30
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
reologi Na Alginat tidak dipengaruhi oleh pH. Berdasarkan Gambar 4.7 dan Tabel 4.6 menunjukkan peningkatan viskositas yang tinggi terjadi pada pH 4,
namun pada pH 5-8 peningkatan yang terjadi tidak terlalu besar. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh King 1983 yang melaporkan
bahwa viskositas Alginat tidak terpengaruh selama rentang pH 5-11. Viskositas di bawah 5, ion COO
-
dalam rantai menjadi terprotonasi menjadi COOH, sehingga gaya tolak-menolak antar rantai berkurang, mereka mampu mendekat
membentuk ikatan hidrogen, sehingga menghasilkan viskositas yang lebih tinggi McHUgh. Viskositas Na Alginat meningkat dengan penurunan pH dan
terjadinya perubahan bentuk menjadi gel pada pH asam. Hasil tersebut menandakan bahwa reologi Na Alginat sangat sensitif pada rentang pH asam Bu
et al., 2005. Penurunan viskositas pada pH 5 menurut Yang et al. 2008 mengindikasikan tidak terdapatnya interaksi intermolekular pada Na Alginat.
Berdasarkan hasil statistik non parametrik, yaitu uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara bermakna antara pH dengan viskositas pada
polimer Na Alginat tunggal p ≤ 0,05.
Tabel 4.6 Perbandingan Viskositas Na Alginat Tunggal Viskositas cPs
pH 4 pH 5
pH 6 pH 7
pH 8 13170 ± 0,92
890 ±7,53 1040 ± 6,49
1060 ± 6,37 1060 ± 6,37
Catatan : data rerata ± RSD dari dua data
4.5.5 Kurva Reologi dan Viskositas Tragakan Tunggal
Gambar 4.9 Kurva Pengaruh pH terhadap Viskositas Tragakan Tunggal
2000 4000
6000 8000
10000 12000
14000
20 40
60 80
100 120
140 160
180 200
Vi sko
si tas
c Ps
Laju Geser RPM
pH 4 pH 5
pH 6 pH 7
pH 8
31
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
a b
c d
e Gambar 4.10 Kurva Reologi Tragakan Tunggal. a pH 4; b pH 5; c pH 6; d
pH 7; e pH 8 Tragakan berdasarkan Gambar 4.10 memiliki sifat alir tiksotropik. Kurva
reologi tragakan pada pH 4-8 menunjukkan adanya loop hysteresis yang menandakan sifat alir tragakan dipengaruh oleh waktu. Daerah loop yang
dihasilkan pada pH rendah hingga netral lebih luas dibandingkan pH 8. Penelitian Yokoyama et al. 1988 melaporkan adanya daerah loop pada tragakan
dipengaruhi oleh proses ionisasi pada tragakan. Pada pH rendah terjadi penghambatan proses ionisasi gugus karboksilat sehingga molekul polimer
20 40
60 80
100
50 100
150 200
T e
g a
ng a
n Ges
e r
T o
rqu e
Laju Geser RPM
pH 4 naik pH 4 turun
20 40
60 80
100
50 100
150 200
T e
g a
ng a
n Ges
e r
T o
rqu e
Laju Geser RPM
pH 5 naik pH 5 turun
20 40
60 80
100
50 100
150 200
Teg angan
G e
se r
To rque
Laju Geser RPM
pH 6 naik pH 6 turun
20 40
60 80
100
50 100
150 200
Teg angan
G e
se r
To rque
Laju Geser RPM
pH 7 naik pH 7 turun
20 40
60 80
50 100
150 200
Teg angan
G e
se r
To rque
Laju Geser RPM
pH 8 naik pH 8 turun
32
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tragakan menjadi tidak bermuatan dan membentuk daerah loop. Sedangkan pada pH tinggi terjadinya peningkatan proses ionisasi yang akan menyebabkan
tertekannya daerah loop menjadi lebih sempit yang dipengaruhi oleh terjadinya ikatan intramolekul yang kuat.
Perbandingan pH tidak mempengaruhi sifat reologi yang dihasilkan karena semua pH menunjukkan reologi tiksotropik. Hal ini menunjukkan bahwa sifat
reologi tragakan tidak dipengaruhi oleh pH. Viskositas tragakan turun seiring dengan peningkatan pH pada Gambar 4.9 dan Tabel 4.7. Berdasarkan hasil
statistik non parametrik, yaitu uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan secara bermakna antara pH dengan viskositas pada polimer
tragakan tunggal p ≥ 0,05.
Tabel 4.7 Perbandingan Viskositas Tragakan Tunggal Viskositas cPs
pH 4 pH 5
pH 6 pH 7
pH 8 88040 ± 2,92
65755 ± 1,28 66340 ± 1,41
66575 ± 1,82 58520 ± 10,32
Catatan : data rerata ± RSD dari dua data
4.5.6 Kurva Reologi dan Viskositas Kombinasi Na CMC – Tragakan