G. Landasan Teori
Kualitas jamu cair dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku yang digunakan, peralatan yang digunakan, air yang digunakan, cara pencucian
bahan, proses pengolahan bahan menjadi jamu, cara penyimpanan jamu, serta lama penyimpanan jamu.
Bahan yang digunakan oleh penjual jamu gendong keliling adalah bagian batang tanaman brotowali dan air. Brotowali yang dipilih adalah brotowali yang
masih segar ditandai dengan bagian batang yang tidak keriput dan tidak berjamur. Penyimpanan bahan dilakukan dengan meletakkan batang segar brotowali
pada sebuah wadah bersih dan disimpan pada tempat sejuk dan kering. Penjual jamu gendong keliling menyiapkan bahan setiap sore hari pukul 17.00 WIB dan akan di
proses menjadi jamu pahitan brotowali pada pukul 20.00 WIB setiap harinya. Bahan baku digunakan oleh penjual jamu gendong keliling berasal dari petani empon-empon
yang dijual secara langsung di pasar tradisional Klaten Tengah. Berdasarkan hasil survei peneliti, bahan baku jamu pahitan brotowali yang dijual di pasar tradisional
selalu baru setiap harinya sehingga masih segar. Peralatan yang digunakan oleh pedagang jamu gendong keliling dalam proses
pembuatan jamu seperti kuali tanah, pengaduk, sendok, talenan, pisau, dan alu selalu dicuci terlebih dahulu dan dikeringkan dengan kain bersih. Bahan batang segar
brotowali dicuci dengan air mengalir hingga bersih yang ditandai tidak adanya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kotoran seperti tanah maupun tanaman lain yang menempel pada batang brotowali. Air yang digunakan dalam pembuatan jamu adalah air matang sehingga air telah
direbus terlebih dahulu sebelum digunakan dalam proses pembuatan jamu. Proses pembuatan jamu diawali dengan merajang batang brotowali segar
hingga menjadi potongan-potongan kecil dan tipis, selanjutnya brotowali dimasukkan kedalam kuali tanah dan dicampur dengan air matang. Kuali tanah ditempatkan di
atas alu dengan api menyala, kemudian jamu diaduk hingga mendidih. Jamu direbus kurang lebih selama 15 menit. Jamu brotowali yang telah matang dibiarkan didalam
kuali terlebih dahulu hingga suam-suam kuku, setelah itu jamu dipindahkan kedalam botol kaca bening dan ditutup dengan sumbat plastik lalu disimpan pada tempat sejuk
dan kering. Jamu pahitan brotowali yang sudah matang akan di rebus kembali pada pagi harinya sebelum dijajakan kepada konsumen dengan tujuan agar jamu masih
hangat ketika dikonsumsi oleh konsumen.
H. Hipotesis