tidak hanya dapat berikatan dengan sel darah merah, tetapi juga berikatan dengan senyawa galaktosa yang terdapat pada permukaan sel-sel epitel
saluran kemih. Bakteri ini juga menghasilkan hemolisin yang bersifat sitotoksik terhadap membran sel hospes. Aktivitas hemolisin tidak hanya
terbatas pada kemampuan melisis sel darah merah, tetapi α-hemolisin
E.coli dapat melisis limfosit, sedangkan β-hemolisin dapat menghambat
aktivitas fagositosis dan kemotaksis neutrofil. 2.
Escherichia coli meningitis neonatus NMEC NMEC dapat menyebabkan meningitis pada bayi baru lahir. Galur bakteri
ini dapat menginfeksi 1 dalam 2000-4000 bayi. Perjalanan infeksi biasanya terjadi setelah E.coli masuk ke dalam pembuluh darah melalui
nasofaring atau saluran gastrointestinal dan kemudian masuk ke dalam sel-sel otak. Antigen kapsul KI dianggap sebagai faktor virulensi utama
yang menyebabkan meningitis pada bayi. Antigen KI dapat menghambat fagositosis, reaksi komplemen, dan respons reaksi imunitas hospes
Radji, 2011.
F. Identifikasi Escherichia coli
Uji identifikasi bakteri E.coli adalah serangkaian uji berdasarkan karakteristik E.coli. Uji dilakukan dengan menggunakan media dan reagen khusus seperti uji
fermentasi gula-gula glukosa, laktosa, manitol, maltosa, dan sukrosa, uji Sulfur Indol Motility SIM, dan uji IMVIC Indol, Metil Merah, Voges Proskauer, dan
Sitrat . Hasil uji identifikasi dibandingkan dengan karakteristik E.coli Holt, dkk, 2000.
1. Uji fermentasi gula-gula
Uji fermentasi gula-gula bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam menguraikan gula-gula spesifik yang mencerminkan sifat bakteri
tersebut dan dapat digunakan sebagai salah satu cara identifikasi bakteri. Masing-masing mikroba mempunyai kemampuan yang berbeda-beda
dalam memfermentasikan karbohidrat. Fermentasi merupakan proses oksidasi biologi dalam keadaan anaerob dimana yang bertindak sebagai
susbstrat adalah karbohidrat. Bakteri E.coli mampu memfermentasikan gula-gula spesifik glukosa, laktosa, manitol, maltosa, dan sukrosa
sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk uji identifikasi E.coli Holt, dkk, 2000.
2. Uji Sulfur Indol Motility SIM
Uji sulfur bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam menguraikan asam amino menjadi sulfur. Sulfur dihasilkan oleh beberapa
jenis mikroba melalui pemecahan asam amino yang mengandung sulfur belerang S seperti lisin dan metionin. Hasil peruraian sulfur dapat
diamati dengan penambahan garam-garam logam berat ke dalam medium. Hasil positif apabila H2S bereaksi dengan senyawa-senyawa ini yang
ditandai dengan terbentuknya logam sulfit yang berwarna hitam. Uji PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
motilitas adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi E.coli terhadap bakteri lainnya berdasarkan penyebaran koloni karena E.coli
memiliki kemampuan bergerak motil dalam media SIM. Kandungan NA semisolid dalam media SIM memungkinkan bakteri yang memiliki flagel
melakukan pergerakan dalam media tersebut. E.coli memiliki karakteristik mempunyai flagel diseluruh badan sebagai alat gerak di habitatnya.
Apabila dalam media terdapat pertumbuhan bakteri yang menyebar, maka dinyatakan bakteri yang diidentifikasi tersebut adalah golongan
Enterobacter, termasuk E.coli Holt, dkk, 2000. 3.
Uji IMVIC a.
Uji Indol. Uji indol digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya indol dari peruraian triptofan oleh bakteri Coliform. E.coli merupakan jenis bakteri
Coliform. Uji ini menggunakan media Sulfur Indol Motility SIM dengan penambahan reagen kovacs. Hasil positif ditandai dengan warna
merah atau merah muda dipermukaan media. Uji ini dilakukan setelah pengamatan motilitas agar tidak mengganggu pengamatan motilitas pada
media uji Anonim, 1993. b.Uji Metil merah. Uji metil merah bertujuan untuk mengetahui apakah
bakteri mampu memfermentasi asam campuran. Beberapa jenis bakteri yang mampu memfermentasi glukosa akan menghasilkan produk yang
bersifat asam yang menyebabkan terjadinya penurunan pH media PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pertumbuhan menjadi lebih rendah. Hasil positif ditunjukkan dengan adanya perubahan warna menjadi merah Lay, 1994.
c. Uji Voges Proskauer. Uji ini berguna untuk mengidentifikasi mikroba
yang mampu memfermentasi 2,3-butanadiol. Apabila mikroba mampu memfermentasikan karbohidrat menjadi 2,3-butanadiol sebagai produk
utama maka akan terjadi penumpukan bahan tersebut dalam media pertumbuhan. Penambahan reagen kalium hidroksida dan alfanaftol dapat
menentukan adanya asetoin yang merupakan suatu senyawa perkusor dalam sintesis 2,3-butanadiol. Setelah penambahan reagen kalium
hidroksida, adanya asetoin akan ditunjukkan oleh perubahan warna menjadi merah pada medium yang akan diperjelas dengan penambahan
alfanaftol Lay, 1994. d.Uji Sitrat. Uji sitrat bertujuan untuk mengetahui kemampuan suatu
mikroorganisme dalam menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. Warna media akan berubah dari hijau menjadi biru
karena asam dihilangkan dan terjadi peningkatan pH, karena mikroorganisme menggunakan sitrat sebagai sumber karbon dan energi.
Perubahan warna media dikarenakan adanya indikator pH brom timol biru pada media Lay, 1994.
G. Landasan Teori