Makanan dan Kebiasaan Makan Ikan

2.4 Makanan dan Kebiasaan Makan Ikan

Kebiasaan makanan ikan dipelajari untuk menentukan gizi alamiah ikan tersebut. Pengetahuan tentang kebiasaan makanan ikan dapat digunakan untuk melihat hubungan ekologi di antara organisme di perairan tempat mereka berada, misalnya bentuk pemangsaan, persaingan, dan rantai makanan. Jadi, makanan dapat merupakan faktor yang menentukan bagi keberadaan populasi Effendie, 1997. Menurut Effendie 2002, makanan merupakan faktor pengendali yang penting dalam menghasilkan sejumlah ikan di suatu perairan, karena merupakan faktor yang menentukan bagi populasi, pertumbuhan dan kondisi ikan di suatu perairan. Di alam terdapat berbagai jenis makanan yang tersedia bagi ikan dan ikan telah menyesuaikan diri dengan tipe makanan khusus dan telah dikelompokkan secara luas sesuai dengan cara makannya, walaupun dengan macam-macam ukuran dan umur ikan itu sendiri. Komoditas ikan tidak beda dengan hewan-hewan lainnya yaitu membutuhkan cukup makanan untuk hidup dan pertumbuhannya, sedangkan organisme yang dimakan disesuaikan dengan mekanisme perkembangan dari alat pencernaannya Lagler et al., 1962. Pakan sendiri merupakan mekanisme utama yang mempengaruhi penyebaran ikan secara ekologis, khususnya ikan air tawar Macpherson, 1981 dalam Tjahjo, 1991. Menurut Nikolsky, 1963 dan Royce, 1973, setiap hewan membutuhkan energi untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan juga reproduksi, energi tersebut berasal dari makanan. Pada dasarnya, organisme yang baru lahir akan menerima makanan dari induknya, namun selanjutnya akan diupayakan oleh organisme itu sendiri. Menurut Effendie 1997 kebiasaan makanan adalah jenis, kuantitas dan kualitas makanan yang dimakan oleh ikan. Makanan alami ikan berasal dari berbagai kelompok tumbuhan dan hewan yang berada di perairan tersebut Lagler, 1972. Suatu spesies ikan di alam memiliki hubungan yang sangat erat dengan keberadaan makanannya. Ketersediaan makanan merupakan faktor yang menentukan Universitas Sumatera Utara dinamika populasi, pertumbuhan, reproduksi, serta kondisi ikan yang ada di suatu perairan. Beberapa faktor makanan yang berhubungan dengan populasi tersebut yaitu jumlah dan kualitas makanan yang tersedia, akses terhadap makanan, dan lama masa pengambilan makanan oleh ikan dalam populasi tersebut. Adanya makanan di perairan selain terpengaruh oleh kondisi biotik seperti di atas ditentukan pula oleh kondisi lingkungan seperti suhu, cahaya, ruang dan luas permukaan. Jenis-jenis makanan yang dimakan suatu spesies ikan biasanya tergantung pada kesukaan terhadap jenis makanan tertentu, ukuran dan umur ikan, musim serta habitat hidupnya. Kebiasaan makan ikan meliputi jenis, kuantitas dan kualitas makanan yang dimakan oleh ikan Lagler,1972. Nikolsky 1963, menyatakan bahwa urutan kebiasaan makanan ikan terdiri atas: 1 makanan utama, yaitu makanan yang biasa dimakan dalam jumlah yang banyak; 2 makanan sekunder, yaitu makanan yang biasa dimakan dan ditemukan dalam ususnya dalam jumlah yang lebih sedikit; 3 makanan incidental, yaitu makanan yang terdapat pada saluran pencernaan dengan jumlah yang sangat sedikit; serta 4 makanan pengganti, yaitu makanan yang hanya dikonsumsi jika makanan utama tidak tersedia. Ikan memakan makanan yang tersedia di sekitarnya ataupun mencerna makanan tersebut dengan baik. Faktor-faktor yang menentukan dimakan atau tidaknya suatu jenis organisme makanan oleh ikan antara lain: 1 ukuran makanan, 2 ketersediaan makanan, 3 warna terlihatnya makanan, dan 4 selera ikan terhadap makanan. Jumlah makanan yang dibutuhkan oleh suatu spesies ikan tergantung kepada kebiasaan makanan, kelimpahan makanan, nilai konversi makanan, serta suhu air, juga kondisi umum dari spesies ikan tersebut Beckman, 1962. Menurut Roberts 1989, ikan beunteur memakan zooplankton, larva serangga, dan akar beberapa jenis tanaman. Hasil penelitian Rahardjo 1987 di Rawa Bening menjelaskan bahwa ikan ini sangat menyukai detritus, selain memakan phytoplankton dan zooplankton serta larva serangga. Menurut Affandi et al. 2004, pada ikan Universitas Sumatera Utara herbivora tidak dimiliki lambung yang sesungguhnya suhingga fungsinya untuk menampung makanan digantikan oleh usus bagian depan. Usus bagian depan ini termodifikasi menjadi kantung yang membesar menggelembung dan selanjutnya disebut “lambung palsu”. Ikan mas meupakan contoh yang memiliki lambung palsu. Menurut Huet 1971, berdasarkan morfologi alat pencernaannya, ikan dapat digolongkan atas ikan herbivora, karnivora dan omnivora Tabel 2.1. Tabel 2.1. Perbedaan Struktur Anatomis Saluran Pencernaan pada Ikan-Ikan Herbivora, Karnivora, dan Omnivora Organ Kategori ikan Herbivora Karnivora Omnivora Tulang tapis insang Banyak, panjang, dan rapat Sedikit, pendek, dan kaku Tidak terlalu banyak, tidak terlalu panjang, dan tidak terlalu rapat Rongga mulut Sering tidak bergigi Umumnya bergigi kuat dan tajam Bergigi kecil Lambung Tidak berlambung berlambung palsu Berlambung dengan bentuk yang bervariasi Berlambung dengan bentuk kantung Usus Ukurannya sangat panjang, beberapa kali dari panjang tubuhnya Pendek, kadang- kadang lebih pendek dari panjang tubuhnya Sedang 2-3 kali dari panjang tubuhnya Berdasarkan jumlah variasi makanan, ikan dapat dibagi menjadi: eurofagik yaitu ikan pemakan bermacam-macam makanan, stenofagik yaitu ikan pemakan makanan yang macamnya sedikit atau sempit, dan monofagik yaitu ikan yang makanannya terdiri dari satu macam saja. Ikan dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah dan variasi makanannya menjadi euryphagous yaitu ikan yang memakan berbagai jenis makanan; stenophagous yaitu ikan yang memakan makanan yang sedikit jenisnya; dan monophagous yaitu ikan yang hanya memakan satu jenis makanan saja Moyle Cech, 2004. Menurut Effendie 2002, kebiasaan makanan adalah jenis, kuantitas dan kualitas makanan yang dimakan oleh ikan, sedangkan kebiasaan cara makan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan waktu, tempat dan lebih lanjut, bagaimana cara ikan memperoleh makanannya. Universitas Sumatera Utara Jenis makanan yang akan dimakan oleh ikan tergantung ketersediaan jenis makanan di alam, dan juga adaptasi fisiologis ikan tersebut misalnya panjang usus, sifat dan kondisi fisologis pencernaan, bentuk gigi dan tulang faringeal, bentuk tubuh dan tingkah lakunya Welcomme, 2001. Ikan herbivora secara sederhana hanya memiliki kemampuan untuk mencerna material tumbuhan, oleh karena itu ikan herbivora memiliki usus yang lebih panjang karena material tumbuhan memerlukan waktu yang lama untuk dicerna, sedangkan ikan karnivora memiliki usus yang lebih pendek dan hanya memakan daging. Ikan omnivora memiliki kondisi fisiologis yang merupakan gabungan antara ikan karnivora dan ikan herbivora. Makanan merupakan faktor penentu bagi jumlah populasi, pertumbuhan, dan kondisi ikan di suatu perairan Lagler, 1961. Effendie 2002 mengatakan bahwa makanan merupakan salah satu faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan ikan. Kelimpahan makanan di dalam suatu perairan selalu berfluktuasi dan hal ini disebabkan oleh daur hidup, iklim dan kondisi lingkungan. Menurut Lagler et al., 1977, pengetahuan mengenai makanan suatu jenis ikan dapat digunakan untuk mengetahui kedudukan ikan tersebut, sebagai predator atau kompetitor, serta makanan utama dan makanan tambahan ikan tersebut.

2.5. Luas dan Tumpang Tindih Relung Makanan