39
Gambar 31 Kondisi jalur pedestrian 5.4 Sintesis
Berdasarkan hasil analisis data tapak, pengguna, dan pendukung diketahui bahwa lanskap di kawasan sesuai untuk dikembangkan sebagai areal bermain yang
edukatif karena memiliki keragaman sumber daya, topografi yang tak membahayakan anak-anak bila bermain, vegetasi yang masih dapat diperkaya, dan
keberadaan badan air dapat menjadi potensi kawasan. Diketahui unsur air merupakan unsur lingkungan yang paling disukai anak-anak dan juga unsur
lingkungan yang penting dalam menjaga kualitas lingkungan dan kehidupan manusia. Berdasarkan hasil analisis data tapak, pengguna, dan pendukung
didapatkan hubungan antara kebutuhan pengguna dengan kesesuaian lahan seperti tertera pada Tabel 10 dan Gambar 32.
Gambar 31 Peta zona aktivitas
40 Tabel 10 Hubungan kebutuhan fasilitas dengan kesesuaian lahan untuk taman
bermain.
Zona Luas
Rekreasi Fasilitas
Utama Detil
Jumlah Zona
Darat utara
0.8 ha Pasif
Pelayanan Pusat informasi
1 1
Tempat parkir 1500 m
2
2 Kios
600 m
2
3 Toilet
4 2x1.5m
3
Pendukung Bangku taman
0.5 x 2m
5 Area piknik
1800 m
2
6 Shelter sepeda
3 7
Aktif Bermain
Lapangan rumput 2037 m
2
4
Darat selatan
3.5 ha Pasif
Pelayanan Pusat informasi
1 1
Tempat parkir 5600 m
2
2 Kios
8 3
Toilet 8
2x1.5m 3
Musholla 1
3
Pendukung Bangku taman
0.5 x 2m
5 Shelter sepeda
- 3
Area piknik 2400 m
2
6
Aktif Bermain
Permainan anak 0-3 thn
2541 m
2
11 Permainan anak
3-5 thn 2038 m
2
12 Permainan anak
5-8 thn 2070 m
2
13 Permainan anak
+8 thn 2745 m
2
14 Pendukung
Lapangan rumput untuk umum
2400 m
2
4
Observasi Arboretum
7000 m
2
18 Media
interpretasi -
18 Kolam
- 18
Air 2.7 ha
Pasif Pendukung
Dek 500 m
2
15 Aktif
Bermain Perahu
2200 m
2
16 Dek
800 m
2
15
41
BAB VI PERANCANGAN TAMAN EDUKASI LINGKUNGAN
6.1 Konsep Taman Bermain Edukatif
Taman ini dikembangkan sebagai suatu ruang terbuka di Cibinong yang berfungsi sebagai ruang edukatif bagi warga di sekitar Situ Cikaret maupun warga
Cibinong secara keseluruhan, dengan fungsi edukasi lingkungan bagi anak-anak sebagai perhatian utama taman ini. Konsep yang menitik beratkan pada lingkungan
ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran warga, khususnya anak-anak, akan pentingnya nilai dari lingkungan yang seimbang. Taman ini
dikembangankan dilengkapi dengan konsep rancangan taman berupa taman bernuansa natural dengan pola organik.
6.1.1 Konsep Ruang
Konsep ruang dimaksudkan untuk menegaskan pembagian dari penggunaanperuntukan pada tapak. Adapun pembagain ruang dalam taman yang
dirancang meliputi ruang edukasi dan ruang non-edukasi. Ilustrasi konsep ruang dapat dilihat pada Gambar 33 dan Gambar 34 dimana ruang tersebut dibagi menjadi
beberapa sub-ruang. Ruang edukatif memiliki dua sub-ruang, yaitu area bermain dan area observasi, sedangkan ruang non-edukasi terdiri dari tiga sub-ruang
meliputi penerimaan, pelayanan, dan non-edukasi tergambar pada Tabel 11.
Gambar 32 Diagram konsep ruang
42
Gambar 33 Konsep tata ruang a.
Ruang penerimaan
Ruang penerimaan adalah area dengan fungsi untuk menyambut pengunjung sebelum memasuki taman dan memulai berbagai aktivitas di dalam taman. Sebagai
ruang yang pertama kali dimasuki pengunjung, maka ruang ini juga menunjukkan identitas dari taman. Identitas tersebut ditunjukkan dengan adanya pintu gerbang dan
sign taman edukasi lingkungan.
b. Ruang pelayanan
Ruang ini menjadi lokasi fasilitas seperti toilet, mushola, lapangan parkir, kantin, dan pusat informasi.
c. Ruang non-edukasi
Ruang yang berfungsi sebagai ruang penunjang aktivitas pengguna diluar tujuan edukatif.
d. Ruang edukasi
Ruang ini merupakan ruang yang ditujukan sebagai ruang bermain edukatif bagi anak-anak. Ruang ini terbagi dalam tiga bagian, yaitu:
Area observasi Ruang observasi merupakan ruang yang ditujukan untuk memberikan
edukasi mengenai ragam jenis vegetasi maupun satwa pada anak-anak. Area ini termasuk dalam area untuk kegiatan pasif, dimana pengunjung hanya
berjalan, melihat-lihat, mengamati. Interaksi antara pengunjung dan objek-