jarak fetch-nya, ketinggian gelombangnya akan semakin besar. Sehingga perairan terbuka tinggi gelombangnya dibandingkan dengan perairan yang lebih tertutup yang dikelilingi oleh daratan dan pulau yang mengelilinginya. Dari hasil analisa spasial bahwa untuk perairan utara kabupaten Pandeglang yang lebih dekat ke Laut Jawa mempunyai kisaran gelombang yang lebih rendah dibandingkan dengan perairan di bagian selatan yang lebih dekat ke Samudera Hindia. Berdasarkan penelitian Kurniawan 2011 bahwa rata-rata tinggi gelombang di wilayah yang berbatasan dengan laut lepas baik Samudera Hindia, Samudera Pasifik dan Laut Cina Selatan, mempunyai rata-rata tinggi gelombang 51 yang relatif lebih tinggi dibanding dengan daerah Laut Jawa, Laut Timor, Banda, Arafuru, Seram dan wilayah perairan antar pulau lainnya. Berdasarkan data yang diperoleh, sebaran tinggi gelombang perairan selat Sunda di wilayah penelitian dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12. Sebaran tinggi gelombang perairan Selat Sunda Perairan Selat Sunda wilayah Kabupaten Pandeglang kondisinya lebih cenderung tertutup karena banyak teluk dan terdapat pulau-pulau kecil di sekitarnya sehingga data tinggi gelombang yang diperoleh berkisar antara 0.023- 0.700 meter.

d. Substrat pantai

Substrat perairan merupakan data fisik yang berkaitan dengan kondisi lahan suatu wilayah. Kondisi substrat perairan pada penelitian ini diperoleh dengan cara deskriptif dan observasi langsung ke wilayah penelitian. Menurut Djuwansah 2011 bahwa substrat dipengaruhi oleh hasil perkembangan morfologi pantai yang terjadi semenjak berakhirnya periode kenaikan muka air laut semenjak 5000 tahun yang lalu. Daerah pesisir yang geologinya tersusun dari batuan keras umumnya memiliki kelerengan tinggi yang pola kemiringannya menerus sampai ke dasar laut. Pantai landai yang terbentuk dari sedimen muda memiliki fisiografi yang ditentukan oleh energi aliran air yang mempengaruhi lingkungan pada waktu pengendapannya. Pantai yang didominasi oleh endapan pasang surut akan menghasilkan endapan sedimen dalam bentuk paparan pasang surut yang merupakan dataran berlumpur yang biasanya kemudian ditumbuhi oleh pohon bakau. Substrat lumpur dan karang terdapat di desa Teluk dan Caringin. Lumpur mendominasi di daerah pesisir ke arah darat. Hal ini disebabkan ada sungai besar yang bermuara di daerah tersebut yang membawa endapan lumpur dan pasir ke