Rancangan Ruang Edukasi Rancangan Taman Edukasi Lingkungan

50 Area permaian yang lain berupa padang rumput, dimana area tersebut merupakan area terbuka dengan pepohonan pada tepi lapangan. Lapangan rumput atau lawn tersebut merupakan tempat bermain anak-anak usia 0-5 tahun, dimana anak-anak pada usia tersebut perlu pengawasan orang tua sehingga perlu ruang yang lebih luas, dan sifat anak-anak yang baru belajar mengendalikan pergerakannya Baskara 2011. Pada tempat bermain anak 0-5 tahun juga terdapat kolam pasir yang sesuai untuk fase anak tersebut. Area permainan untuk anak usia 6-8 tahun bertemakan pepohonan hutan, berada dekat dengan arboretum. Pada area permainan tersebut terdapat permainan untuk menguji ketangkasanketerampilan berupa set permainan anak maupun elemen permainan natural batu, kayu, dll. Permainan yang merangsang ketangkasan terseut baik untuk mendukung perkembangan motorik anak, sedangkan elemen permainan natural membantu anak memiliki pengalaman berkesan dengan alam sehingga anak-anak lebih dekat dan lebih menyukai alam. Area permainan untuk anak usia 8 tahun ke atas berada di area yang terpisah dari area bermain lainnya. Hal ini dikarenakan pada fase perkembangan tersebut anak-anak mulai menginginkan beraktivitas tanpa pengawasan dan tanpa campur tangan anak-anak yang lebih muda Baskara 2011. Pada area bermain anak usia 8 tahun ke atas juga terdapat permainan yang mengajarkan pentingnya menjaga lingkungan berupa permainan ular tangga yang telah dimodifikasi Gambar 56. Gambar 43 Referensi patung binatang Sumber: www.google.comimages Gambar 44 Aktivitas bermain anak Sumber: www.google.comimages 51

6.2.2 Rancangan Ruang Penerimaan

Ruang ini merupakan zona pertama yang dimasuki oleh pengguna tapak. Ruang penerimaan memiliki fungsi yang penting dalam memberikan kesan pertama tapak, sehingga diperlukan kualitas fisik maupun visual yang menarik dan mampu mewakili tapak dengan berbagai informasi yang dibutuhkan. Ruang penerimaan berfungsi untuk menyambut pengunjung sebelum memasuki taman dan memulai berbagai aktivitas di dalam taman. Dengan adanya ruang ini pengunjung diharapkan dapat segera mengetahui identitas taman. Identitas taman terutama tercermin dari namesign dan gerbang taman. Fasilitas-fasilitas yang diakomodasi untuk mendukung fungsi ruang tersebut adalah papan penunjuk, papan informasi, dan penerangan. Sirkulasi tepat didepan gerbang masuk dibuat lurus, dengan ragam vegetasi estetik di sepanjang sirkulasi tersebut. Pada sirkulasi masuk ini dibuat efek transisi dari ruang yang tertutup menuju ruang terbuka, dimana ruang terbuka tersebut adalah bagian dalam taman.

6.2.4 Rancangan Ruang Pelayanan

Ruang pelayanan diperuntukkan bagi aktivitas non utama yang membutuhkan ruang khusus untuk melakukan aktivitasnya. Fasilitas pendukung yang disediakan antara lain kios, toilet, musholla, shelter sepeda, dan tempat parkir. Tempat parkir untuk taman edukasi ini terdiri dari parkir motor dan parkir mobil, dimana area parkir mobil berada di tapak selatan dan hanya memiliki daya dukung untuk 20 mobil. Sedangkan area artik motor berada di tapak selatan dan utara dengan daya dukung 50 motor. Adanya pembatasan jumlah kendaraan yang dapat parkir ini dilakukan untuk secara tidak langsung mengajak pengunjung untuk tidak menggunakan kendaraan bermotor, tetapi menggunakan kendaraan yang lebih ramah lingkungan seperti sepeda.

6.2.5 Rancangan Ruang Non-edukasi

Ruang yang diperuntukkan bagi pengguna non anak-anak dewasa ini menggunakan desain dengan tema alami, terbuka, dan minimalis, sesuai dengan keinginan dari pengguna. Area terbuka pada ruang ini digunakan sebagai area piknik keluarga, dimana area tersebut menyediakan kios kuliner. Pada ruang ini material yang digunakan didominasi oleh kayu dan batu-batuan. Pada ruang ini terdapat area duduk-duduk menghadap ke danau, area duduk ini dibuat seperti amphiteater, guna menghilangkan rasa monoton. Desain amphiteater menggabungkan elemen keras berupa batu dengan elemen lembut berupa rumput. Pada ruang non-edukasi ini juga dibuat tempat untuk mengakomodasi pemancing, berupa dek kayu dengan lebar hingga 3 meter. Pada area ini tidak diberikan permainan anak-anak selain area piknik keluarga. 6.3 Rancangan Fasilitas 6.3.1 Gerbang dan Namesign Gerbang dan namesign berada pada area penerimaan. Gerbang dibuat di semua pintu masuk utama. Terdapat dua jenis gerbang yaitu gerbang utama dan gerbang dengan ukur lebih kecil dari gerbang utama. kedua jenis gerbang tersebut dirancang dengan material menggunakan bata ekspose dan bata yang dilapisis 52 plester. Penggunaan material tersebut mengikuti pagar yang telah ada, sehingga diperoleh keselarasan. Namesign dibuat menempel pada pagar, tepat disebelah gerbang, sebagai bentuk efisiensi ruang. Gerbang kecil dibuat menyambung dengan pagar, dimana pagar menggunakan kombinasi batu bata dan besi.

6.3.2 Sirkulasi

Seperti pembagian yang dilakukan pada konsep, jalur sirkulasi terbagi menjadi 3. Sirkulasi primer yang merupakan sirkulasi kendaraan dibuat menggunakan material aspal, seperti jalan utama pada umumnya. Sirkulasi primer ini memiliki lebar 5 m. Sirkulasi sekunder terdiri dari sirkulasi sepeda dan pedestrian. Sirkulasi sepeda memiliki lebar 2 m dan sirkulasi pedestrian memiliki lebar 3 m. Material yang digunakan berupa beton. Untuk sirkulasi pedestrian pada area observasi menggunakan material kayu, sedangkan pada area lain menggunakan material yang sama seperti sirkulasi sepeda. Pada tapak utara terdapat sirkulasi yang mengikuti sirkulasi eksisting, dimana dipertahankan menggunakan paving block dengan pola herring bone serta menggunakan kombinasi warna merah dan abu-abu.

6.3.3 Dek dan Jembatan

Dek memiliki lebar hingga 3 m dengan bentuk mengikuti pola tepian danau. Material dek menggunakan kombinasi kayu dan besi. Tinggi dek berada 1 m diatas permukaan air danau. Sirkulasi yang menghubungkan tapak utara dan selatan berupa jembatan kayu dengan material yang sama seperti dek. Jembatan dirancang dengan lebar 3 m. Jembatan menggunakan railing dengan material kayu dan besi stainless steel. Bagian dek yang digunakan untuk memancing tidak diberi railing.

6.3.4 Permainan Anak

Sebagaimana konsep hard material yang sudah ditetapkan, maka permainan tersebut ada yang menggunakan material daur ulang seperti ban bekas namun, ada pula permainan yang sepenuhnya menggunakan material baru. Terdapat beberapa jenis permainan anak, antara lain set permainan anak yang menggunakan material pipa besi dengan diameter ½ inch, 1 inch, dan 2 inch yang dilapisi oleh cat duco dengan berbagai warna yang menarik. Pondasi yang digunakan adalah pondasi beton dengan penyangga yang di bawahnya terdapat pasir yang telah dipadatkan.

6.3.5 Menara

Menara ini berbentuk sederhana, dengan atap miring dan menggunakan material kayu sebagai bahan utama. Menara ini tidak menggunakan dinding tertutup, tetapi dengan pagar sebagai pengaman. Atap dirancang miring agar air hujan tidak menggenang. Pada menara ini anak-anak dapat mengamati burung, mengetahui kanopi pohon, dan melihat seluruh taman sebagai vantage point. Titik tertinggi dari menara tersebut berada 4 m diatas tanah dan menggunakan fondasi empat titik tumpu. Lebar rumah pohon sebesar 3 x 3 m. Rumah pohon diletakkan pada area observasi. Terdapat jembatan kayu yang berfungsi sebagai canopy walk yang terhubung dengan menara tersebut. 6.3.6 Tempat Sampah Material untuk tempat sampah menggunakan barang daur ulang berupa tong bekas yang dihias sehingga terlihat menarik. Karena fasilitas tong sampah ini untuk