Luas Relung dan Tumpang Tindih Relung Makanan Hubungan Panjang dan Bobot Ikan

Keterangan : IP = Indeks bagian terbesar Vi = Persentase volume satu macam makanan Oi = Persentase frekuensi kejadian satu macam makanan ΣVi x Oi = Jumlah Vi x Oi dari semua macam makanan Berdasarkan nilai IP, Nikolsky 1963 membedakan makanan ikan ada 3 golongan yaitu: a. Jika nilai IP 40 maka organisme tersebut sebagai makanan utama, b. Jika nilai IP antara 4 – 40 maka organisme tersebut sebagai makanan pelengkap c. Jika nilai IP 4 maka organisme tersebut sebagai makanan tambahan

b. Luas Relung dan Tumpang Tindih Relung Makanan

Analisis luas relung makanan dilakukan untuk melihat proporsi sumberdaya makanan yang dimanfaatkan oleh ikan tersebut. Luas relung dihitung menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Levins dalam Krebs 1989, yaitu : Bi = ∑ 2 1 Pij Keterangan : Bi = Luas relung makanan kelompok ikan ke - i Pij = Proporsi organisme makanan ke - i yang dimamfaatkan oleh kelompok ikan ke - j Dalam perhitungan ini diperlukan suatu standarisasi agar nilai luas relung yang dihasilkan berkisar antara 0 – 1 dengan selang yang tidak terlalu besar dan nyata. B A 1 1 - Bi − n = Keterangan : B A Bi = Luas relung = Standarisasi luas relung kisaran 0 – 1 n = Jumlah seluruh organisme makanan yang dimanfaatkan Universitas Sumatera Utara Analisis tumpang tindih relung makanan dilakukan untuk melihat penggunaan bersama jenis organisme makanan yang dimanfaatkan oleh ikan jantan dan betina serta kelompok–kelompok ukuran ikan. Tumpang tindih relung dihitung dengan menggunakan rumus Simplified Morisita Index Horn, 1966 dalam Krebs, 1989, yaitu : Ch = ∑ ∑ ∑ + 2 2 2 Pik Pij PijPik Keterangan : Ch = Indeks Morisita yang disederhanakan Pij,Pik = Proporsi jenis organisme makanan ke –i yang digunakan oleh 2 kelompok ukuran ikan ke – j dan kelompok ukuran ikan ke – k

c. Hubungan Panjang dan Bobot Ikan

Pengukuran panjang dan bobot ikan dilakukan pada hari yang sama ikan diperoleh. Pada pengukuran panjang ikan alat yang digunakan adalah jangka sorong digital tingkat ketelitian 0.01 mm. Alat yang digunakan untuk pengukuran berat total ikan adalah timbangan digital dalam satuan gram dengan ketelitian 0.1 gram. Hubungan panjang bobot ikan digambarkan dengan menggunakan rumus yang di kemukakan oleh Effendie 1997. W = a L b Keterangan: W = adalah berat ikan g, L = adalah panjang total ikan mm, a dan b adalah konstanta. nilai b digunakan untuk menduga pola pertumbuhan kedua parameter yang dianalisis, dengan hipotesis: nilai b = 3 menunjukkan pola pertumbuhan isometrik, karena antara pertumbuhan berat dan panjang sebanding atau kondisi ikan ideal. Universitas Sumatera Utara nilai b lebih besar atau lebih kecil dari 3 berarti pertumbuhan ikan bersifat allometrik atau kurang baik karena pertumbuhan berat dan panjang tidak sebanding, artinya kondisi ikan kurang baik. Jika b 3, maka allometrik positif, pertumbuhan berat lebih cepat dibanding pertumbuhan panjang sehingga ikan tampak tidak normal karena terlalu gemuk. Jika b 3, maka allometrik negatif, pertumbuhan panjang lebih cepat dibanding pertumbuhan berat sehingga ikan tampak kurus atau tidak normal karena terlihat terlalu panjang.

d. Indeks Pilihan Makanan