Anak-anak Edukasi Lingkungan untuk Anak-anak

7 Menurut Hawadi 2001 dari masa bayi berakhir hingga usia 13 tahun termasuk dalam masa kanak-kanak awal. Masa ini merupakan masa yang penuh dengan persoalan bagi orang tua disebabkan anak sudah mulai ingin menunjukkan kebebasannya sebagai individu. Adapula beberapa nama yang diberikan untuk masa ini adalah:  Preschool age yang menunjukkan bahwa harapan dan tekanan yang diharapkan pada masa ini sangat berbeda dari yang nanti anak alami saat masuk sekolah.  Pregang age menunjukkan bahwa pada istilah, dimana anak mulai belajar pada hal-hal yang bersangkutan dengan perilaku sosialnya kelak.  Exploratory age menunjukkan pada minat yang besar dari anak untuk bertanya apa saja yang ada di sekitarnya.  Imitative age menunjukkan pada kecenderungan anak untuk mengikuti cara bicara atau perilaku apa saja yang ada di sekitarnya.  Creative age menunjuk pada setiap anak yang tampak lebih kreatif. Pada tahap ini perkembangan emosi anak yang muncul bercirikan temperamen marah yang diikuti dengan rasa takut dan marah yang tidak jelas karena cemburu. Karakteristik emosional yang muncul lebih disebabkan karena faktor karena faktor psikologis daripada faktor fisiologis. Misalnya, karena mereka beranggapan bisa melakukan banyak dari apa yang dibatasi oleh orang tuanya. Namun, mereka pada akhirnya menjadi marah karena keterbatasan yang ada dan tidak sesuai dengan apa yang mereka pikirkan. Hal ini terjadi karena rasa ingin tahu anak yang besar terhadap sesuatu dimana mereka ingin mencoba mengalami dan mengekspresikannya Hawadi 2001. Perkembangan moral pada anak masih bergantung pada orang lain. Perilaku yang diterampilkan tanpa dipikirkan dahulu. Disiplin yang ditanamkan orang tua sangat membantu anak dalam mengembangkan moral yang baik pada tahap selanjutnya Hawadi 2001.

2.3 Taman Edukatif

Taman merupakan area publik atau privat yang dapat digunakan untuk rekreasi, edukasi, relaksasi, pengetahuan budaya, atau untuk preservasi ruang terbuka. Namun, fungsi yang umum adalah sebagai area rekreasi aktif. Taman berguna juga sebagai ornamen lanskap perkotaan, sehingga memberikan nilai estetika lebih Gallion dan Eisner 1994. Penggunaan taman terbatas namun, memiliki bentuk yang fleksibel. Pengembangan taman lebih diarahkan pada penggunaan bahan alami semaksimal mungkin dan meminimalkan penggunaan konstruksi buatan. Taman dimanfaatkan sebagai area untuk relaksasi, merenung, bermeditasi, bersantai, tidur, bermain, maupun untuk tempat bersosialisasi. Ruang atau area pada taman dikembangkan sebagai area pertemuan manusia dengan alam, dimana masing-masing saling melakukan penyesuaian Eckbo 1964. Menurut Eckbo 1964 setiap jenis taman memiliki kriteria ukuran yang berbeda meliputi: neighborhood park taman ketetanggaan dengan luas 5 hingga 10 hektar; community dan district park sebesar 10 hingga 50 hektar; city and regional park, wilderness areas, dan hutan konservasidengan luas ratusan hingga ribuah hektar; serta state dan national park yang memiliki luas ribuan hektar. 8 Taman edukatif merupakan suatu sarana atau wahana atau media bagi anak- anak usia sekolah dasar untuk, secara intrinsik, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang keilmuan atau sains sehingga pada akhirnya memiliki motivasi yang tinggi untuk mempelajarinya. Taman edukatif berbasis pada kegiatan bermain bukan kegiatan belajar. Jadi, pada dasarnya anak dibiarkan untuk bermain, tetapi, karena pada setiap alat permainan selalu dimuati dengan sains, maka pada akhirnya anak- anak tersebut juga belajar sains. Taman edukatif cocok diberikan kepada anak dengan waktu yang tidak terikat oleh pembelajaran formal, sehingga sangat cocok dijadikan sebagai sarana pembelajaran suplemen. Namun, jika pemberiannya dilakukan pada pembelajaran formal, maka taman edukatif dapat berfungsi sebagai variasi pembelajaran Rokhmat 2006.

2.4 Perancangan Taman

Perancangan termasuk sebagai kegiatan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan prosedur penghasil karya seni Eckbo 1964. Perancangan atau desain merupakan serangkaian proses yang bertujuan menghasilkan suatu produk. Perancangan mencakup semua pengambilan keputusan mulai dari pemilihan material, elemen, warna, hingga tata letak. Setiap kegiatan perancangan harus memperhatikan bentuk dan dapat dipahami semua kalangan. Oleh karena itu, bangunan, ruang, dan lanskap sekitar selalu terkait satu dengan lainnya dalam proses perancangan Eckbo 1964. Menurut Simonds 1983, proses perancangan terdiri dari lima tahap, yaitu commisison, research, analysis, synthesis, construction, dan operation.. Tahap awal dari perancangan adalah commision pemberian tugas, didahului dengan pertemuan awal antara perencana dan klien untuk menentukan keinginan klien, jasa yang akan diberikan, serta syarat-syarat perjanjian. Tahap kedua adalah tahap research pengumpulan data untuk memperoleh data yang diperlukan dengan melakukan survey, pengumpulan data, wawancara, observasi dan pengabadian kondisi tapak. Tahap yang dilakukan setelah research adalah tahap analysis analisis yang meliputi pekerjaan analisis tapak, peninjauan peraturan pemerintah, hambatan, kemungkinan program pembangunan berdasarkan peta dasar dan data lainnya untuk memperoleh rencana program atau rencana konsep. Tahap synthesis sintesis merupakan pemecahan masalah dan pemanfaatan potensi tapak yang meliputi pembuatan peta-peta skematik, penilaian terhadap tapak, penyesuaian, konsolidasi dan implementasi dari metode yang digunakan. Tahap construction pelaksanaan mencakup kegiatan pekerjaan kontrak yang menghasilkan proyek akhir untuk memasuki tahap selanjutnya, yaitu tahap operation. Tahap operation pemeliharaan meliputi kunjungan secara periodik, penyesuasian dan perbaikan, observasi terhadap penampakan, serta evaluasi Simonds 1983. Hal penting dari perancangan taman selain dari proses adalah prinsip- prinsip dalam perancangan. Prinsip perancangan taman tersebut merupakan kunci keberhasilan dalam membuat rancangan taman yang baik. Sebagaimana tercantum dalam buku “From Concept to Form” karya Grant W. Reid, prinsip dalam perancangan taman ada delapan, yaitu: