oleh kondisi biotik, ditentukan pula oleh kondisi abiotik lingkungan seperti suhu, cahaya, ruang, luas permukaan Effendie, 1997.
4.5 Hubungan Panjang dan Bobot Ikan Keperas Puntius binotatus
Pola pertumbuhan ikan dapat diketahui melalui hubungan panjang total mm dan berat total g, selanjutnya berdasarkan hubungan panjang-berat ikan tersebut
diperoleh niali b. Nilai b adalah indikator pertumbuhan yang menggambarkan kecenderungan pertambahan panjang dan bobot ikan. Panjang dan berat merupakan
hubungan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Hubungan ini akan berpengaruh terhadap bentuk tubuh dan keadaan dari organisme tersebut Effendie, 1997.
Hubungan panjang dan bobot ikan Puntius binotatus berdasarkan jenis kelamin terlihat pada Gambar 4.1 berikut.
Gambar 4.1a. Hubungan Panjang dan bobot ikan keperas P. binotatus Betina
y = 0,1969x - 8,848 R² = 0,8378
-5 5
10 15
20 25
20 40
60 80
100 120
140
B ob
ot g
Panjang mm
W = 2,0905.10
-5
L
2,8492
R
2
= 0.837 Betina
N = 31
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1b. Hubungan Panjang dan bobot ikan keperas P. binotatus Jantan Berdasarkan Gambar 4.1, diperoleh persamaan hubungan panjang dan bobot
ikan W = 2,0905.10
-5
L
2,8492
untuk ikan betina, dan W = 2,4049.10
-5
L
2,8383
untuk ikan jantan. Hasil analisis koefisien determinasi R
2
yang diperoleh dari ikan betina dan jantan adalah 0,837 dan 0,871. Nilai koefisien R
2
regresi yang diperoleh adalah 83,7 dan 87,1. Berdasarkan nilai tersebut dapat diketahui bahwa panjang ikan variabel
x merupakan faktor utama yang mempengaruhi berat ikan keperas variabel y sebesar 83,7 dan 87,1, sedangkan sisanya adalah faktor-faktor lain yang
mempengaruhi berat ikan keperas yang berada diluar persamaan. Faktor-faktor lain yang dimaksud adalah ketersedian makanan dan faktor fisik kimia perairan, yaitu
suhu, TDS, pH, BOD
5
dan DO. Nilai koefisien determinasi R
2
tergolong cukup tinggi karena lebih besar dari 80. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat hubungan
yang erat antara panjang dengan berat ikan keperas.
Berdasarkan uji terhadap nilai b, panjang dan bobot ikan keperas betina b = 2,8492 dan ikan jantan b = 2,8383. Nilai panjang dan bobot ikan keperas betina dan
jantan didapat b 3, berarti ikan keperas bersifat allometrik negatif atau pertumbuhan panjang lebih cepat dibanding dengan pertumbuhan bobot. Jenis makanan yang
dikonsumsi akan mempengaruhi kebutuhan nutrisi organisme tersebut, yang akan berdampak pada pertumbuhan berat dan panjangnya. Jika nutrisi makanan yang
-10 -5
5 10
15 20
25 30
20 40
60 80
100 120
140 160
B ob
ot g
Panjang mm
W = 2,4049.10
-5
L
2,8383
R
2
= 0.871 Jantan
N = 24
Universitas Sumatera Utara
tersedia cukup maka pertumbuhan berat dan panjangnya akan baik, demikian juga sebaliknya.
Menurut Effendie 1997, bahwa panjang dan berat sering kali dihubungkan dengan reproduksi, dengan mengetahui hubungan panjang dan berat, kita dapat
mengetahui pola pertumbuhan suatu ikan. Pola pertumbuhan ini dapat digunakan untuk menentukan kondisi dari ikan tersebut. Keadaan ini diduga merupakan indikasi
dari musim pemijahan ikan khususnya ikan-ikan betina. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hubungan panjang dan berat mempunyai pengaruh terhadap
reproduksi ikan.
4.6 Faktor Kondisi Ikan Keperas Puntius binotatus