34
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dipengaruhi oleh proses ionisasi tragakan. Pada pH rendah terjadi penghambatan proses ionisasi gugus karboksilat sehingga molekul polimer tragakan menjadi
tidak bermuatan dan membentuk daerah loop. Sedangkan pada pH tinggi terjadinya peningkatan proses ionisasi yang akan menyebabkan tertekannya
daerah loop menjadi lebih sempit yang dipengaruhi karena terjadinya ikatan intramolekul yang kuat.
Sifat reologi yang dihasilkan kombinasi ini berbeda dengan sifat reologi Na CMC maupun tragakan tunggal dimana kombinasi ini memiliki sifat reologi
tiksotropik pada pH 4 dan pseudoplastis pada pH 5-8. Na CMC tunggal memiliki sifat reologi antitiksotropik dan tragakan memiliki sifat reologi tiksotropik.
Terlihat pada Gambar 4.11 dan Tabel 4.8 terjadinya peningkatan viskositas yang besar pada pH 4, namun pada pH 5-8 terjadinya penurunan dan peningkatan
viskositas. Berdasarkan hasil statistik non parametrik, yaitu uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara bermakna antara pH dengan
viskositas pada kombinasi Na CMC- Tragakan p ≤ 0,05.
Tabel 4.8 Perbandingan Viskositas Kombinasi Na CMC-Tragakan Viskositas cPs
pH 4 pH 5
pH 6 pH 7
pH 8 21915 ± 3,71
3900 ± 11,60 2920 ± 25,18
4290 ± 6,92 3455 ± 10,44
Catatan : data rerata ± RSD dari dua data
4.5.7 Kurva Reologi dan Viskositas Kombinasi Na Alginat- Na CMC
Gambar 4.13 Kurva Pengaruh pH terhadap Viskositas Kombinasi Na Alginat- Na CMC
500 1000
1500 2000
10 20
30 40
50 60
Vi sko
si tas
c Ps
Laju Geser RPM
ph 4 ph 5
ph 6 ph 7
ph 8
35
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
a b
c d
e
Gambar 4.14 Kurva Reologi Kombinasi Na CMC-Na Alginat. a pH 4; b pH 5; c pH 6; d pH 7; e pH 8
Kombinasi yang dilakukan pada Na CMC dan Na Alginat berdasarkan Gambar 4.14 menunjukkan sifat reologi antitiksotopik. Sifat antitiksotropik ini
dipengaruhi oleh sifat reologi dari Na CMC tunggal dimana memiliki sifat antitiksotropik. Sifat reologi ini sama pada pH 4-8 yang menandakan bahwa sifat
reologi kombinasi ini tidak dipengaruhi oleh pH. Kurva reologi yang dihasilkan memiliki loop hysteresis pada semua pH yang menandakan bahwa sifat reologi
kombinasi ini dipengaruhi oleh waktu. Sifat reologi yang dihasilkan kombinasi ini mengikuti sifat reologi Na
CMC yaitu antitiksotropik, sedangkan Na Alginat tunggal memiliki sifat reologi
20 40
60 80
100
10 20
30 40
50 60
T e
g a
ng a
n Ges
e r
T o
rqu e
Laju Geser RPM
pH 4 naik pH 4 turun
20 40
60 80
100
10 20
30 40
50 60
T eg
a ng
a n G
eser T
or que
Laju Geser RPM
pH 5 naik pH 5 turun
20 40
60 80
100
10 20
30 40
50 60
T e
g a
n g
a n
Geser T
or q
u e
Laju Geser RPM
pH 6 naik pH 6 turun
20 40
60 80
100
10 20 30 40 50 60
T e
g a
n g
a n
Geser T
or q
u e
Laju Geser RPM
pH 7 naik pH 7 turun
20 40
60 80
100
10 20
30 40
50 60
T e
g a
ng a
n Ges
e r
T o
rqu e
Laju Geser RPM
pH 8 naik pH 8 turun
36
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pseudoplatis.Peningkatan pH yang terjadi berdasarkan Gambar 4.13 dan Tabel 4.9 menyebabkan viskositas dari kombinasi Na CMC- Na Alginat juga meningkat.
Peningkatan viskositas yang terjadi disebabkan karena terjadinya peningkatan ionisasi pada molekul Na CMC Mehmandoost et al., 2013
Penelitian serupa yang dilakukan oleh Mehmandoost et al. 2013 melaporkan kombinasi Na CMC- Na Alginat akan menyebabkan peningkatan sifat
reologi dan viskositasnya karena terjadi peningkatan interaksi hidrofobik pada larutan kombinasi polimer. Berdasarkan hasil statistik non parametrik, yaitu uji
Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara bermakna antara pH dengan viskositas pada kombinasi Na CMC- Na Alginat
p ≤ 0,05.
Tabel 4.9 Perbandingan Viskositas Kombinasi Na CMC-Na Alginat Viskositas cPs
pH 4 pH 5
pH 6 pH 7
pH 8 1445 ± 1,47
1785 ± 5,15 2180 ± 5,19
2060 ± 4,12 2180 ± 1,30
Catatan : data rerata ± RSD dari dua data
4.5.8 Kurva Reologi dan Viskositas Kombinasi Na CMC - Xanthan Gum