semua mikroba yang dapat menyebabkan penyakit bila masuk kedalam tubuh seseorang. Mikroba patogen yang perlu diwaspadai dalam cairan obat dalam yaitu
Escherichia coli, Salmonella, Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas aeruginosa. Cairan obat dalam tidak boleh mengandung bakteri patogen karena sangat berbahaya
yaitu dapat menyebabkan infeksi penyakit. Persyaratan obat tradisional yang baik bertujuan untuk melindungi konsumen dan menjaga mutu obat tradisional itu sendiri
BPOM RI, 2014 ; DepKes RI, 1994.
B. Jamu Pahitan Brotowali
Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia Nomor 007 tahun 2012 menyatakan bahwa usaha jamu gendong merupakan usaha yang dilakukan oleh perorangan
dengan menggunakan bahan obat tradisional dalam bentuk cairan yang dibuat segar dengan tujuan untuk dijajakan langsung kepada konsumen.
Tanaman Brotowali Tinospora crispa L. termasuk salah satu famili Menispermaceae. Brotowali dikenal dengan beberapa sebutan di Jawa seperti
andawali, daun gadel, putrawali, brotowali, sedangkan di Nusa Tenggara disebut antawali. Bagian tanaman yang digunakan untuk membuat jamu adalah bagian
batangnya. Tanaman mengandung alkaloida kuartener yang terdiri dari N-asetil- nornuciferin, N-formil-annonain, N-asetil-normuciferin. Kandungan lain dari
tanaman ini adalah furanoditerpen yang terasa pahit, N-trans-feruloil-tiramin, tinotuberide, borapetoside A, borapetol, tinosporin, dan tinosporidin. Akar tanaman
juga mengandung alkaloid berberin Suharmiati, 2003. Secara umum jamu pahitan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
brotowali dapat memberikan efek farmakologis yaitu mengatasi pegal linu, mengontrol kadar glukosa dalam darah bagi penderita diabetes, serta meningkatkan
nafsu makan Agoes, 2010.
C. Angka Lempeng Total
Menurut WHO pada tahun 2011, Angka Lempeng Total ALT disebut juga angka lempeng heterotropik heterotropic plate countHPC merupakan indikator
keberadaan mikroba heterotropik termasuk bakteri dan kapang yang sensitif terhadap proses desinfektan seperti bakteri coliform, mikroba resisten desinfektan seperti
pembentuk spora dan mikroba yang dapat berkembang cepat pada air olahan tanpa residu desinfektan. Meski telah mengalami proses desinfeksi yang berbeda, umum
bagi mikroba tumbuh selama perlakuan treatment dan distribusi dengan konsentrasi berkisar 10
4
-10
5
selml. Nilai ALT bervariasi tergantung berbagai faktor diantaranya kualitas sumber air, jenis perlakuan, konsentrasi residu desinfektan, lokasi sampling,
suhu air mentah, waktu pengujian, metode uji meliputi suhu dan waktu inkubasi Martoyo,Hariyadi dan Rahayu, 2014.
Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang ada pada suatu sampel, umumnya dikenal dengan ALT. Uji Angka Lempeng Total yang
lebih tepatnya ALT aerob mesofil atau anaerob mesofil menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati secara visual berupa angka
dalam koloni cfu per mlg atau koloni100ml. Prinsip pengujian ALT menurut Metode Analisis Mikrobiologi MA PPOMN nomor 96mik00 yaitu pertumbuhan
koloni bakteri aerob mesofil setelah cuplikan diinokulasikan pada media lempeng agar dengan metode pour plate dan diinkubasi pada suhu yang sesuai. Pada pengujian
ALT menggunakan media PCA Plate Count Agar sebagai media padatnya. Digunakan pula pereaksi Triphenyl Tetrazolium Chloride 0,5 TTC BPOM RI,
2008. Angka Lempeng Total harus ditekan sekecil mungkin meskipun mikroba
tersebut tidak membahayakan kesehatan, namun terkadang karena pengaruh sesuatu dapat menjadi mikroba membahayakan. Angka Lempeng Total dapat digunakan
sebagai petunjuk tingkat berapa industri tersebut melaksanakan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik CPOTB DepKes RI,1994.
Perhitungan jumlah bakteri yang hidup viable count menggambarkan jumlah sel yang hidup, sehingga lebih tepat apabila dibandingkan dengan cara total cell
count. Pada metode ini setiap sel mikroba yang hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi 1 koloni setelah diinkubasikan dalam media biakan dengan lingkungan yang
sesuai. Koloni bakteri adalah kumpulan dari bakteri-bakteri yang sejenis dan mengelompok membentuk suatu koloni. Setelah diinkubasi maka akan diamati dan
dihitung jumlah koloni yang tumbuh dan merupakan perkiraan atau dugaan dari jumlah mikroba dalam suspensi tertentu Hadioetomo, 1993.
Koloni yang tumbuh tidak selalu berasal dari 1 sel mikroba, karena ada beberapa mikroba tertentu yang cenderung mengelompok atau berantai. Bila
ditumbuhkan pada media dan lingkungan yang sesuai, kelompok bakteri ini akan menghasilkan 1 koloni. Oleh karena itu, sering digunakan istilah Colony Forming
Unit CFU untuk menghitung jumlah mikroba hidup. Sebaiknya hanya lempeng agar yang mengandung 25-250 koloni saja yang digunakan dalam perhitungan PPOMN,
2006. Pengenceran sampel sangat penting untuk menghindari koloni bakteri atau
kapangkhamir yang saling menumpuk karena konsentrasi sangat pekat sehingga didapatkan koloni yang terpisah dan dapat dihitung dengan mudah. Pengenceran ini
sangat membantu terutama untuk sampel yang memiliki cemaran sangat tinggi BPOM, 2008.
D. Media