Ilmu Hadits Kemajuan Bidang Ilmu-ilmu Agama
sendiri di dalam menyeleksi Hadist-hadist yang dimasukan ke dalam kitab Shahih-nya. Dengan demikian pada masa kejayaan Dinasti Abbasiyah
meninggalkan khazanah yang yang tak ternilai harganya yakni, para ahli Hadist yang termashur.
a
Imam Bukhari, karyanya adalah kitab Jami’ Sahih Al-Bukhari. b
Imam Muslim, kitab karangannya Sahih Muslim. c
Ibnu Majah, karyanya Sunan Ibnu Majah. d
Abu Dawud, karyanya Sunan Abu Dawud. e
Imam Tirmizi, karyanya Sunan At-Tirmizi. f Imam Nasa’i, karyanya Sunan An-Nasa’i
Pada masa Abbasiyah ilmu tafsir mengalami perkembangan yang sangat pesat dengan dilakukannya penafsiran secara sistematis, mandiri dan
komprehensif, terpisah dari hadist. Pada masa ini terdapat dua cara yang ditempuh oleh para mufassir dalam melakukan penafsira ayat-ayat al-Qur’an.
Pertama, metode Tafsir bil Ma’tsur, yaitu metode penafsiran oleh sekelompok mufassir dengan cara memberi penafsiran al-Qur’an dengan hadits dan
penjelasan para sahabat. Tokoh-tokohnya adalah Al-Subhi w.127 H, Muqatil Bin Sulaiman w.150 H, Muhammad Bin Ishaq, dan yang cukup termasyhur
adalah At-Tabari. Nama lengkap Abu Jafar Muhammad At-Tabari. At-Tabari menyusun kitab tafsir berjudul Jami Al-Bayan fi Tafsir Al-Quran Himpunan
Penjelasan dalam Al-Quran yang corak penafsiran adalah tafsir bil matsur penafsiran dengan menyandarkan pada ayat Al-Quran, hadis dan ijtihad
sahabat.
Kedua, Tafsir bi Al-Ro’yi, yaitu penafsiran berdasarkan ijtihad. akal lebih
banyak dari pada Hadist. Tokohnya-tokohnya adalah Abu Bakar Al-Asham w 240 H dan Abu Muslim Al-Asfahani w. 322 H. Corak penafsiran bil Ar-
Ra’yi ini kemudian melahirkan kelompok-kelompok yang tidak terikat oleh Hadist maupun perkataan sahabat, dan mendapatkan perkembangan ilmu baru
yang disebut Ilmu Kalam. Menurut A. Hasymy, lahirnya ilmu kalam karena dua faktor yaitu:
1. Untuk membela Islam dengan bersenjatakan filsafat 2. Karena semua masalah termasuk masalah agama, telah berkisar dari pola
rasa kepada pola akal dan ilmu.
Dalam sejarah perkembangan Ilmu fikih, pada masa Dinasti Abbasiyah mengalami perkembangan
gemilang. Dipandang sebagai
periode kesempurnaan, yakni periode munculnya imam-imam mujtahid besar. Pada
masa ini juga disebut sebagai periode pembinaan dan pembukuan hukum Islam. Penulisan dan pembukuan hukum Islam dilakukan secara intensif, baik
berupa penulisan Hadist-hadist nabi, fatwa-fatwa para sahabat dan tabi’in, tafsir Al-Qur’an, kumpulan pendapat-pendapat imam-imam fiqih, dan
penyusunan ilmu ushul fiqh.
99