Pertemuan Pertama Deskripsi Data 1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads

53 perbedaan, perubahan, dan tambahan antara yang diserahkan saat ini dan yang diserahkan kemudian, dan jika orang itu tidak mampu membayarnya dalam waktu yang ditentukan dan akan terus bertambah jika dia belum membayarnya contohnya adalah renterir lintah darat dan orang-orang yang memberikan tambahan ketika kredit suatu barang. 48 Dapat dilihat dari mayoritas jawaban siswa pada kelas eksperimen, menunjukan bahwa jawaban siswa telah memenuhi kisi- kisi jawaban yang diharapkan oleh guru yaitu; menunjukan ketepatan jawaban, sumber belajar yang dipakai dalam menjawab tereksplorasi secara mendalam dan terperinci serta uraian jawaban disusun secara sistematis. Setelah tuntas melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan Model NHT ini sesuai dengan pencapaian indikator, kemudian guru memberikan kesimpulan dan menutup pembelajaran di kelas.

b. Pertemuan Kedua

Pada pertemuan selanjutnya, peneliti lebih mempersiapkan lagi tahap pelaksanaan model NHT dengan cara memberikan tugas dan peraturan bahwa setiap kelompok harus mencatat tugas dan pendapat masing-masing siswa dalam kelompok, jangan ada yang pasif dan saling mengandalkan. Pada kasus siswa yang masih bingung untuk menjalankan metode pembelajaran Numbered Heads Together dapat diperbaiki pada pertemuan kedua dengan cara guru memberikan lembaran prosedur atau cara model pembelajaran Numbered Heads Together untuk dipelajari siswa di rumah ketika selesai pertemuan pertama. Penerapan model NHT yang kedua hampir sama dengan yang sebelumnya, pembelajaran dimulai dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh salah satu siswa yang ditunjuk oleh guru, setelah itu 48 Lampiran jawaban siswa dalam pembelajaran NHT pada tahap pertama , h. 97 54 guru menyampaikan indikator pembelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan hari ini, akan tetapi indikator pembelajarannya pada pertemuan kedua berbeda, adapun ruang lingkupnya adalah : Kompetensi dasar : 1.1 Menjelaskan Hukum Bank 1.2 Menjelaskan Hukum Asuransi Indikator : 2.1 Menunjukkan Produk Bank Syariah 2.2 Menjelaskan Pengertian Asuransi 2.3 Menjelaskan Sistem Asuransi Islam 2.4 Membandingkan Asuransi menurut Undang-Undang dan Asuransi menurut Syariat Islam. Selanjutnya guru menyampaikan materi melalui slide papan tulis sampai materi selesai sesuai dengan indikator. Guru selanjutnya memberikan kesempatan selama 10 menit kepada siswa untuk bertanya terkait materi yang telah disampaikan. Setelah itu barulah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numebered Heads Together diterapkan oleh guru. Adapun langkah-langkah pembelajaran model NHT yang diterapkan pada kelas eksperimen pada pertemuan kedua hampir sama dengan yang pertama, akan tetapi terdapat perbedaan pada pertanyaan permasalahan yang diajukan; Pertanyaan yang diajukan pada proses NHT tahap kedua adalah : 1 “Apa yang membedakan bank syariah dengan bank konvensional sehingga tidak mengandung riba dan sesuai dengan syariat islam? 2 Jelaskan Mekanisme Asuransi Islam? 55 3 Kenapa Asuransi Takaful bisa dikatakan haram dan bisa juga diperbolehkan berikan pendapat para ulama dan bagaimana sudut pandang anda beserta dalil-dalinya?. Pada pertemuan kedua ini, diperoleh hasil yang sangat baik dan mengalami peningkatan dibandingkan sebelumnya, baik dari sisi kognitif maupun partisipasikerjasama siswa dalam tim. Ini terlihat dari respon positif yang ditunjukan siswa dalam kelompoknya dengan benar-benar melaksanakan diskusi secara baik. Siswa semuanya memiliki tanggung jawab ketika bekerja sama dalam kelompoknya, interaksi sesama siswa terjalin dan tidak canggung lagi dalam melaksankan model pembelajaran ini, sehingga proses pembelajaran pun terlaksana secara memuaskan. Semua dikarenakan model NHT banyak sekali menguji aspek kompetensi siswa, baik dalam berinteraksi dalam kelompok, mengeksplorasi jawaban pengembangan wawasan serta menguji kesiapan dan kemampuan mengomentari jawaban temannya dengan secara spontan. Selain itu dapat dilihat juga dari jawaban hasil penerapan model NHT pada tahap kedua yang baik dan memenuhi kriteria kisi-kisi jawaban yang diharapkan seperti pada pertemuan pertama, yaitu ; jawaban tepat sasaran, terperinci dengan menggali sumber bahan ajar yang tersedia serta disusun secara sistematis. Secara lebih jelasnya dapat dilihat mayoritas jawaban kelas eksperimen dalam menjawab soal yang diberikan dalam kutipan berikut: Pada soal nomor 1 yang menanyakan, “Apa yang membedakan bank syariah dengan bank konvensional sehingga tidak mengandung riba dan sesuai dengan syariat islam?”. Siswa pada kelas eksperimen siswa pada umumnya menjawab; 56 Karena Bank syariah tidak mengandung riba bunga yang merugikan salah satu pihak, selain itu bank syariah memakai berbagai sistem dan produk yang sesuai dengan aturan islam, seperti; bagi hasil atau mudharabah kerja sama antara dua pihak dimana keuntungannya disebutkan dimuka awal perjanjian. Adapun kerugian ditanggung oleh pemilik modal selama bukan dikarenakan kelalaian dari pengelolapelaku usaha. 49

2. Penerapan Metode Konvensional Ceramah terhadap Pembelajaran Fiqih di Kelas Kontrol

Penerapan metode konvensional ceramah ini dilaksanakan di kelas kontrol sebanyak dua kali 2x pertemuan, pada waktu yang sama yaitu jam ketiga pukul 08. 15 WIB. Adapun pokok bahasan dan ruang lingkup nya sama seperti pada kelas eksperimen serta pembagian indikotar pencapaiannya pun sama di setiap pertemuan. Secara garis besar proses KBM di kelas kontrol dapat dideskripsikan sebagai berikut : Tahap pembelajaran pada kelas ini dimulai dengan guru menyampaikan materi pada slide papan tulis dan siswa diminta untuk memperhatikan dan menyimak dengan baik, setiap sub bab yang telah diterangkan, guru melaksanakan tanya jawab dan memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, pada proses ini siswa kurang begitu aktif walaupun hampir semua siswa bisa menjawab pertanyaan dari guru, akan tetapi dalam hal menjelaskan materi siswa masih cenderung bersifat sederhana sebatas informasi yang ada pada lembar kerja siswa LKS yang relatif singkat dan kurang pengembangan wawasan. Akan tetapi dalam tahap pelaksanaan metode ini, situasi berjalan lebih kondusif dibandingkan pelaksanaan model NHT di kelas X-1, sebab siswa hanya duduk dengan tenang dan fokus memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru, ini menguji kemampuan siswa dalam mendengarkan dan berfikir. 49 Lampiran jawaban siswa dalam pembelajaran NHT pada tahap kedua, h. 98 57 Setelah selesai menjelaskan materi ajar dan mengadakan tanya jawab dengan siswa, kemudian guru menguji siswa dengan peratanyaan- pertanyaan yang sama pada kelas eksperimen, namun pada kelas kontrol soal dikerjakan secara individu. Dari hasil jawaban individu terdapat hasil yang belum cukup baik. Sebagai contoh, dapat dilihat dari kutipan pada jawaban siswa pada tahap pertama dan kedua. Pada pertemuan pertama soal nomor 2, siswa pada kelas kontrol umumnya menjawab; “Riba yang tergantung terhadap waktu yang telah disepakati, hukumnya haram sebab menambahkan jumlah barang dari sebelumnya dan contohnya adalah rentenir”. 50 dan pada pertemuan kedua soal nomor 1, siswa pada umumnya menjawab; “ karena bank Syariah memakai sistem bagi hasil dan juga tidak merugikan nasabah”. 51 Jawaban siswa pada kelas kontrol ini belum cukup memuaskan, sebab belum memenuhi kriteria yang diharapkan guru. Jawaban siswa sudah tepat namun dalam penyampaiannya tidak terperinci dan jawabannya sangat sederhana tidak berusaha mengembangkan pemikiran dengan menggali sumber ajar yang lain. Setelah selesai menerapkan model NHT dan metode ceramah, peneliti mengadakan post tes diakhir pembelajaran yang berupa pilihan ganda sebanyak 24 soal.

3. Analisis perbandingan pembelajaran fiqih antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

Dari hasil pembelajaran yang dilaksanakan selama menggunakan model NHT dan metode konvensional ceramah, dapat diperoleh perbedaan yang cukup signifikan dari sisi kognitif penguasaan materi maupun dalam kemampuan berinteraksi. Dari kemampuan menjawab soal yang diberikan dapat diketahui bahwa, hasil belajar kelompok kelas eksperimen lebih baik 50 Lampiran jawaban kelas kontrol pertemuan pertama, h. 99 51 Lampiran jawaban kelas kontrol pertemuan kedua, h. 100

Dokumen yang terkait

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Efektifitas pembelajaran kooperatif metode numbered heads together (NHT) terhadap hasil belajar pendidikan Agama Islam di SMP Islam al-Fajar Kedaung Pamulang

0 10 20

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DAN THINK Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Dan Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditin

0 2 17

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BAMBOO DANCING DAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR

0 0 7

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 45

BAB II LANDASAN TEORI A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR FIQIH PESERTA DIDIK MI AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH KALIOMBO KOTA KE

0 0 20

BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR FIQIH PESERTA DIDIK MI AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH KALIOMBO KOTA KEDIRI - Inst

0 0 7