57
Setelah selesai menjelaskan materi ajar dan mengadakan tanya jawab dengan siswa, kemudian guru menguji siswa dengan peratanyaan-
pertanyaan yang sama pada kelas eksperimen, namun pada kelas kontrol soal dikerjakan secara individu. Dari hasil jawaban individu terdapat hasil
yang belum cukup baik. Sebagai contoh, dapat dilihat dari kutipan pada jawaban siswa pada tahap pertama dan kedua. Pada pertemuan pertama soal
nomor 2, siswa pada kelas kontrol umumnya menjawab; “Riba yang tergantung terhadap waktu yang telah disepakati, hukumnya
haram sebab menambahkan jumlah barang dari sebelumnya dan contohnya adalah
rentenir”.
50
dan pada pertemuan kedua soal nomor 1, siswa pada umumnya menjawab;
“ karena bank Syariah memakai sistem bagi hasil dan juga tidak merugikan
nasabah”.
51
Jawaban siswa pada kelas kontrol ini belum cukup memuaskan, sebab belum memenuhi kriteria yang diharapkan guru. Jawaban siswa sudah tepat
namun dalam penyampaiannya tidak terperinci dan jawabannya sangat sederhana tidak berusaha mengembangkan pemikiran dengan menggali
sumber ajar yang lain. Setelah selesai menerapkan model NHT dan metode ceramah, peneliti
mengadakan post tes diakhir pembelajaran yang berupa pilihan ganda sebanyak 24 soal.
3. Analisis perbandingan pembelajaran fiqih antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
Dari hasil pembelajaran yang dilaksanakan selama menggunakan model NHT dan metode konvensional ceramah, dapat diperoleh perbedaan yang
cukup signifikan dari sisi kognitif penguasaan materi maupun dalam kemampuan berinteraksi. Dari kemampuan menjawab soal yang diberikan
dapat diketahui bahwa, hasil belajar kelompok kelas eksperimen lebih baik
50
Lampiran jawaban kelas kontrol pertemuan pertama, h. 99
51
Lampiran jawaban kelas kontrol pertemuan kedua, h. 100
58
dari pada hasil individu yang ada pada kelas kontrol. Hal ini ditunjukan dengan perbandingan contoh jawaban siswa yang telah diuraikan
sebelumnya. Siswa pada kelas kontrol menunjukan jawaban yang singkat tanpa dasar
hukum dan penejelasan yang bersifat lebih lanjut dan bersifat uraian, sementara jawaban siswa pada kelas eksperimen bervariasi dan umumnya
mereka menjawab secara kompleks menggunakan dalil maupun argumen- argumen yang menguatkan jawabannya yang diperoleh dari sumber belajar
yang tersedia. Hal ini dikarenakan siswa pada kelas eksperimen diberikan kebebasan untuk menemukan jawaban discovery dari berbagai sumber
belajar yang tersedia. Walaupun ada beberapa siswa di kelas eksperimen yang menjawab
sederhana akan tetapi mayoritas siswa hampir sama dalam menjawab
pertanyaan seperti di atas. Begitu juga sebaliknya, tidak semua jawaban siswa pada kelas kontrol juga sederhana, akan tetapi ada juga beberapa
siswa yang dapat menjawab pertanyaan secara baik dan kompleks sesuai dengan kisi-kisi yang diharapkan.
Dari pemaparan analisis seluruh tahap pembelajaran yang dilakukan dengan dua model yang berbeda, menunjukan adanya perbedaan kualitas
jawaban dari masing-masing kelas, bahwasanya jawaban kelompok lebih baik dibandingkan jawaban individu, karena siswa menyatukan pendapat
dan dapat saling membantu satu dengan yang lainnya. Hal ini senada dengan pendapat Johnson yang mengatakan bahwa, pembelajaran kooperatif
lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran yang bersifat kompetisi perseorangan, selain itu dapat mengedepankan prestasi belajar dan
produktiivitas belajar.
52
Ini menandakan bahwa model Numbered Heads Together dapat meningkatkan pemahaman penguasaan materi lebih baik berkenaan dengan
konsep-konsep yang ada pada materi Riba, Bank dan Asuransi, karena
52
La Iru dan La Ode Safiun Arihi, “ Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi,
Dan Model-Model Pembelajaran, Yogyakarta : PT Multi Presindo,2012 cet.1, h. 49
59
dengan model kooperatif dapat belajar secara aktif sekaligus dapat timbul saling ketergantungan positif.
4. Hasil Belajar Fiqih Siswa a. Hasil Belajar Fiqih Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif
Numbered Heads Together NHT.
Setelah melaksanaan pembelajaran fiqih menggunakan model Numbered Heads Together di kelas eksperimen, kemudian peneliti
mengukur hasil belajar siswa yang dicapai selama proses pembelajaran. Peneliti memberikan tes tertulis post test sebanyak 24 butir soal pilihan
ganda untuk materi “Riba, Bank dan Asuransi”. Adapun nilai yang
diperoleh sebagai berikut:
79 83
87 75
71 92
50 75
71 75
92 62
67 79
62 79
92 71
67 75
Dari hasil penghitungan jawaban 20 orang siswa sebagai sampel penelitian dikelas eksperimen, diperoleh hasil belajar yang skala
teoritiknya 0 sampai 100, skor minimum 50 dan skor maksimum 92 dengan harga rata- rata sebesar 74,7, median 70, modus 71, serta
simpangan bakunya 10, 3.
53
Deskripsinya dapat dilihat pada tabel 4. 1 sebagai berikut:
53
Perhitungan lengkap pada lampiran 12, hal. 110
60
Tabel 4.2 Deskripsi hasil belajar fiqih dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe
Numbered Heads Together
Distribusi frekuensi untuk hasil belajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dapat dilihat pada tabel 4. 2
sedangkan gambar histogram untuk distribusi frekuensi hasil belajar dengan model pembelajaran Numbered Heads Together dapat dilihat
pada gambar 4.1 berikut :
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar fiqih dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together
No Interval
kelas Frekuensi
Batas Nyata Fka
Fkb Absolut
Relatif
1 50-58
1 5
49.5 – 58.5
1 20
2 59-67
4 20
58.5 – 67.5
5 19
3 68-76
7 35
67.5 – 76.5
12 15
4 77-85
4 20
76.5 – 85.5
16 8
5 86-94
4 20
85.5 – 94.5
20 4
Jumlah 20
100 No
Ukuran data Nilai
1 Nilai minimum
50 2
Nilai maksimum 92
3 Mean
74,7 4
Median 70
5 Modus
71 6
Standar deviasi 10. 3