2.7 Indeks Pilihan Makanan Index of Electivity
Effendi 1997 mengatakan populasi spesies mangsa yang padat pada satu habitat tidak selalu membentuk satu bagian penting di dalam diet ikan pemangsa. Dalam
beberapa hal, ikan selektif terhadap sesuatu yang dimakannya, biasanya sekali ikan itu mulai makan terhadap makanan tertentu, ia cenderung meneruskan makanan itu.
Pernyataan Rahardjo 1987, mengenai makanan ikan benteur di Rawa Bening membuktikan bahwa jenis makanan ikan akan berbeda pada tempat dan waktu yang
berbeda Larger, 1972 dan Effendi, 1997. Penilaian kesukaan ikan terhadap makanannya sangat relatif. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam hubungan
ini ialah penyebaran organisme makanan ikan, ketersediaan makanan, pilihan ikan terhadap makanannya, serta faktor-faktor fisik yang mempengaruhi perairan Effendi,
1997.
2.8. Faktor Fisik Kimia Perairan
Faktor fisik dan kimia yang mempengaruhi kehidupan ikan pada suatu perairan diantaranya adalah :
a. Suhu
Suhu merupakan faktor lingkungan yang utama pada perairan karena merupakan faktor pembatas terhadap pertumbuhan dan penyebaran hewan, termasuk
dari jenis ikan Michael, 1994. Selanjutnya Rifai et al., 1983 dan Asdak 1995 menjelaskan bahwa secara umum kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan
kenaikan aktifitas fisiologis organisme ikan. Disamping itu perubahan suhu perairan sekitarnya merupakan faktor pemberi tanda secara alamiah yang menentukan
mulainya proses pemijahan, ruaya dan pertumbuhan bibit ikan.
Menurut Van hoffs, kenaikan temperatur sekitar 10 C akan meningkatkan
aktifitas fisiologis organisme sebesar 2 – 3 kali lipat. Peningkatan laju respirasi akan
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkan konsentrasi oksigen meningkat dengan menaiknya temperatur, akan mengakibatkan kelarutan oksigen menjadi berkurang Barus, 2004. Organisme
akuatik seringkali mempunyai toleransi yang sempit terhadap perubahan temperatur Odum, 1994. Kenaikan suhu yang relatif tinggi ditandai dengan munculnya ikan-
ikan dan hewan lainnya ke permukaan untuk mencari oksigen Fardiaz, 1992.
Menurut Sastrawijaya 1991, suhu juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap kelarutan oksigen dalam air, apabila suhu naik maka kelarutan oksigen
didalam air menurun. Peningkatan suhu akan mengakibatkan peningkatan aktifitas metabolisme organisme akuatik, sehingga kebutuhan akan oksigen bagi organisme
ikan juga akan meningkat.
b. Total Dissolved Solid TDS