hal ini mengakibatkan adanya senyawa organik dan anorganik yang yang terlarut dalam air. Menurut Kristanto 2002, jumlah padatan terlarut pada perairan
berpengaruh terhadap penetrasi cahaya. Semakin tinggi padatan terlarut berarti akan semakin menghambat penetrasi cahaya ke dalam perairan. Hal ini secara langsung
akan berakibat terhadap penurunan aktivitas dari fotosintesis oleh organisme berhijau daun yang terdapat pada perairan semisal hydrophita dan fitoplanktoan.
Menurut Rifai et al., 1983, cahaya merupakan unsur yang paling penting dalam kehidupan ikan. Cahaya dibutuhkan ikan untuk mengejar mangsa,
menghindarkan diri dari predator, membantu dalam penglihatan, proses metabolisme dan pematangan gonad. Secara tidak langsung peranan cahaya matahari bagi
kehidupan ikan adalah melalui rantai makanan. Selanjutnya Cahyono, 2000 mengatakan air yang terlalu keruh dapat menyebabkan ikan mengalami gangguan
pernapasan karena insangnya terganggu oleh kotoran. Selain itu dapat menurunkan atau melenyapkan selera makan karena daya penglihatan ikan terganggu. Berdasarkan
PP No. 82 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, nilai Total Dissolved Solid ini masih sesuai dengan standart baku mutu air yaitu 1000 ml.
c. pH Derajat Keasaman
Derajat keasaman atau kebasaan pH pada setiap stasiun penelitian berkisar 6,333 – 7,230. Nilai pH tertinggi terdapat pada stasiun 1 sebesar 7,230 dan terendah pada
stasiun 3 sebesar 6,333. Rendahnya nilai pH pada stasiun 3 disebabkan karena stasiun ini merupakan pertemuan antara stasiun 1 dan stasiun 3, sehingga senyawa organik
maupun anorganik yang cukup banyak terbawa arus sungai dari hulu. Secara keseluruhan kisaran nilai pH masih sesuai dengan baku mutu air dalam PP No.82
tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air yaitu 6- 9. Sutrisno dan Suciastuti 1987, menyatakan pH optimum berkisar 6,0 – 8,0
sedangkan Michael 1994, menyatakan nilai pH di suatu perairan sangat dipengaruhi oleh kemampuan air untuk melepas atau mengikat sejumlah ion hidrogen yang
menunjukkan larutan tersebut asam dan basa.
Universitas Sumatera Utara
Nilai pH air sangat berpengaruh terhadap organisasi air, baik tumbuhan maupun hewan yang hidup di dalamnya. Nilai pH air dapat digunakan untuk
menyatakan baik buruknya kondisi suatu perairan sebagai lingkungan hidup. Adapun pH air yang dapat menjadikan ikan dapat tumbuh secara optimal yaitu berkisar antara
6,5-9,0 Cahyono, 2000.
d. Oksigen Terlarut DO = Dissolved Oxygen
Nilai oksigen terlarut DO yang diperoleh dari ketiga stasiun penelitian berkisar 6,933 – 7,4 mgl. Nilai tertinggi terdapat pada stasiun 3 sebesar 7,4 dan terendah pada
stasiun 2 sebesar 6,933. Rendahnya nilai oksigen terlarut pada stasiun 2 disebabkan karena kondisi perairan stasiun 2 yang sangat keruh, sehingga oksigen dibutuhkan
lebih banyak untuk menguraikan senyawa organik dan anorganik yang terdapat di dalam air, hal ini juga ditunjukkan dengan tingginya niali TDS pada stasiun ini.
namun secara keseluruhan kisaran kandungan oksigen terlarut pada lokasi penelitian masih berada pada kisaran normal dan sesuai dengan standart baku mutu air PP No.82
tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air dengan batas minimum sebesar 6 mlg.
Kadar oksigen terlarut dalam batas 4,5 – 7 mgl tidak mengubah jumlah toleransi konsumsi oksigen oleh ikan baik pada suhu rendah 20 – 25
C maupun tinggi 30
C sebagai batas optimum Buwono, 1993. Menurut Jubaedah, 2006 perubahan kandungan oksigen terlarut di lingkungan sangat berpengaruh terhadap
hewan air. Oksigen di dalam air berguna untuk menunjang kehidupan ikan dan organisme air lainnya. Kadar oksigen terlarut di perairan yang ideal bagi pertumbuhan
ikan dewasa adalah 5 mgl. Pada kisaran 4 – 5 mgl ikan masih dapat bertahan tetapi pertumbuhannya terhambat. Kelarutan oksigen dipengaruhi oleh faktor suhu, pada
suhu tinggi kelarutan oksigen rendah dan pada suhu rendah kelarutan oksigen tinggi. Tiap-tiap spesies biota akuatik mempunyai kisaran toleransi yang berbeda-beda
terhadap konsentrasi oksigen terlarut di suatu perairan.
Universitas Sumatera Utara
e. Biologycal Oxygen Demand BOD