Jarak dari pantai Limited supermatrix supermatriks batas

58 Berdasarkan data di Tabel 25 bahwa kawasan yang ditetapkan untuk menjadi kawasan konservasi laut daerah setelah disurvei kembali kondisinya pada tahun 2010 semakin sedikit presentasi luas tutupan karang yang masih hidup. Hal ini disebabkan karena terlalu banyak tekanan baik fisik maupun nonfisik yang mengakibatkan karang banyak yang mengalami pemutihan bleaching yang pada akhirnya mengalami kematian. Nilai 0 di beberapa kawasan menunjukkan bahwa di kawasan tersebut sudah tidak dijumpai kembali ekosistem terumbu karang yang masih hidup dan dampaknya secara tidak langsung pula berpengaruh terhadap penurunan populasi ikan-ikan karang atau biota laut lainnya. Sebaran terumbu karang di perairan kabupaten Pandeglang dapat dilihat pada Gambar 19. Upaya yang telah dilakukan oleh pihak-pihak terkait dalam rangka mempertahankan keberadaan terumbu karang agar tetap lestari adalah dengan teknik transplantasi karang yang bibitnya diperioleh dari karang hidup yang berada di alam. Hal ini sangat efektif sekali dapat menambah presentasi luas tutupan karang hidup. Transplantasi karang ini sudah dilakukan di sekitar Pulau Badul dan Pulau Liwungan. Berdasarkan data di atas luas tutupan karang di wilayah tersebut masih cukup tinggi. Namun untuk nilai CFDI dan keragaman jenis di Pulau Liwungan termasuk kategori buruk dibandingkan dengan di Pulau Badul dengan kategori sedang. Hal ini disebabkan Pulau Liwungan kondisi perairannya sudah mengalami penurunan dan tingkat kekeruhannya cukup tinggi akibat aktivitas manusia di wilayah ini dan mengganggu ekosistem biota laut di sekitarnya. Akibatnya hanya beberapa spesies ikan dan karang yang mampu bertahan pada kondisi tersebut. Sedangkan Pulau Badul kondisi perairannya masih terjaga hal ini ditunjang karena lokasinya berdekatan dengan kawasan lindung Taman Nasional Ujung Kulon yang mana aktivitas dan kegiatan manusia masih sangat terbatas di wilayah ini.. Gambar 19. Sebaran tutupan karang di desa pesisir Kabupaten Pandeglang 59

k. Kemiringan lereng

Kemiringan lerang berkaitan dengan topografi bentuk suatu wilayah. Data kemiringan lereng ini diperoleh dari peta bentuk shape file yang dibuat oleh Bappeda Kabupaten Pandeglang untuk rencana tata ruang wilayah tahun 2012- 2031. Pengelompokan kemiringan lereng ini di bagi menjadi empat kelas yaitu landai 0-8, 8-15, curam 15-25 dan terjal 25-40. Gambar 20. Kemiringan lereng di desa pesisir Kabupaten Pandeglang Berdasarkan Gambar 20 kemiringan lereng di desa pesisir banyak terdapat pada kelas 0-8 yaitu landai. Hal ini menunjukkan karena ketinggian dengan permukaan laut sangat rendah sedangkan pesisir di desa Sumberjaya dan Kertajaya yang berbatasan dengan garis pantai berada dalam kemiringan lereng 8- 15. Kawasan dengan kemiringan lereng 15-25 di sekitar pesisir pantai berada di desa Sukajadi dan Sukarame. Kawasan curam dan terjal berada di kawasan taman nasional ujung kulon dan didominasi dengan kawasan hutan lindung. Kriteria Kebijakan a. Rencana Tata Ruang Wilayah Rencana umum tata ruang merupakan perangkat penataan ruang wilayah yang disusun berdasarkan pendekatan wilayah administratif yang secara hierarki terdiri atas rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi, dan rencana tata ruang wilayah kabupatenkota. Rencana tata ruang wilayah Kabupaten Pandeglang di desa pesisir tahun 2012-2031 dapat dilihat pada Gambar 21. Kawasan strategis wilayah kabupaten merupakan bagian wilayah kabupaten yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial budaya, danatau