17
3.4 Tata Guna Lahan
Berdasarkan data dari Bappeda tercatat bahwa tata guna lahan Kecamatan Cibinong terdiri dari tiga jenis, yaitu kawasan pemukiman hunian padat, kawasan
industri, dan zona industri. Pada Gambar 13 terlihat bahwa Kelurahan Cibinong didominasi oleh kawasan pemukiman hingga mencapai 90. Kawasan industri
hanya terdapat di Desa Nanggewer dan Kelurahan Nanggewwermekar. Sedangkan zona industri terkonsentrasi pada Kelurahan Cimekar dan Kelurahan Cibinong dan
berbatasan dengan Sungai Cikeas. Terdapat juga beberapa kawasan situ yaitu Situ Cibuntu di Kelurahan Cibinong, Situ Citatah di Kelurahan Cirimekar, dan Situ
Cikaret di Kelurahan Harapanjaya.
Gambar 13 Peta tata guna lahan Cibinong tahun 2010 sumber: Bappeda
18
3.5 Rencana Tata Ruang Wilayah
Berdasarkan Perda Nomor 19 Tahun 2008 Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bogor, Cibinong adalah salah satu dari enam kecamatan yang
berkembang pesat menjadi kawasan perkotaan. Mengacu pada Perda RTRW tersebut disusun Rencana Detil Tata Ruang RDTR Kota Cibinong, tahun 2005-
2015. Pengembangan Cibinong ditujukan sebagai simbiosis mutualisme antara Kota Depok, Kota Bogor, dan Cibinong.
Pengembangan Cibinong tersebut mengusung konsep Cibinong Raya yang akan menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor. Cibinong
Raya dibagi menjadi beberapa zona, diantaranya zona CBD Central Bisnis District, pemukiman, pemerintahan, wisata, dan lainnya dengan tetap berwawasan
lingkungan. Pembagian zona tersebut disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Bogor.
Cibinong Raya dirancang sebagai sentra rumah kelas menengah. Saat ini ada sekitar 20 perumahan yang sedang dipasarkan. Hal ini terjadi karena
permintaan rumah yang meningkat seiring dengan dibukanya akses jalan. Melalui Peraturan Bupati No.832009 tentang Pedoman Operasional Pemanfaatan Ruang,
yang dapat dibangun di Cibinong hanya rumah dengan kaveling minimal 84 m
2
.
Tujuan peraturan tersebut agar kota tidak menjadi terlalu padat.