fr ek
u en
si A
b sol
u t
63
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Fiqih dengan Metode Ceramah
Histogram untuk distribusi frekuensi hasil belajar dengan Metode Ceramah dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut:
7 6
5 4
3 2
1 45.5
– 54.5 54.5
– 63.5 63.5
– 72.5 72.5
– 81.5 81.5
– 90.5
Batas Nyata
Gambar 4.2 Histogram untuk distribusi frekuensi hasil belajar dengan Metode Ceramah
Dari gambar histogram diatas terlihat jelas batang tertinggi yang menyatakan nilai terbanyak berda pada batas nyata 54,5- 63,5 dengan
No Interval
kelas Frekuensi
Batas Nyata fka
Fkb Absolut
Relatif
1 46-54
4 20
45.5 – 54.5
4 20
2 55-63
6 30
54.5 – 63.5
10 16
3 64-72
4 20
63.5 – 72.5
14 10
4 73-81
4 20
72.5 – 81.5
18 6
5 82-90
2 10
81.5 – 90.5
20 2
Jumlah 20
100
64
frekuensi absolut adalah 6 siswa, dan berada pada interval yang terdapat nilai rata-rata. Terlihat juga bahwa tiga batang histogram lainn yang
berada diatas rata-rata, yaitu batang dengan frekuensi absolut 4, 4, 2, jika dijumlahkan siswa yang mendapat nilai pada interval rata-rata dan
diatas rata-rata sebanyak 16 siswa dari 20 siswa. Untuk lebih jelasnya, gambaran umum perbandingan hasil belajar
siswa kelompok eksperimen model pembelajaran Numbered Heads Together dan kelompok kontrol metode ceramah dapat dilihat dari
tabel 4.5 sebagai berikut :
Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Belajar Siswa berdasarkan Metode Mengajar
B. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis perlu pemeriksaan terlebih dahulu terhadap data dan penelitian, seperti uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan dengan uji lilifors untuk menguji signifikan normalitas distribusi pada taraf signifikan 5. Adapun
kriterianya sebagai berikut : L
hitung
L
tabel
: Data berdistribusi normal L
hitung
L
tabel
: Data berdistribusi tidak normal Ukuran Data
Kelompok Model NHT
Metode Ceramah Nilai Minimum
50 46
Nilai Maksimum 92
87 Mean
74,7 63,5
Median 70
57 Modus
71 59,5
Simpangan Baku 10,3
22,25
65
Dari proses perhitungan terhadap data yang diperoleh maka didapatkan uji normalitas untuk hasil tes kedua kelompok belajar adalah
kedua data berdistribusi normal.
55
Dan secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut :
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas kedua kelompok
2. Uji Homogenitas
Setelah kedua sample kelompok penelitian dinyatakan berdistribusi normal,
maka selanjutnya dicari nilai homogenitasnya. Dalam penelitian ini uji homogenitasnya menggunakan uji bertlett. Kreterianya
adalah jika hasil perhitungan menyatakan �²
hitung
�²
tabel
yang diukur pada taraf signifikan dan tingkat kepercayaan tertentu, maka kedua
kelompok sampel penelitian berasal dari populasi yang homogen. Pengujian dilakukan pada taraf signifikan 5.
Dari hasil perhitungan atau analisis didapatkan nilai �²
hitung
adalah 1,0707 dan nilai
�²
tabel
adalah 3,841 pada taraf signifikan 5.
56
Dengan demikian �²
hitung
�²
tabel
yang berarti kedua kelompok sampel penelitian berasal dari populasi yang homogen.
Sebelum mengetahui apakah model pembelajaran Numbered Heads Together berpengaruh terhadap hasil belajar fiqih siswa maka terlebih
dahulu diadakan uji hipotesis dengan menggunakan uji “t”. Hipotesis
yang diajukan adalah :
55
Perhitungan lengkap pada lampiran 14 uji normalitas, h. 116
56
Perhitungan lengkap pada lampiran 15 uji homogenitas, h. 119
No Kelompok Sampel
L
hitung
L
tabel
Kesimpulan 1
Model NHT 0,092
0,190 Data berdistribusi
normal 2
Metode Ceramah 0,1742
0,190 Data berdistribusi
normal
66
“Terdapat pengaruh positif penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together pada pokok bahasan Riba,
bank dan Asuransi terhadap hasil Belajar Fiqih siswa” dengan kriteria
t
hiting
t
tabel.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar dengan menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dan metode konvensional dalam pokok bahasan Riba, bank dan Asuransi. Hal ini terihat dari perbedaan skor
rata-rata, dimana kelas yang diajarkan dengan Model Numbered Heads Together mempunyai rata-rata lebih tinggi yaitu 74,7, sedangkan kelas yang
diajarkan dengan metode ceramah mempunyai nilai rata-rata 63. Hasil tersebut senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Johnson
and Johnson dan Smith 2000 dalam Messier yang menjelaskan bahwa suatu pembelajaran yang
menggunakan Model Cooperative Learning dapat memberikan proses pembelajaran yang efisien dan efektif, meningkatkan
prestasi, hubungan yang harmonis dan positif di anatara siswa serta menyebabkan terjadinya pertukaran informasi yang efektif.
57
Hal tersebut ditunjukan dengan siswa merasa mengalami umpan balik yang positif dalam
proses berpikir, memecahkan masalah, dan interaksi dalam kelompok, sehingga keterlibatan siswa dalam belajar semakin tinggi dan memiliki
kemampuan untuk mengintegrasikan dan melakukan sintesis pembelajaran dengan baik.
Selanjutnya, berdasarkan pengolahan data dan hasil perhitungan uji “t”
pun menandakan bahwa, t
o
t
hitung
sebesar 4,2585 lebih besar dari pada t
tabel
baik pada taraf signifikan 5 2,02 atau pun 1 2,71.
58
Sehingga hipotesis
57
William P. Messier, The influence of cooperative learning on the academic Achievement of Chinese Middle School Students, available at:
http:www.netwebelitesolutions.comWhitepapersnetwebcoopchinese.pdf. Accessed on Nov 16 2013,09 19 pm,p.1
58
Perhitungan lengkap pada lampiran 16, hal. 121
67
H
a
yang menyatakan “Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar
fiqih dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dan metode konvensional” diterima, dan H
o
yang menyatakan “ Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar fiqih dengan
menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together dan metode Konvensional ditolak.
D. Interpretasi data
Dari hasil temuan penelitian menunjukan bahwa, Model Pembelajaran Numbered Heads Together memberikan efek yang positif dan efektif
digunakan untuk pembelajaran fiqih pada pokok bahasan Riba, Bank Dan Asuransi. Dengan indikasi kompetensi dasar dapat tercapai dengan baik
melampaui KKM,
kemampuan kognisi
pada tingkat
tinggi dapat
dikembangkan dengan baik serta kemampuan sosial di tunjukan dengan baik pula melalui interaksi antar siswa dalam bekerja kelompok selama proses
diskusi berlangsung. Selain itu, dapat diihat dari hasil perhitungan didapatkan nilai rata- rata
siswa yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together adalah 74,7 lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai rata-
rata siswa yang diajarkan dengan metode ceramah yaitu 63,5. Ini menyatakan bahwa kelas yang diberikan eksperimen lebih unggul dari pada kelas kontrol.
Pengujian Prasyarat Analisis memberitahukan, pertama, bahwa kedua kelompok data distribusi normal, hal ini dikarenakan dari hasil perhitungan uji
normalitas menggunakan uji lilifors yang menyatakan bahwa nilai L
hitung
L
tabel
pada taraf signifikan 5. Kedua, bahwa kedua kelompok merupakan sampel yang berasal dari populasi yang homogen. Hal ini dikarenakan dari
hasil perhitungan uji homogenitas dengan
menggunakan uji bartlett
menyatakan bahwa �²
hitung
�² pada taraf signifikan 5. Dari pengujian hipotesis uji
“t” yang menunjukan H
a
diterima dan H
o
ditolak, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa “Terdapat pengaruh
penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Togerther
68
terhadap hasil belajar fiqih siswa dalam pokok bahasan Riba, Bank dan Asuransi
”. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan uji t yang menyatakan bahwa t
hitung
t
tabel
pada taraf signifikan 5 maupun 1.
E. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya telah dilakukan dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang maksimal. Akan
tetapi, masih ada beberapa hal yang tidak dapat dikendalikan sehingga membuat penelitian ini mempunyai keterbatasan diantaranya:
1. Penelitian ini hanya diteliti pada pokok bahasan Riba, bank dan Asuransi saja, sehingga belum bisa di generalisasikan pada pokok
bahasan yang lain. 2. Siswa terbiasa dengan kegiatan pembelajaran konvensional sehingga
siswa sempat merasa canggung pada awal proses pembelajaran dengan menggunakan Model Kooperatif tipe Numbered Heads Together,
karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang digunakan. 3. Kontrol terhadap kemampuan subjek penelitian hanya meliputi variabel
Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together, dan hasil belajar fiqih siswa saja. Variabel lain seperti minat, motivasi, intelegensi,
lingkungan belajar, dan lain- lain tidak terkontrol oleh peneliti, dikarenakan keterbatasan waktu, kemampuan dan jangkauan dari
peneliti.