Escherichia coli Uji angka lempeng total dan identifikasi escherichia coli pada jamu pahitan brotowali yang diproduksi oleh penjual jamu gendong keliling di Wilayah Tonggalan Klaten Tengah.

E. Escherichia coli

Bakteri patogen pada saluran cerna merupakan golongan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit infeksi pada saluran cerna manusia. Jenis bakteri yang paling sering menyebabkan penyakit infeksi pada saluran cerna adalah bakteri-bakteri famili Enterobacteriaceae, seperti Escherichia coli, Salmonella, Shigella, dan Yersinia enterocolitica. E.coli merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang pendek kokobasil, mempunyai flagel, berukuran 0,4-0,7 µm x 1,4 µm, dan mempunyai simpai. E.coli dapat tumbuh dengan baik hampir di semua media perbenihan, dapat meragi laktosa, dan bersifat mikroaerofilik Radji, 2011. Eschericia coli merupakan mikroba yang paling umum digunakan sebagai indikator adanya pencemaran feses dalam air, bahan makanan maupun minuman, termasuk jamu. Habitat E.coli yaitu pada saluran pencernaan dan saluran non pencernaan seperti tanah dan air. Mikroba dari jenis tersebut selalu terdapat dalam kotoran manusia. E.coli merupakan mikroba dari kelompok Coliform. Mikroba dari kelompok Coliform secara keseluruhan tidak umum hidup atau terdapat di air, makanan maupun minuman, sehingga keberadaannya dapat dianggap sebagai petunjuk terjadinya pencemaran kotoran dalam arti luas, baik dari kotoran hewan maupun manusia Purnawijayanti, 2001. Berdasarkan sifat virulensi, Escherichia coli dikelompokkan menjadi dua yaitu E.coli yang menyebabkan infeksi intestin dan E.coli yang menyebabkan infeksi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ekstraintestin. Escherichia coli yang dapat menyebabkan infeksi intestin, sebagai berikut: 1. Escherichia coli enteropatogenik EPEC Jenis ini merupakan penyebab utama diare pada bayi. EPEC memiliki fimbria, toksin yang tahan terhadap panas ST dan toksin yang tidak tahan panas LT, serta menggunakan adhesin, yang dikenal dengan intimin, untuk melekat pada sel mukosa usus. Infeksi EPEC mengakibatkan diare berair yang biasanya dapat sembuh sendiri, tetapi ada pula yang menjadi kronis. Lama diare yang disebabkan oleh EPEC dapat diperpendek dengan pemberian antibiotik. 2. Escherichia coli enterotoksigenik ETEC ETEC merupakan bakteri penyebab diare pada anak dan wisatawan yang bepergian ke daerah yang bersanitasi buruk. Oleh karena itu, diare yang disebabkan oleh jenis bakteri ini sering dinamakan diare wisatawan. Faktor kolonisai ETEC yang spesifik untuk manusia adalah fimbrial adhesin. Faktor ini menyebabkan ETEC dapat melekat pada epitel usus halus sehingga biasanya menyebabkan diare tanpa demam. Beberapa galur bakteri ini menghasilkan eksotoksin yang tidak tahan panas LT. Struktur molekul dan fungsi LT mirip dengan protein toksin kolera 86 kDa. Subunit B melekat pada gangliosida GM1 pada brush border sel epitel usus halus dan memudahkan subunit A masuk ke dalam sel sehingga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dapat mengaktifkan adenilat siklase. ETEC juga memproduksi toksin yang tahan terhadap panas ST. Toksin ini tahan dalam air mendidih selama 30 menit. Enterotoksin yang stabil terhadap pemanasan ini merupakan peptida yang memiliki bobot molekul sekitar 4000 dalton. Karena ukurannya yang kecil inilah, toksin ST diperkirakan sulit diinaktifkan oleh pemanasan. Toksin ini dapat menyebabkan konsentrasi guanosin monofosfat siklik dalam sitoplasma hospes meningkat sehingga meningkatkan konsentrasi adenosin monofosfat setempat cAMP. Hal ini menimbulkan hipersekresi air dan klorida secara terus menerus dan lama dan disertai penghambatan resorpsi natrium. Lumen usus teregang oleh cairan dan mengakibatkan hipermotilitas dan diare. 3. Escherichia coli enteroinvasif EIEC Mekanisme patogenik EIEC mirip dengan patogenesis infeksi yang disebabkan oleh Shigella. EIEC masuk dan berkembang dalam epitel sel- sel kolon sehingga menyebabkan kerusakan pada sel kolon. Gejala klinis yang ditimbulkan oleh infeksi EIEC mirip dengan gejala diare yang disebabkan oleh Shigella. Gejala diare biasanya disertai dengan demam. 4. Escherichia coli enterohemoragik EHEC Jenis bakteri ini menghasilkan suatu toksin yang dikenal dengan verotoksin. Nama verotoksin sesuai dengan efek sitotoksik toksin ini pada sel vero, yaitu sel ginjal yang diperoleh dari ginjal monyet Afrika. EHEC dapat menyebabkan kolitis berdarah diare berat disertai pendarahan dan sindrom uremik hemolitik gagal ginjal akut yang disertai anemia hemolitik mikroangiopatik dan trombositopenia. 5. Escherichia coli enteroagregatif EAEC Bakteri ini menimbulkan diare akut dan kronis dan merupakan penyebab utama diare pada masyarakat di negara berrkembang. EAEC melekat pada sel manusia dengan pola khas dan menyebabkan diare yang tidak berdarah, tidak menginvasi, dan tidak menyebabkan inflamasi pada mukosa intestin. EAEC diperkirakan memproduksi EAST Entero Aggregative ST Toxin, yang merupakan enterotoksin yang tidak tahan panas. Disamping itu, EAEC juga memproduksi hemolisin yang diperkirakan mirip dengan hemolisin yang diproduksi oleh galur E.coli yang dapat menyebabkan infeksi saluran kemih. Escherichia coli yang menyebabkan infeksi ekstraintestinal, sebagai berikut : 1. Escherichia coli uropatogenik UPEC UPEC menyebabkan kira-kira 90 infeksi saluran kandung kemih mulai dari sistitis sampai pielonefritis. Bakteri yang berkolonisasi berasal dari tinja atau daerah perineum saluran urine yang masuk ke dalam kandung kemih. Protein penting adhesin yang dikaitkan dengan patogenisitas UPEC adalah P-fimbria atau PAP pili yang menyebabkan pielonefritis. P-fimbria dapat berikatan dengan antigen P yang terdapat pada sel darah merah yang mengandung residu D-galaktosa-D-galaktosa. Fimbria ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak hanya dapat berikatan dengan sel darah merah, tetapi juga berikatan dengan senyawa galaktosa yang terdapat pada permukaan sel-sel epitel saluran kemih. Bakteri ini juga menghasilkan hemolisin yang bersifat sitotoksik terhadap membran sel hospes. Aktivitas hemolisin tidak hanya terbatas pada kemampuan melisis sel darah merah, tetapi α-hemolisin E.coli dapat melisis limfosit, sedangkan β-hemolisin dapat menghambat aktivitas fagositosis dan kemotaksis neutrofil. 2. Escherichia coli meningitis neonatus NMEC NMEC dapat menyebabkan meningitis pada bayi baru lahir. Galur bakteri ini dapat menginfeksi 1 dalam 2000-4000 bayi. Perjalanan infeksi biasanya terjadi setelah E.coli masuk ke dalam pembuluh darah melalui nasofaring atau saluran gastrointestinal dan kemudian masuk ke dalam sel-sel otak. Antigen kapsul KI dianggap sebagai faktor virulensi utama yang menyebabkan meningitis pada bayi. Antigen KI dapat menghambat fagositosis, reaksi komplemen, dan respons reaksi imunitas hospes Radji, 2011.

F. Identifikasi Escherichia coli

Dokumen yang terkait

Pemeriksaan Cemaran Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus aureus Pada Jamu Gendong Dari Beberapa Penjual Jamu Gendong

4 120 85

Uji angka lempeng total dan identifikasi Bakteri Salmonella spp dalam jamu kunyit asam dari penjual jamu di Desa Ngawen Klaten.

4 19 84

Uji Angka Kapang/Khamir (AKK) dan identifikasi Salmonella spp pada jamu pahitan brotowali yang diproduksi oleh penjual jamu gendong di Kelurahan Tonggalan Klaten Tengah.

2 5 90

Uji angka kapang/khamir (AKK) dan angka lempeng total (ALT) pada jamu gendong temulawak di Pasar Tradisional Klaten.

5 37 99

Uji angka kapang/khamir dan identifikasi escherichia coli dalam jamu kunyit asam dari penjual jamu di Wilayah Ngawen Klaten.

8 62 105

Uji angka lempeng total dan identifikasi escherichia coli dalam jamu gendong beras kencur yang dijual di Pasar Sambilegi Wilayah Maguwoharjo Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta.

2 10 134

Uji Angka Kapang/Khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT), dan identifikasi escherichia coli dalam jamu cekok dari penjual jamu racik ``x`` di Yogyakarta - USD Repository

0 1 113

Uji Angka Kapang/Khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT), dan identifikasi Salmonella pada jamu Uyup-Uyup yang diproduksi oleh penjual jamu racik X di Yogyakarta - USD Repository

0 3 89

Uji Angka Kapang/Khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT), dan identifikasi salmonella pada jamu cekok yang diproduksi penjual jamu racik ``x`` di Yogyakarta - USD Repository

0 1 99

Uji Angka Kapang/Khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT), dan identifikasi escherichia coli dalam jamu uyup-uyup dari penjual jamu racik ``x`` di Yogyakarta - USD Repository

0 0 116