Total Dissolved Solid TDS Derajat Keasaman pH Oksigen Terlarut DO = Dissolved Oxygen

mengakibatkan konsentrasi oksigen meningkat dengan menaiknya temperatur, akan mengakibatkan kelarutan oksigen menjadi berkurang Barus, 2004. Organisme akuatik seringkali mempunyai toleransi yang sempit terhadap perubahan temperatur Odum, 1994. Kenaikan suhu yang relatif tinggi ditandai dengan munculnya ikan- ikan dan hewan lainnya ke permukaan untuk mencari oksigen Fardiaz, 1992. Menurut Sastrawijaya 1991, suhu juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap kelarutan oksigen dalam air, apabila suhu naik maka kelarutan oksigen didalam air menurun. Peningkatan suhu akan mengakibatkan peningkatan aktifitas metabolisme organisme akuatik, sehingga kebutuhan akan oksigen bagi organisme ikan juga akan meningkat.

b. Total Dissolved Solid TDS

Total Dissolved Solid merupakan jumlah kandungan zat padat terlarut dalam air juga mempengaruhi penetrasi cahaya matahari masuk ke dalam badan perairan. Jika nilai TDS tinggi maka penetrasi cahaya matahari akan berkurang, akibatnya proses fotosintesis juga akan berkurang yang akhirnya mengurangi tingkat produktifitas perairan Sastrawijaya, 2000. Kejernihan badan air sangat dipengaruhi oleh partikel-partikel terlarut dan lumpur. Semakin banyak partikel atau bahan organik terlarut maka kekeruhan akan meningkat Levinton, 1982. Menurut Romimohtarto 1985, kekeruhan salitasi tidak hanya membahayakan ikan tetapi juga menyebabkan air tidak produktif karena menghalangi masuknya sinar matahari untuk fotosintesis.

c. Derajat Keasaman pH

Derajat keasaman merupakan ukuran konsentrasi ion hidrogen yang menunjukkan suasana asam atau basah perairan. Air dikatakan basa apabila pH 7 dan dikatakan asam apabil pH 7. Secara alamiah pH perairan dipengaruhi oleh konsentrasi karbondioksida dan senyawa yang bersifat asam. Pada siang hari fitoplankton dan tanaman air mengkonsumsi CO 2 dalam proses fotosintesis yang menghasilkan O 2 dalam air, suasana ini menyebabkan pH air meningkat. Malam hari fitoplankton dan Universitas Sumatera Utara tanaman air mengkonsumsi O 2 dalam proses respirasi yang menghasilkan CO 2 , suasana ini menyebabkan pH air menurun Arie, 1998. Sastrawidjaya 1991 menyatakan bahwa pH air turut mempengaruhi kehidupan dari ikan, pH air yang ideal bagi kehidupan ikan berkisar antara 6,5 – 7,5. Air yang masih segar dari pegunungan biasanya mempunyai pH yang lebih tinggi. Nilai pH air kurang dari 6 atau lebih dari 8,5 perlu diwaspadai karena mungkin ada pencemaran, hal ini juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi ikan.

d. Oksigen Terlarut DO = Dissolved Oxygen

Oksigen merupakan salah satu faktor penting dalam setiap perairan. Oksigen diperlukan organisme untuk melakukan respirasi aerob. Sumber utama oksigen terlarut berasal dari atmosfer dan proses fotosintesis. Oksigen dari udara diserap dengan difusi langsung di permukaan air oleh angin dan arus. Jumlah oksigen yang terkandung dalam air tergantung pada daerah permukaan yang terkena suhu dan konsentrasi garam Michael,1994. Ikan merupakan mahkluk air yang membutuhkan oksigen tertinggi. Biota di perairan tropis memerlukan oksigen terlarut minimal 5 ppm, sedangkan biota beriklim sedang memerlukan oksigen terlarut mendekati jenuh. Konsentrasi oksigen yang terlalu rendah akan menyebabkan ikan-ikan dan binatang lainnya akan mati Fardiaz, 1992. Barus 2004, menyatakan bahwa kelarutan maksimum oksigen pada perairan tercapai pada temperatur O o C yaitu sebesar 14,16 mgl oksigen konsentrasi ini akan menurun sejalan dengan meningkatnya temperatur air.

e. Biological Oxygen Demand BOD