Ali al-Masudi 896 M - 956 M, mempelajari faktor-faktor internal dan

13. Al-Idrisi 1100 M, membuat peta dunia, menulis kitab Nazhah Al-

Muslak fi Ikhtira Al-Falak Tempat Orang yang Rindu Menembus Cakrawala.. Kitab ini. diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, menjadi Geographia Nubiensis.

14. Dan lain-lain.

Ilmu agama yang dimaksud disini adalah ilmu-ilmu yang muncul ditengah-tengah suasana hidup keislaman berkaitan dengan agama dan bahasa Al-Qur’an. Ilmu agama telah berkembang sejak masa Dinasti Umayyah. Namun, pada masa Dinasti Abbasiyah mengalami perkembangan dan kemajuan yang luar biasa. Masa ini melahirkan ulama-ulama besar dan karya- karya yang agung dalam berbagai bidang ilmu agama. Diantara ilmu pengetahuan di bidang agama yang berkembang dan sangat maju adalah ilmu- ilmu sebagai berikut: Hadist merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an. Hadis yang merupakan tradisi lisan sejak masa Rasulullah, sahabat hingga tabi’in telah mengalami banyak permasalahan. Diantaranya adalah pemisahan antara Hadist dengan qaul sahabat, klasifikasi Hadist, dan pemalsuan Hadist. Untuk mengatasi hal tersebut, para ulama melakukan penelusuran dan pengklasifikasian Hadits-hadist Rasul tersebut. Dalam sejarah perkembangan ilmu Hadist, kodifikasi dan klasifikasi terhadap Hadist sudah dimulai pada masa Dinasti Bani Umayah, di bawah kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz. Selanjutnya pada masa Dinasti Abbasiyah dilakukan kodifikasi Hadist-hadist didasarkan pada metode kritik matan dan kritik sanad. Untuk menentukan keabsahan dan keotentikan suatu Hadist para ulama meneliti dan mengkaji dengan sungguh-sungguh hadist dari segi sanad, rawi, dan matan sifat dan bentuk hadist. Para ulama Hadist kemudian menghimpun Hadist-hadist rasul ke dalam berbagai kitab, berupa Sahih, Sunan dan Musnad. Usaha ini diawali oleh Ishak bin Rawaih guru Imam Bukhari, yang meminta murid-muridnya untuk menulis kitab yang menghimpun hadis- hadis shahih . Imam Bukhari dan Muslim kemudian menulis kitab Sahih Bukhari dan Sahih Muslim. Berikutnya Abu Dawud, Tirmizi, Nasai dan Ibnu Majah yang menyusun kitab Sunan. Dari dua kitab Sahih dan empat Sunan, disebut dengan Kutubus-sittah Enam Kitab Induk Hadis. Adapun kitab musnad disusun oleh Ahmad bin Hanbal, Musa Al-Abasi, Musaddad al-Basri Asad bin Musa dan Nuaim bin Hamad al-khazai. Di antara kitab-kitab Hadist yang berkembang, kutubusittah merupakan salah satu di antara kitab hadis yang paling populer dan mendapat perhatian luas dari masyarakat. Di antara ulama bahkan mengatakan tidak ada kitab yang paling sahih setelah Al-Qur’an selain kitab Shahih Al-Bukhari. Anggapan ulama bahwa kitab Shahih Imam al-Bukhari ini memiliki akurasi yang tinggi, bukan tanpa alasan. Tetapi, memang dipahami dari metode Imam al-Bukhari 98

D. Kemajuan Bidang Ilmu-ilmu Agama

1. Ilmu Hadits