Penggunaan lahan Limited supermatrix supermatriks batas

43 Kriteria yang dimasukkan dalam struktur jaringan untuk diberi bobot oleh responden adalah fungsi ekologi meliputi kriteria kesesuaian fisik, kualitas perairan, resiko bahaya, area bernilai tinggi, penggunaan lahan, pengaruh iklim global dan kedekatan dengan sumber pencemar. Sedangkan objek kebijakan meliputi rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi dan rencana tata ruang wilayah kabupaten. Dan objek sosial ekonomi meliputi struktur populasi penduduk, sarana transportasi, kedekatan dengan sarana penting, sarana dan prasarana perikanaan dan tekanan penduduk. Hasil pembobotan yang akan dianalisa adalah rataan geometriknya dan dihitung konsistensi rasio atas jawaban yang diberikan oleh para responden. Berdasarkan hasil consistency ratio yang diperoleh dari perhitungan software bernilai 0,00000 yang artinya bernilai kurang dari 0.1. Hal ini menunjukkan bahwa jawaban setiap responden dalam menjawab setiap pertanyaan ini konsisten sehingga hasil dari pembobotan yang diberikan oleh responden bisa dilanjutkan untuk tahap analisa berikutnya yaitu mencari nilai supermatriks tak terboboti Lampiran 3, supermatriks terboboti Lampiran 4 dan matriks limit Lampiran 5. Gambar 7 dan 8 menampilkan salah satu hasil input rataan geometrik dari perbandingan berpasangan ketiga kluster dalam pemanfaatan ruang. Gambar 7. Direct data dalam ANP Gambar 8. Salah satu contoh hasil perbandingan Input Direct Data Hasil dari input data menurut para responden diperoleh matriks kluster antar objek di dalam pemanfaatan ruang yang memberikan gambaran nilai bobot setiap fungsi objek dan kriteria serta pengaruh antar kriteria yang dominan, baik pengaruh kriteria dari fungsi objek itu sendiri looping maupun pengaruh kriteria dari fungsi objek lainnya yang disajikan pada Tabel 19. Tabel 19. Nilai fungsi pemanfaatan ruang Kluster Nilai Fungsi Presentase Fungsi ekologi 0.3399 33.99 Fungsi kebijakan 0.3488 34.88 Fungsi sosial ekonomi 0.3113 31.13 Jumlah 1.0000 100 Berdasarkan Tabel 19, bahwa kriteria kebijakan dalam menentukan suatu pemanfaatan ruang di wilayah pesisir memiliki tingkat pengaruh sebesar 34.88 44 sedangkan fungsi ekologi sebesar 33.99 dan sosial ekonomi 31.13. Hal ini menunjukkan dalam menentukan kesesuaian pemanfaatan ruang di wilayah pesisir fungsi kebijakan ini yang dominan harus dipertimbangkan keberadaannya karena memiliki pengaruh yang sangat besar dibandingkan dengan kedua fungsi yang lain. Hasil yang diperoleh dari ANP ini adalah limiting supermatrix yang dinormalisasi terhadap faktor cluster masing-masing sehingga jumlah setiap kolom untuk setiap faktor adalah sama dengan satu stokastik. Tabel 20 adalah matriks prioritas yang menunjukkan bobot dan peringkat faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemanfaatan ruang di wilayah pesisir. Tabel 20 menunjukkan bahwa dalam pemanfaatan ruang, kriteria yang sangat dominan pengaruhnya adalah kriteria kebijakan RZWP3K Provinsi sebesar 0.1689 atau 16.89 dan kriteria yang paling rendah adalah pengaruh iklim global sebesar 0.0371 atau 3.71. Hal ini mengandung pengertian bahwa RZWP3K Provinsi dan RTRW Kabupaten sangat berperan sekali dalam menentukan kebijakan yang terkait dengan kesesuaian pemanfaatan ruang wilayah pesisir di Kabupaten karena keduanya memiliki keterkaitan yang sangat besar pengaruhnya. Tabel 20. Matriks prioritas pemanfaatan ruang No Kriteria Pemanfaatan Ruang Prioritas Inter kluster a Prioritas Antar kluster a Persen 1 RZWP3K Provinsi Banten 0.5009 0.1689 16.89 2 RTRW Kabupaten Pandeglang 0.4991 0.1681 16.81 3 Sarana Transportasi 0.2215 0.0667 6.67 4 Struktur populasi penduduk 0.2160 0.0665 6.65 5 Sapras perikanan 0.2047 0.0632 6.32 6 Penggunaan Lahan 0.1710 0.0608 6.08 7 Kesesuaian fisik perairan 0.1683 0.0605 6.05 8 Resiko bahaya 0.1593 0.0580 5.80 9 Tekanan penduduk 0.2039 0.0565 5.65 10 Area bernilai tinggi