BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan merupakan sumber protein tinggi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Sumberdaya hayati perikanan Indonesia mempunyai andil yang besar untuk
menyediakan makanan berprotein tinggi Effendie,1997. Keanekaragaman ikan dalam suatu perairan menunjukkan bagaimana kondisi lingkungan perairan tersebut.
Selanjutnya Supriharyono 2000, menjelaskan bahwa sifat fisik dan kimia perairan yang khas menunjukkan kondisi lingkungan yang bervariasi sehingga menyebabkan
organisme yang hidup di perairan tersebut memiliki kekhasan pula.
Ikan merupakan salah satu organisme akuatik yang rentan terhadap perubahan lingkungan, terutama yang diakibatkan pembuangan limbah cair atau padat ke badan
air sebagai hasil aktifitas manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Limbah-limbah hasil buangan yang dihasilkan oleh berbagai aktifitas manusia tersebut
mempengaruhi kualitas perairan, baik fisik, kimia, maupun biologi. Hal ini turut mempengaruhi kehidupan dan penyebaran ikan dalam suatu perairan Rifai et al,
1983.
Jumlah populasi ikan dalam suatu perairan biasanya ditentukan oleh pakan yang ada. Beberapa faktor yang berhubungan dengan populasi tersebut, yaitu jumlah
dan kualitas pakan yang tersedia dan mudah didapatnya pakan tersebut Effendi 1997. Jenis-jenis pakan alami yang dimakan ikan sangat bermacam-macam,
bergantung pada jenis ikan dan tingkat umurnya. Benih ikan yang baru mencari makan, pakan utamanya adalah plankton nabati fitoplankton namun sejalan dengan
bertambah besarnya ikan berubah pula makanannya Mudjiman, 1989. Ikan yang
Universitas Sumatera Utara
mampu menyesuaikan diri dengan makanannya adalah jenis ikan yang mampu memanfaatkan makanan alami yang tersedia, sehingga ikan tersebut mampu
menyesuaikan diri terhadap fluktuasi kesediaan makanan alami. Ikan Puntius binotatus atau ikan keperas merupakan salah satu ikan yang terdapat di sungai Aek
Pahu Tombak, Aek Pahu Hutamosu dan Sungai Parbotikan. Ikan tersebut biasa dijual sebagai ikan hias akuarium dan dikonsumsi oleh masyarakat disekitar sungai tersebut.
Makanan sebagai komponen lingkungan merupakan faktor ekologis yang memegang peranan penting dalam menentukan tingkat kepadatan populasi, dinamika
populasi, pertumbuhan, reproduksi dan kondisi ikan Nikolsky, 1963. Jenis makanan suatu spesies ikan biasanya bergantung kepada umur, tempat, dan waktu. Kebiasaan
makan ikan dipelajari untuk menentukan gizi alamiahnya. Kebiasaan makan ikan dapat dilihat hubungan ekologi diantara organisme di dalam perairan itu, misalnya
bentuk-bentuk pemangsaan, persaingan dan rantai makanan Effendi, 1997.
Kecamatan Batang Toru merupakan bagian dari daerah aliran sungai DAS Aek Pahu Tombak, Aek Pahu Hutamosu dan sungai Parbotikan. Sungai ini banyak
dimanfaatkan oleh Pertambangan emas Martabe milik PT Agincourt Resources AR yang mulai beroperasi di Kecamatan Batang Toru sejak tahun 1997. Adanya
pertambangan emas ini mengakibatkan perubahan tata guna lahan yang awalnya merupakan daerah hutan menjadi daerah industri dan pemukiman. Perubahan tata
guna lahan ini menyebabkan berkurangnya daerah resapan air hujan dan bertambahnya limpasan air, sehingga akan memicu ketidakseimbangan dalam siklus
hidrologi.
Pemanfaatan sungai tersebut akan mempengaruhi kualitas air serta mengakibatkan produktivitas primer perairan menurun. Berbagai aktivitas yang
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung akan menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas perairan dan biota air khususnya ikan serta mempengaruhi ukuran
tubuh ikan berdasarkan pola kebiasaan makan atau jenis makanan dalam perairan tersebut. Maka untuk itu perlu diketahui jenis makanan ikan Puntius binotatus.
Universitas Sumatera Utara
Sejauh ini belum pernah dilakukan penelitian tentang jenis makanan ikan di Sungai Aek Pahu Tombak, Aek Pahu Hutamosu dan sungai Parbotikan tersebut. Maka
penelitian terhadap biota air khususnya ikan Puntius binotatus perlu dilakukan.
1.2 Permasalahan