Tiksotropik Antitiksotropik Reopeksi Sifat Reologi Bergantung Waktu

9 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.2.1.3 Aliran Dilatan

Dilatan adalah istilah yang biasa digunakan untuk suspensi-suspensi tertentu dengan persentase zat padat yang tinggi 50 atau lebih dan menunjukkan peningkatan tahanan untuk mengalir dengan meningkatnya laju geser. Suspensi dilatan dapat dituangkan dari satu botol karena pada kondisi ini suspensi tersebut cukup cair. Ketika terjadi peningkatan tegangan geser pada beberapa titik, jumlah pembawa tidak cukup untuk membasahi partikel-partikel sehingga suspensi akan menjadi seperti pasta yang kaku Martin et al., 2008. Gambar 2.6 Perubahan Struktur Aliran dilatan Sumber : Aulton, 2001 Gambar 2.7 Kurva Reologi Aliran Dilatan Sumber : Aulton, 2001

2.3.2 Sifat Reologi Bergantung Waktu

Ketika suatu bahan diberi laju geser tertentu atau jika telah terjadi pemecahan struktur yang bersifat reversibel, bahan tersebut tidak langsung kembali ke struktur aslinya maka sifat alirnya bergantung oleh waktu. Karakteristik umum dari bahan ini adalah jika mereka mengalami peningkatan laju geser secara bertahap dan segera diikuti oleh penurunan laju geser ke titik nol, maka akan dihasilkan kurva menurun yang berbeda dengan kurva menaik Aulton, 2001.

2.3.2.1 Tiksotropik

Tiksotropik merupakan istilah yang digunakan untuk gejala yang menunjukkan adanya pemecahan struktur yang tidak terbentuk kembali dengan 10 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta segera jika tengangan tersebut dihilangkan atau dikurangi. Tiksotropik merupakan pemecahan struktur saat laju geser dengan pemulihan saat didiamkan Siginer, 1999. Tiksotropik adalah sifat dimana konsistensi suatau bahan lebih rendah pada satu laju geser manapun pada kurva menurun dibandingkan pada kurva menaik. Sifat seperti ini yang diinginkan dalam suatu sistem farmasetik cair yang idealnya harus mempunyai konsistensi tinggi dalam wadah namun dapat ditung atau disebar dengan mudah Martin et al., 2008. Reogram cairan tiksotropik ditandai dengan adanya loop hysteresis antara kurva naik up curve dan kurva menurun down curve Triantafillopoulos, 1998. Daerah loop ini menandakan waktu yang dibutuhkan untuk suatu struktur kembali seperti semula setelah gaya dihilangkan Herh et al., 1998.

2.3.2.2 Antitiksotropik

Antitiksotropik terjadi karena meningkatnya frekuensi tumbukan dari partikel-partikel terdispersi yang kemudian membentuk gumpalan-gumpalan akibat adanya laju geser, sehingga terjadi peningkatan viskositas Samyn dan Jung, 1967. Antitiksotropik merupakan gejala dimana terjadi peningkatan konsistensi pada kurva menurun. Sifat ini ditunjukkan dalam analisis reologi magma dimana bila magma magnesia diberi geseran shear pada laju geser menaik, kemudian pada laju geser menurun secara bergantian, maka magma akan terus mengental Martin et al., 2008. Gambar 2.8 Reogram Aliran Tiksotropik dan Antitiksotropik Sumber : Podczcek, 2007

2.3.2.3 Reopeksi

Reopeksi adalah gejala yang menunjukkan bahwa suatu zat padat lebih mudah membentuk suatu gel jika diaduk perlahan-lahan atau bila diberi geseran daripada jika dibiarkan tanpa pengadukan Martin et al., 2008. Pemberian laju 11 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta geser yang lebih tinggi maka viskositasnya akan menurun Triantafillopoulos, 1998. Reopeksi juga didefinisikan sebagai pembentukan struktur karena adanya laju geser Siginer, 1999.

2.4 Viskotester Haake 6R

Viskotester 6R merupakan viskometer tipe rotasi klasik. Prinsip viskometer ini sama seperti viskometer rotasi pada umumnya yaitu silinder atau spindle yang terendam dalam substansi yang menimbulkan ketahanan larutan terhadap gerak rotasi silinder pada kecepatan tertentu. Nilai torque dihitung berdasarkan kecepatan putar spindle yang menghasilkan pembacaan langsung nilai viskositas larutan yang diuji dalam satuan mPas. Untuk penentuan viskositas, ukuran dan kecepatan spindle yang digunakan harus proporsional terhadap ketahanan larutan. Untuk penentuan sifat reologi, dilakukan rentang pengukuran pada berbagai kecepatan putar Thermo Scientific, 2007.

2.5 Polimer Anionik

Polimer adalah molekul besar atau makromolekul yang tersusun dari unit- unit molekul kecil yang disebut monomer. Polimer anionik merupakan polimer yang dibentuk dari reaksi polimerisasi adisi monomer anionik yang dapat berupa ion bebas ataupun ion berpasangan Guerra dan Lima, 2013. Istilah anion didefinisikan sebagai sebuah atom atau sekelompok atom yang memiliki muatan negatif dan pasangan elektron bebas. Polimer anionik cenderung memiliki kestabilan yang cukup baik, tidak toksik dan tidak mengiritasi Rowe et al., 2011. Contoh polimer anionik dari antara lain xanthan gum, Na CMC, Na Alginat, tragakan, polimer asam akrilat karbopol dan polimetakrilat eudragit. Gambar 2.9 Struktur Dasar Polimer Anionik Sumber : Guerra dan Lima, 2013