68
terhadap hasil belajar fiqih siswa dalam pokok bahasan Riba, Bank dan Asuransi
”. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan uji t yang menyatakan bahwa t
hitung
t
tabel
pada taraf signifikan 5 maupun 1.
E. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya telah dilakukan dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang maksimal. Akan
tetapi, masih ada beberapa hal yang tidak dapat dikendalikan sehingga membuat penelitian ini mempunyai keterbatasan diantaranya:
1. Penelitian ini hanya diteliti pada pokok bahasan Riba, bank dan Asuransi saja, sehingga belum bisa di generalisasikan pada pokok
bahasan yang lain. 2. Siswa terbiasa dengan kegiatan pembelajaran konvensional sehingga
siswa sempat merasa canggung pada awal proses pembelajaran dengan menggunakan Model Kooperatif tipe Numbered Heads Together,
karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang digunakan. 3. Kontrol terhadap kemampuan subjek penelitian hanya meliputi variabel
Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together, dan hasil belajar fiqih siswa saja. Variabel lain seperti minat, motivasi, intelegensi,
lingkungan belajar, dan lain- lain tidak terkontrol oleh peneliti, dikarenakan keterbatasan waktu, kemampuan dan jangkauan dari
peneliti.
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang dilakukan oleh penulis, maka pada bagian akhir skripsi ini akan dikemukakan kesimpulan-kesimpulan,
implikasi, dan saran-saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Model Pembelajaran Numbered Heads Together efektif digunakan untuk pembelajaran fiqih pada pokok bahasan Riba, Bank Dan Asuransi. Dengan
indikasi kompetensi dasar dapat tercapai dengan baik melampaui KKM, kemampuan kognisi pada tingkat tinggi dapat dikembangkan dengan baik
serta kemampuan sosial di tunjukan dengan baik melalui interaksi antar siswa dalam bekerja kelompok.
2. Model pembelajaran Numbered Heads Together ini memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa di kelas, dikarenakan banyak melatih
kemampuan siswa dari segi individu; tanggung jawab, kesiapan membuat kata-kata dengan spontan, maupun kelompok; kerjasama tim, interaksi,
menghargai pendapat teman, dll. Sehingga siswa umumnya menjawab secara kompleks menggunakan dalil maupun argumen-argumen yang
menguatkan jawabannya yang diperoleh dari sumber belajar yang tersedia. Hal ini dikarenakan siswa pada kelas eksperimen diberikan kebebasan
untuk menemukan jawaban discovery dari berbagai sumber belajar yang tersedia.
3. Sedangkan dari hasil post tes yang diujikan oleh guru dapat ditemukan, dimana kelas yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe
Numbered Heads Together mempunyai skor rata-rata lebih tinggi yaitu 74,7, sedangkan kelas yang diajarkan dengan metode ceramah mempunyai
nilai rata-rata 63. Ini menandakan bahwa ada perbedaan hasil belajar pada kedua kelas tersebut dimana kelas eksperimen lenih baik daripada kelas
kontrol. Juga setelah dilakukan uji beda “t” dengan tingkat signifikansi
69