53
perbedaan, perubahan, dan tambahan antara yang diserahkan saat ini dan yang diserahkan kemudian, dan jika orang itu tidak
mampu membayarnya dalam waktu yang ditentukan dan akan terus bertambah jika dia belum membayarnya contohnya adalah
renterir lintah darat dan orang-orang yang memberikan tambahan ketika kredit suatu barang.
48
Dapat dilihat
dari mayoritas jawaban siswa pada kelas eksperimen, menunjukan bahwa jawaban siswa telah memenuhi kisi-
kisi jawaban yang diharapkan oleh guru yaitu; menunjukan ketepatan jawaban, sumber belajar yang dipakai dalam menjawab
tereksplorasi secara mendalam dan terperinci serta uraian jawaban disusun secara sistematis.
Setelah tuntas melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan Model NHT ini sesuai dengan pencapaian indikator,
kemudian guru memberikan kesimpulan dan menutup pembelajaran di kelas.
b. Pertemuan Kedua
Pada pertemuan selanjutnya, peneliti lebih mempersiapkan lagi tahap pelaksanaan model NHT dengan cara memberikan tugas dan
peraturan bahwa setiap kelompok harus mencatat tugas dan pendapat masing-masing siswa dalam kelompok, jangan ada yang pasif dan
saling mengandalkan. Pada kasus siswa yang masih bingung untuk menjalankan metode pembelajaran Numbered Heads Together dapat
diperbaiki pada pertemuan kedua dengan cara guru memberikan lembaran prosedur atau cara model pembelajaran Numbered Heads
Together untuk dipelajari siswa di rumah ketika selesai pertemuan pertama.
Penerapan model NHT yang kedua hampir sama dengan yang sebelumnya, pembelajaran dimulai dengan pembacaan doa yang
dipimpin oleh salah satu siswa yang ditunjuk oleh guru, setelah itu
48
Lampiran jawaban siswa dalam pembelajaran NHT pada tahap pertama , h. 97
54
guru menyampaikan indikator pembelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan hari ini, akan tetapi indikator pembelajarannya pada
pertemuan kedua berbeda, adapun ruang lingkupnya adalah : Kompetensi dasar : 1.1 Menjelaskan Hukum Bank
1.2 Menjelaskan Hukum Asuransi Indikator
: 2.1 Menunjukkan Produk Bank Syariah 2.2 Menjelaskan Pengertian Asuransi
2.3 Menjelaskan Sistem Asuransi Islam 2.4
Membandingkan Asuransi
menurut Undang-Undang dan Asuransi menurut
Syariat Islam.
Selanjutnya guru menyampaikan materi melalui slide papan tulis sampai materi selesai sesuai dengan indikator. Guru selanjutnya
memberikan kesempatan selama 10 menit kepada siswa untuk bertanya terkait materi yang telah disampaikan. Setelah itu barulah
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numebered Heads Together diterapkan oleh guru.
Adapun langkah-langkah
pembelajaran model
NHT yang
diterapkan pada kelas eksperimen pada pertemuan kedua hampir sama dengan yang pertama, akan tetapi terdapat perbedaan pada
pertanyaan permasalahan yang diajukan; Pertanyaan yang diajukan pada proses NHT tahap kedua adalah :
1 “Apa yang membedakan bank syariah
dengan bank konvensional sehingga tidak mengandung riba dan
sesuai dengan syariat islam?
2 Jelaskan Mekanisme Asuransi Islam?
55
3 Kenapa Asuransi Takaful bisa dikatakan haram dan bisa juga diperbolehkan berikan pendapat para ulama dan bagaimana
sudut pandang anda beserta dalil-dalinya?.
Pada pertemuan kedua ini, diperoleh hasil yang sangat baik dan mengalami peningkatan dibandingkan sebelumnya, baik dari sisi
kognitif maupun partisipasikerjasama siswa dalam tim. Ini terlihat dari respon positif yang ditunjukan siswa dalam kelompoknya dengan
benar-benar melaksanakan diskusi secara baik. Siswa semuanya memiliki tanggung jawab ketika bekerja sama dalam kelompoknya,
interaksi sesama siswa terjalin dan tidak canggung lagi dalam melaksankan model pembelajaran ini, sehingga proses pembelajaran
pun terlaksana secara memuaskan. Semua dikarenakan model NHT banyak sekali menguji aspek
kompetensi siswa, baik dalam berinteraksi dalam kelompok, mengeksplorasi jawaban pengembangan wawasan serta menguji
kesiapan dan kemampuan mengomentari jawaban temannya dengan secara spontan.
Selain itu dapat dilihat juga dari jawaban hasil penerapan model NHT pada tahap kedua yang baik dan memenuhi kriteria kisi-kisi
jawaban yang diharapkan seperti pada pertemuan pertama, yaitu ; jawaban tepat sasaran, terperinci dengan menggali sumber bahan ajar
yang tersedia serta disusun secara sistematis. Secara lebih jelasnya dapat dilihat mayoritas jawaban kelas
eksperimen dalam menjawab soal yang diberikan dalam kutipan berikut:
Pada soal nomor 1 yang menanyakan, “Apa yang membedakan
bank syariah dengan bank konvensional sehingga tidak mengandung riba dan sesuai dengan syariat
islam?”. Siswa pada kelas eksperimen siswa pada umumnya menjawab;
56
Karena Bank syariah tidak mengandung riba bunga yang
merugikan salah satu pihak, selain itu bank syariah memakai berbagai sistem dan produk yang sesuai dengan aturan islam,
seperti; bagi hasil atau mudharabah kerja sama antara dua pihak dimana keuntungannya disebutkan dimuka awal perjanjian.
Adapun kerugian ditanggung oleh pemilik modal selama bukan dikarenakan kelalaian dari pengelolapelaku usaha.
49
2. Penerapan Metode Konvensional Ceramah terhadap Pembelajaran Fiqih di Kelas Kontrol
Penerapan metode konvensional ceramah ini dilaksanakan di kelas kontrol sebanyak dua kali 2x pertemuan, pada waktu yang sama yaitu jam
ketiga pukul 08. 15 WIB. Adapun pokok bahasan dan ruang lingkup nya sama
seperti pada
kelas eksperimen
serta pembagian
indikotar pencapaiannya pun sama di setiap pertemuan.
Secara garis besar proses KBM di kelas kontrol dapat dideskripsikan sebagai berikut :
Tahap pembelajaran pada kelas ini dimulai dengan guru menyampaikan materi pada slide papan tulis dan siswa diminta untuk memperhatikan dan
menyimak dengan baik, setiap sub bab yang telah diterangkan, guru melaksanakan tanya jawab dan memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya, pada proses ini siswa kurang begitu aktif walaupun hampir semua siswa bisa menjawab pertanyaan dari guru, akan tetapi dalam hal
menjelaskan materi siswa masih cenderung bersifat sederhana sebatas informasi yang ada pada lembar kerja siswa LKS yang relatif singkat dan
kurang pengembangan wawasan. Akan tetapi dalam tahap pelaksanaan metode ini, situasi berjalan lebih
kondusif dibandingkan pelaksanaan model NHT di kelas X-1, sebab siswa hanya duduk dengan tenang dan fokus memperhatikan materi yang
disampaikan oleh guru, ini menguji kemampuan siswa dalam mendengarkan dan berfikir.
49
Lampiran jawaban siswa dalam pembelajaran NHT pada tahap kedua, h. 98
57
Setelah selesai menjelaskan materi ajar dan mengadakan tanya jawab dengan siswa, kemudian guru menguji siswa dengan peratanyaan-
pertanyaan yang sama pada kelas eksperimen, namun pada kelas kontrol soal dikerjakan secara individu. Dari hasil jawaban individu terdapat hasil
yang belum cukup baik. Sebagai contoh, dapat dilihat dari kutipan pada jawaban siswa pada tahap pertama dan kedua. Pada pertemuan pertama soal
nomor 2, siswa pada kelas kontrol umumnya menjawab; “Riba yang tergantung terhadap waktu yang telah disepakati, hukumnya
haram sebab menambahkan jumlah barang dari sebelumnya dan contohnya adalah
rentenir”.
50
dan pada pertemuan kedua soal nomor 1, siswa pada umumnya menjawab;
“ karena bank Syariah memakai sistem bagi hasil dan juga tidak merugikan
nasabah”.
51
Jawaban siswa pada kelas kontrol ini belum cukup memuaskan, sebab belum memenuhi kriteria yang diharapkan guru. Jawaban siswa sudah tepat
namun dalam penyampaiannya tidak terperinci dan jawabannya sangat sederhana tidak berusaha mengembangkan pemikiran dengan menggali
sumber ajar yang lain. Setelah selesai menerapkan model NHT dan metode ceramah, peneliti
mengadakan post tes diakhir pembelajaran yang berupa pilihan ganda sebanyak 24 soal.
3. Analisis perbandingan pembelajaran fiqih antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
Dari hasil pembelajaran yang dilaksanakan selama menggunakan model NHT dan metode konvensional ceramah, dapat diperoleh perbedaan yang
cukup signifikan dari sisi kognitif penguasaan materi maupun dalam kemampuan berinteraksi. Dari kemampuan menjawab soal yang diberikan
dapat diketahui bahwa, hasil belajar kelompok kelas eksperimen lebih baik
50
Lampiran jawaban kelas kontrol pertemuan pertama, h. 99
51
Lampiran jawaban kelas kontrol pertemuan kedua, h. 100