Biological Oxygen Demand BOD Waktu dan Tempat Metode Penelitian Deskripsi Area a. Stasiun 1 Aek Pahu Tombak Stasiun 2 Aek Pahu Hutamosu

tanaman air mengkonsumsi O 2 dalam proses respirasi yang menghasilkan CO 2 , suasana ini menyebabkan pH air menurun Arie, 1998. Sastrawidjaya 1991 menyatakan bahwa pH air turut mempengaruhi kehidupan dari ikan, pH air yang ideal bagi kehidupan ikan berkisar antara 6,5 – 7,5. Air yang masih segar dari pegunungan biasanya mempunyai pH yang lebih tinggi. Nilai pH air kurang dari 6 atau lebih dari 8,5 perlu diwaspadai karena mungkin ada pencemaran, hal ini juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi ikan.

d. Oksigen Terlarut DO = Dissolved Oxygen

Oksigen merupakan salah satu faktor penting dalam setiap perairan. Oksigen diperlukan organisme untuk melakukan respirasi aerob. Sumber utama oksigen terlarut berasal dari atmosfer dan proses fotosintesis. Oksigen dari udara diserap dengan difusi langsung di permukaan air oleh angin dan arus. Jumlah oksigen yang terkandung dalam air tergantung pada daerah permukaan yang terkena suhu dan konsentrasi garam Michael,1994. Ikan merupakan mahkluk air yang membutuhkan oksigen tertinggi. Biota di perairan tropis memerlukan oksigen terlarut minimal 5 ppm, sedangkan biota beriklim sedang memerlukan oksigen terlarut mendekati jenuh. Konsentrasi oksigen yang terlalu rendah akan menyebabkan ikan-ikan dan binatang lainnya akan mati Fardiaz, 1992. Barus 2004, menyatakan bahwa kelarutan maksimum oksigen pada perairan tercapai pada temperatur O o C yaitu sebesar 14,16 mgl oksigen konsentrasi ini akan menurun sejalan dengan meningkatnya temperatur air.

e. Biological Oxygen Demand BOD

Biological Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme di dalam lingkungan air untuk mendegradasi bahan buangan yang ada dalam air lingkungan. Pada umumnya air lingkungan mengandung mikroorganisme yang dapat memakan, memecah, menguraikan bahan buangan Universitas Sumatera Utara organik. Penguraian bahan organik melalui proses oksidasi oleh mikroorganisme di dalam air lingkungan adalah proses alamiah yang mudah terjadi apabila air lingkungan mengandung oksigen yang cukup Michael, 1994. Universitas Sumatera Utara BAB 3 BAHAN DAN METODA

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2013 di sungai Aek Pahu Tombak, Aek Pahu Hutamosu dan sungai Parbotikan Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi sampling untuk pengambilan sampel ikan dan plankton adalah Purposive Random Sampling pada 3 tiga stasiun penelitian.

3.3 Deskripsi Area a. Stasiun 1 Aek Pahu Tombak

Stasiun 1 merupakan hulu dari Aek Pahu Tombak, stasiun ini terletak pada ketinggian 85 m di atas permukaan laut, substrat pada stasiun ini berupa batu-batu kecil kerikil. Kedalaman rata-rata sungai adalah 26,2 cm dengan lebar 5,9 m dari rentang sungai. Sepanjang tepi sungai ditutupi dengan vegetasi dari berbagai jenis tumbuhan paku-pakuan, herba dan tanaman tinggi Gambar 3.1. Secara geografis terletak pada 1 30’16,9” LU 99 02’45,2” BT. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.1. Foto Lokasi Stasiun 1 Foto : Toberni, 2013.

b. Stasiun 2 Aek Pahu Hutamosu

Stasiun 2 merupakan aliran dari Aek Pahu Hutamosu, aliran sungai ini akan bertemu dengan aliran sungai Aek Pahu Tombak. Stasiun ini terletak pada ketinggian 63 m di atas permukaan laut, dengan substrat seperti batu-batu besar dan kerikil dicampur dengan tanah dan pasir. Kedalaman rata-rata sungai berkisar antara 51,3 cm dengan lebar sekitar 4,5 m. Sepanjang badan sungai ditutupi dengan vegetasi berupa pakis, rumput teki, tanaman herba dan berbagai jenis pohon Gambar 3.2. Stasiun ini secara geografis terletak pada 1 29’34,7” LU 99 03’53,9” BT. Gambar 3.2. Foto Lokasi Stasiun 2 Foto : Toberni, 2013. Universitas Sumatera Utara

c. Stasiun 3 Sungai Parbotikan