Analisis Hasil Uji angka lempeng total dan identifikasi escherichia coli pada jamu pahitan brotowali yang diproduksi oleh penjual jamu gendong keliling di Wilayah Tonggalan Klaten Tengah.

Biakan pada media TBX hasil dari uji isolasi diambil 1 sengkelit dan diinokulasikan pada media Simmon’s Citrate Agar dan diinkubasi pada suhu 35-37 o C selama 48 jam. Perubahan warna media dari hijau menjadi biru menunjukkan reaksi positif. d. Uji konfirmasi keberadaan E.coli dengan pengecatan gram Sediaan berupa hasil biakan dari uji isolasi pada media TBX yang diambil 1 sengkelit dan digoreskan di atas kaca preparat, kemudian sediaan dikeringkan di udara dan difiksasikan dengan panas. Sediaan diwarnai dengan larutan crystal violet-ammonium oksalat selama 1 menit, selanjutnya sediaan dicuci dengan air dan ditiriskan. Larutan lugol garam iodine dibubuhkan dan didiamkan selama 1 menit. Selanjutnya sediaan dicuci dengan air dan ditiriskan. Warna dihilangkan dengan dicuci menggunakan alkohol 95 selama 30 detik. Sediaan dicuci dengan air dan ditiriskan. Sediaan diserap dengan kertas saring, dikeringkan dan dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop pada perbesaran 1000 kali PPOMN, 2006.

F. Analisis Hasil

1. Uji ALT Cara menyatakan hasil untuk nilai Angka Lempeng Total sesuai dengan ketentuan dari MA PPOMN No.95MIK00 adalah sebagai berikut : a. Cawan petri simplo dan duplo yang dipilih adalah cawan petri dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni antara 25-250 setiap cawan. Semua koloni dalam cawan petri dihitung. Jumlah koloni dihitung rata-rata dan dikalikan dengan faktor pengenceran. Hasilnya dinyatakan sebagai jumlah bakteri per mililiter atau gram. b. Jika salah satu dari dua cawan petri terdapat jumlah koloni lebih kecil dari 25 atau lebih besar dari 250, jumlah koloni dihitung, dirata-rata, dan dikalikan dengan faktor pengenceran. Hasilnya dinyatakan sebagai jumlah bakteri per mililiter atau gram. c. Jika hasil dari dua pengenceran jumlahnya berturut-turut terletak antara 25-250 koloni, jumlah koloni dari masing-masing pengenceran dihitung seperti yang disebut pada butir a dan butir b diatas, dan dihitung rata-rata jumlah koloni dari kedua pengenceran tersebut. Jika jumlah yang tertinggi lebih besar dari dua kali jumlah yang terkecil, nyatakan jumlah yang lebih kecil sebagai jumlah bakteri per mililiter atau gram. d. Jika rata-rata jumlah koloni masing-masing cawan petri tidak terletak antara 25-250 koloni, hitung jumlah koloni seperti pada butir a dan butir b diatas, dan nyatakan sebagai jumlah bakteri perkiraan per mililiter atau gram. e. Jika jumlah koloni dari semua pengenceran lebih dari 250 koloni, maka setiap dua cawan petri dengan pengenceran tertinggi dibagi ke dalam 2, 4, atau 8 sektor. Jumlah koloni dihitung dalam satu bagian atau lebih. Untuk mendapatkan jumlah koloni dalam satu cawan petri, dihitung rata-rata jumlah koloni dan dikalikan dengan faktor pembagi dan pengenceran. Hasil dinyatakan sebagai jumlah bakteri perkiraan per mililiter atau gram. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI f. Jika dalam 18 bagian cawan petri terdapat lebih dari 200 koloni, maka jumlah koloni yang didapat = 8 x 200 1600, dikalikan dengan faktor pengenceran dan hasilnya dinyatakan sebagai jumlah bakteri perkiraan per mililiter atau gram lebih besar dari jumlah yang didapat lebih besar dari 1600 x faktor pengenceran. g. Jika tidak ada koloni yang tumbuh dalam cawan petri, dinyatakan jumlah bakteri perkiraan lebih kecil dari satu dikalikan dengan pengenceran yang terendah 10. h. Menghitung koloni perambat Spreader Ada 3 macam koloni perambatan pada koloni, yaitu : 1 Merupakan rantai yang tidak terpisah-pisah 2 Perambatan yang terjadi diantara dasar cawan petri dan perbenihan 3 Perambatan yang terjadi pada pinggir atau permukaan perbenihan Apabila terjadi hanya 1 satu perambatan seperti rantai maka koloni dianggap 1 satu. Tetapi bila 1 atau lebih rantai terbentuk dan yang berasal dari sumber yang terpisah-pisah, maka setiap sumber dihitung sebagai 1 satu koloni. Bila 2 dan 3 terjadi maka sebaiknya pemeriksaan diulangi karena koloni dalam keadaan semacam ini agak sukar dihitung. i. Menghitung dan membulatkan angka Dalam melaporkan jumlah koloni atau jumlah koloni perkiraan hanya 2 angka penting yang digunakan, yaitu angka yang pertama dan kedua dimulai dari kiri, sedangkan angka ketiga diganti dengan 0, apabila kurang dari 5 dan apabila 5 atau lebih dijadikan 1 yang ditambah pada angka yang kedua. 2. Identifikasi Escherichia coli E.coli merupakan bakteri gram negatif dan berbentuk batang. Identifikasi bakteri dilakukan dengan pengamatan menggunakan mikroskop dengan uji sifat biokimia dan pengecatan gram. E.coli ditunjukkan dengan hasil positif pada pengecatan gram yaitu berwarna merah muda gram negatif dan berbentuk batang serta pada uji fermentasi karbohidrat dan uji IMVIC menunjukkan hasil seperti pada tabel I. Tabel I. Uji fermentasi karbohidrat dan uji IMVIC pada identifikasi E.coli Holt, et al,2000 No Uji Hasil 1 Glukosa + 2 Laktosa + 3 Manitol + 4 Maltosa + 5 Sukrosa + 6 Indol + 7 Metil Merah + 8 Voges-Proskauer - 9 Sitrat - 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kecenderungan masyarakat untuk menggunakan obat dari bahan alam menjadikan obat tradisional sebagai pilihan pendamping atau alternatif dari obat sintetik. Hal tersebut yang menyebabkan masyarakat semakin gemar mengkonsumsi jamu yang merupakan salah satu obat tradisional yang ada di Indonesia. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional menyatakan bahwa persyaratan mutu untuk cairan obat dalam adalah cemaran mikroba seperti ALT tidak boleh lebih dari atau sama dengan 10 4 kolonig dan tidak boleh terdapat bakteri patogen seperti Escherichia coli, Salmonella spp, Shigella spp, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus. Di wilayah Tonggalan Klaten Tenggah terdapat 3 penjual jamu gendong keliling yang sangat ramai dan diminatii masyarakat dari dalam maupun luar kota. Salah satu produk jamu yang paling digemari adalah jamu pahitan brotowali. Jamu pahitan brotowali banyak dikonsumsi masyarakat baik orang dewasa maupun anak- anak, oleh karena itu jamu ini harus memenuhi mutu dan persyaratan yang berlaku supaya aman dikonsumsi oleh masyarakat. Uji yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi Uji Angka Lempeng Total dan Uji Identifikasi bakteri Escherichia coli. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A. Penentuan tempat dan pemilihan sampel

Dokumen yang terkait

Pemeriksaan Cemaran Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus aureus Pada Jamu Gendong Dari Beberapa Penjual Jamu Gendong

4 120 85

Uji angka lempeng total dan identifikasi Bakteri Salmonella spp dalam jamu kunyit asam dari penjual jamu di Desa Ngawen Klaten.

4 19 84

Uji Angka Kapang/Khamir (AKK) dan identifikasi Salmonella spp pada jamu pahitan brotowali yang diproduksi oleh penjual jamu gendong di Kelurahan Tonggalan Klaten Tengah.

2 5 90

Uji angka kapang/khamir (AKK) dan angka lempeng total (ALT) pada jamu gendong temulawak di Pasar Tradisional Klaten.

5 37 99

Uji angka kapang/khamir dan identifikasi escherichia coli dalam jamu kunyit asam dari penjual jamu di Wilayah Ngawen Klaten.

8 62 105

Uji angka lempeng total dan identifikasi escherichia coli dalam jamu gendong beras kencur yang dijual di Pasar Sambilegi Wilayah Maguwoharjo Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta.

2 10 134

Uji Angka Kapang/Khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT), dan identifikasi escherichia coli dalam jamu cekok dari penjual jamu racik ``x`` di Yogyakarta - USD Repository

0 1 113

Uji Angka Kapang/Khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT), dan identifikasi Salmonella pada jamu Uyup-Uyup yang diproduksi oleh penjual jamu racik X di Yogyakarta - USD Repository

0 3 89

Uji Angka Kapang/Khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT), dan identifikasi salmonella pada jamu cekok yang diproduksi penjual jamu racik ``x`` di Yogyakarta - USD Repository

0 1 99

Uji Angka Kapang/Khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT), dan identifikasi escherichia coli dalam jamu uyup-uyup dari penjual jamu racik ``x`` di Yogyakarta - USD Repository

0 0 116