= �
2
−
42
Keterangan :
r
11
: koefisien reliabilitas internal seluruh item p
: Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q
: Proporsi subjek yang item yang salah q = 1 –p
n : banyaknya butir pertanyaan
∑pq : Jumlah hasil perkalian p dan q
k : Banyaknya item
s : Standar deviasi dari tes
Untuk mencari varians tiap butir soal menggunakan rumus :
2
� � − 1
2
Jika sudah didapat r
11
maka dibandingkan dengan r
tabel
dengan ketentuan: jika r
11
r
tabel
berarti reliabel dan jika r
11
r
tabel
berarti tidak reliabel.
3 Uji Taraf Kesukaran Difficulty Index
Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan
dengan betul.
Hasil hitungnya
merupakan proporsi
atau perbandingan antara siswa yang
menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Semakin besar indeks
menunjukkan semakin mudah butir soal. Tingkat kesukaran yang baik adalah P = 0,5. Rumusnya adalah sebagai berikut:
51
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta,. 2006, h
. 188
−
43
� = �
��
Keterangan: P
= Indeks Kesukaran B
= Jumlah seluruh siswa yang menjawab soal benar JS
= Jumlah seluruh siswa peserta tes.
52
Tabel 3.2 Klasifikasi interpretasi taraf kesukaran
4 Daya Pembeda
Daya Pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan kemampuan siswa. Angka yang menunjukan
besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminan. Indeks diskriminan ini dikenal dengan tanda negative yang berarti bahwa
suatu soal itu terbalik dalam mengukur kemampuan siswa. Rumus yang digunakan untuk menemukan indeks diskriminan adalah :
D= =
PA-PB
52
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Penelitian, Jakarta: Bumi Askara, 2012, h. 223
Nilai D
p
Interpretasi P = 0,00
0,00 P ≤ 0,30
0,30 P ≤ 0,70
0,70 P ≤ 1,00
P = 1,00 Sangat sukar
Sukar Sedang
Mudah Sangat mudah
44
Keterangan : D
: daya pembeda PA
: proporsi kelas atas yang menjawab benar PB
: proporsi kelas bawah yang menjawab benar BA
: banyak golongan atas yang menjawab benar untuk setiap butir soal
BB : banyak golongan bawah yang menjawab benar untuk
setiap butir soal JA
: jumlah siswa kelas atas JB
: jumlah siswa kelas bawah.
53
Klasifikasi Daya Pembeda : DP = 0,00
= sangat jelek 0,00 DP
≤ 0,02 = jelek
0,20 DP ≤ 0,40
= cukup 0,40 DP
≤ 0,70 = baik
0,7- DP ≤ 1,00
= sangat baik
E. Tekhnik Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan uji statistik, uji statistik yang digunakan adalah uji
“t” untunk menguji hipotesis, namun sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t, maka perlu dilakukan uji prasyarat analisis
terlebih dahulu. Uji prasyarat yang diperlukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas untuk memeriksa keabsahan sampel sebagai prasyarat dapat
dilakukan analisis data:
53
Ibid, h. 226
45
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada dua kelompok sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian menggunakan uji kai kuadrat chi square. Adapun prosedur pengujiannya adalah
sebagai berikut : a. Menentukan hipotesis
Hо : data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H : data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
b. Menentukan rata-rata c. Menentukan standar deviasi
d. Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspetasi Rumus banyak kelas
K = 1 + 3,3 log n, dengan n adalah banyaknya subjek 1 Rentang R = skor terbesar
– skor terkecil 2 Panjang kelas P =
e. Cari
�² hitung
dengan rumus: �²
hitung
=
�− �² �
f. Cari �²
tabel
dengan derajat kebebasan dk = banyak kelas K- 2 dan taraf kepercayaan 95 atau taraf signifikan
� = 5 g. Kriteria pengujian
Jika �²
hitung
≤ �²
tabel
, maka Ho diterima Jika
�²
hitung
�²
tabel
, maka Ho ditolak.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama homogen atau tidak.
S
gab
=
S
1
+
1
46
Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas menggunakan uji Bartlett, adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut :
a. Menghitung Varians gabungan Dan mencari log S
gab
b. Menghitung nilai B B =
∑db Log S c. Menghitung
�²
hitung
�²
hitung
= ln 10{B- ∑db Log S }
d. Menentukan �²
tabel
Untuk db = k-1 =2-1 =1, dengan taraf signifikan 5 Dengan kriteria pengujian :
Jika �²
hitung
�² tidak homogen
Jika �²
hitung
�²
tabel ,
maka sampel berasal dari populasi yang
tabel ,
maka sampel berasal dari populasi yang homogen
3. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan
uji prasyarat
analisis, kemudian
untuk mengetahui pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered
Head Together NHT terhadap hasil belajar fiqih siswa digunakan uji-t. Melakukan uji-t pada taraf signifikan alpha
� = 0,05 dengan rumus sebagai berikut :
a. Uji t untuk varian yang homogen
t=
−
� �
dk =n +n - 2
b. jika data distribusi normal namun tidak homogen maka hipotesis statistik dilakukan dengan menggunakan uji
t’. Rumusnya adalah sebagai berikut :
+
�
2 2
– R
�−
� −� 2
47
t=
−
² ²
�
c. tentukan harga-harga n dan n . n untuk jumlah siswa yang lebih sedikit, dan n untuk jumlah siswa yang lebih banyak.
d. Berilah rangking bersama skor-skor kedua kelomok itu. e. Tentukan harga U dengan rumus :
U = n n +
�1 �1+ �2
U = n n +
�2 �2+ 1
Dimana: n : jumlah sampel kelas eksperimen
n : jumlah sampel kelas kontrol U : jumlah peringkat kelas eksperimen
U : jumlah kelas kontrol R : jumlah rangking pada sampel kelas eksperimen
R : jumlah rangking pada sampel kelas kontrol f. Metode untuk menetapkan signifikasi harga U observasi
dengan rumus :
Z=
U − μ u σu
Z=
2 � 1 � 2 � 1+ � 2+1
12
Jika harga observasi U mempunyai kemungkinan yang sama besar dengan, atau lebih kecil dari
�, tolaklah H
o
dan menerima H
a
. Dengan kriteria:
Jika p ≤ �, maka tolak H
o
Jika p �, maka terima H
o
48
F. Hipotesis Statistik
Perumusan hipotesis statistik adalah sebagai berikut : H : µ
≤ µ H
a : µ
1
µ
Keterangan : µ = rata- rata hasil belajar fiqih kelas yang menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif tipe Numbered Heads Together eksperimen. µ = rata-rata hasil belajar fiqih kelas yang menggunakan model pembelajaran
kontrol.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data 1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads
Together terhadap Pembelajaran Fiqih
Penerapan Model Numbered Heads Together ini dilaksanakan di kelas eksperimen sebanyak dua kali 2x pertemuan pada waktu yang sama yaitu
jam pertama pukul 06. 45 WIB. Adapun pokok bahasannya adalah “Riba,
Bank dan Asuransi”. Secara garis besar proses KBM di kelas eksperimen
dapat dideskripsikan sebagai berikut :
a. Pertemuan Pertama
Adapun ruang lingkup materi yang dibahas pada pertemuan pertama meliputi:
Standar Kompetensi : 1. Memahami Riba, Bank, Dan Asuransi
Kompetansi Dasar : 1.1 Menjelaskan Hukum Riba
1.2 Menjelaskan Hukum Bank
Indikator : 2.1 Menjelaskan pengertian riba
2.2 Menjelaskan macam-macam riba 2.3 Menjelaskan hikmah diharamkannya
riba 2.4 Menjelaskan pengertian bank
2.5 Menjelaskan tujuan dan fungsi bank 2.6 Menentukan bank yang sesuai syariat
islam berdasarkan ciri-cirinya
Pembelajaran dimulai dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh salah satu siswa yang ditunjuk oleh guru, setelah itu guru
menyampaikan indikator pembelajaran yang akan dipelajari pada
49