3 kendala dari kawasan Situ Cikaret. Gambar 1 memperlihatkan alur pikir
penyusunan taman bermain ini.
Gambar 1 Diagram alur kerangka pikir Perilaku manusia
Pencemaran lingkungan
Kerusakan lingkungan
Rancangan Taman Edukasi Lingkunganuntuk Anak-anak di Situ Cikaret Cibinong Bogor
Eksploitasi lingkungan
Situ Cikaret
Perlu edukasi lingkungan yang
rekreatif bagi masyarakat
terutama anak-anak dalam bentuk
kawasan taman bermain
Potensi pengembangan
Kendala pengembangan
Area Daratan
Area Perairan
Rencana kawasan bermain Aktivitas
pendukung non-edukatif
dan pelayanan Aktivitas
edukatif
Fasilitas pendukung
Fasilitas edukatif
Fasilitas pelayanan
Sub kawasan rekreasi non-edukatif
Sub kawasan rekreasi edukatif
Konsep dan pengembangan perancangan
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Permasalahan Kualitas Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak
langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedungsekolah,
dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar. Lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah
yang membentuk sistem pergaulan yang berperan dalam membentuk kepribadian seseorang.
Secara khusus, istilah lingkungan hidup sering digunakan untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
segenap makhluk hidup di bumi. Adapun berdasarkan UU No. 32 Tahun 2009, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan
makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya. Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1. Unsur Hayati Biotik
Unsur hayati biotik, yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian
berada di kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah
teman-teman atau sesama manusia.
2. Unsur Sosial Budaya Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia
yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat
adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
3. Unsur Fisik Abiotik Unsur fisik abiotik, yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda
tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap
kehidupan di bumi.
Lingkungan semakin hari semakin terancam kelestariannya, berbeda dengan masa lampau, dimana lingkungan alam masih terpelihara dengan baik.
Kelestarian lingkungan masa lampau karena adanya kepercayaan, penalaran akal sehat, dan pertimbangan ekonomis. Tidak hanya kelestarian lingkungan alami harus
dijaga, tetapi lingkungan binaan manusia dapat berdampingan dengan alam dalam keseimbangan Budiharjo 2006.
Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kerusakan lingkungan hidup karena faktor
manusia dan karena faktor alam. Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain terjadinya pencemaran pencemaran udara, air,
5 tanah, dan suara sebagai dampak adanya kawasan industri, terjadinya banjir,
sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan, terjadinya
tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
Adapula beberapa perilaku manusia yang secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Penebangan hutan secara liar penggundulan hutan. b. Perburuan liar.
c. Merusak hutan bakau. d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e. Pembuangan sampah di sembarang tempat. f. Bangunan liar di daerah aliran sungai DAS.
g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.
2.2 Edukasi Lingkungan untuk Anak-anak
2.2.1 Edukasi Lingkungan
Edukasi lingkungan merupakan perpaduan antara lingkungan dengan pendidikan. Pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha
manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan Hasbullah 1999. Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalani oleh seseorang atau kelompok orang agar mencapai tingkat hidup
yang lebih tinggi dalam arti mental. Pendidikan berperan dalam proses pembentukan kecakapan secara emosional dan intelektual. Seiring berkembangnya
zaman, istilah pendidikan juga ikut mengalami perkembangan Hasbullah 1999. Edukasi lingkungan ialah pendidikan mengenai lingkungan, dari lingkungan, dan
untuk lingkungan. Lingkungan sebagai sarana edukasi tidak hanya berguna dalam fungsi tetapi juga menyenangkan dalam estetika. Edukasi lingkungan berarti proses
edukasi mencakup hubungan manusia dengan alam serta lingkungan buatan manusia itu sendiri Trivedi 2008. UNESCO mengemukakan bahwa pendidikan
lingkungan adalah proses pengenalan nilai-nilai dan pemahaman konsep-konsep guna mengembangkan keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk saling
memahami dan menghargai antar manusia, budaya, dan lingkungan biofisik disekelilingnya. Tidak hanya itu, edukasi lingkungan juga membangun perilaku
peduli lingkungan terutama mengenai isu-isu yang berkaitan dengan kualitas lingkungan Trivendi 2008.
Dewasa ini edukasi lingkungan dapat memberi pengajaran yang dapat merubah perilaku menjadi perilaku yang bertanggungjawab terhadap lingkungan,
perubahan pribadi dan sosial yaitu meningkatkan emansipasi Johnson dan Mappin 2005. Manfaat positif dari edukasi lingkungan tersebut akan lebih baik jika
diterapkan sejak dini. Anak-anak cenderung lebih mudah menyerap pengetahuan